Ristretto (01)

2.6K 182 10
                                    

"Al.." Darren memejamkan matanya mendengar suara teriakan sang ibunda.

"Alen buka atau Mommy dobrak ini pintunya," teriak Naka lagi membuat Darren mendengus.

"Mommy gak akan kuat," balas Darren tak kalah lantang.

Sementara Naka yang berdiri di luar pintu kamar sang putra membulatkan matanya tak percaya mendengar sahutan dari putra pertamanya. Sampai saat ini, Naka selalu penasaran mengapa Darren selalu melarang semua orang masuk ke dalam kamarnya. Jika hal ini berlaku sejak ia berusia 8 tahun sedangkan saat ini ia berusia 23 tahun, artinya Darren sudah 15 tahun menutup rapat kamarnya dari seluruh orang yang tinggal di rumah itu.

Anak itu bahkan sudah mengganti lock system kamarnya dari yang semula memakai kunci biasa menjadi fingerprint system dengan beberapa lapis pengamanan lanjutan sejak Darren berusia 10 tahun. Hal ini tentu saja membuat Naka dan Gandha cemas, sebagai orang tua— mereka takut putranya terpengaruh oleh hal-hal negatif yang saat ini sangat mudah di akses dalam internet.

"Alen gak sembunyiin yang plus-plus dari kita kan?" Naka hanya bisa geleng-geleng saat mengingat perkataan polos suaminya itu. Namun nyatanya sampai di usia yang sudah cukup dewasa ini, Darren tak pernah sekalipun menunjukkan ketertarikan pada lawan jenis. Hal justru membuat Naka dan Gandha kembali bingung.

"Kamu kenapa sih teriak-teriak terus tiap pagi?" Tanya Gandha yang sudah berdiri di belakang istrinya dengan pakaian yang sudah rapi.

Naka berbalik lalu menatap suaminya nyalang, "kasih tau tuh anak kamu kamar jangan di kunci-kunci mulu. Ntar giliran kesiangan ngomel-ngomel."

Gandha hanya menggelengkan kepalanya. Kejadian seperti ini merupakan pemandangan wajib setiap hari di rumahnya, kecuali— jika Darren sedang pergi keluar kota atau keluar negeri. Tentu saja rumah mereka akan damai di pagi hari.

"Biarin udah, nanti juga turun. Ayo kamu siapin Mas makan," Naka hanya mengangguk patuh sembari mengikuti Gandha yang sudah melangkah terlebih dahulu di depannya.

- ☕️ -

"Morning Mom.. Dad," sapa gadis berusia 20 tahun itu sembari mengecup pipi kedua orang tuanya.

"Morning sugar," balas Gandha.

"Mommy masak apa?" Tanya nya saat melihat Naka tengah menyajikan makanan untuk Gandha.

Naka menoleh menatap gadis itu sejenak, "nasi goreng. Tapi Mommy udah siapin vegetables salad sama lemon water buat kamu."

Gadis itu tersenyum lebar sembari mengulurkan piring yang berada di depannya, "you're the best Mom."

Naka terkekeh sembari memberikan sarapan khusus bagi putrinya itu, Alicia. Gadis yang sudah menjadi putrinya sejak 13 tahun lalu.

"Eh.. rumput lagi?" Semua orang mengalihkan pandangannya pada Darren yang entah sejak kapan sudah berdiri dibalik meja makan bersiap untuk menikmati sarapannya.

Alicia menggembungkan pipinya kesal. Lihat saja sebentar lagi pasti— "Alen gak tau kalo Alen punya adik sapi."

Tuh kan, belum juga Alicia selesai membatin, Darren sudah mengucapkan kata-kata keramat yang selalu diucapkannya setiap hari. Darren selalu beralasan jika Alicia tak ubahnya seekor Sapi karena setiap hari nyaris hanya memakan sayuran dan buah. Hal ini tentu saja disebabkan karena Alicia yang berprofesi sebagai salah satu model kenamaan Indonesia saat ini.

"Tuh kan, Kak Alen ih," rengek Alicia mengerucutkan bibirnya.

Darren tertawa melihatnya. Menjahili Alicia adalah hal paling menyenangkan dalam hidupnya. "Manyun ae kamu kaya bebek."

Alicia lagi-lagi mendelik merengek pada sang Ayah, "Dad.."

Gandha tak menjawab, ia hanya bisa geleng-geleng melihat kelakuan ajaib anggota keluarganya.

"Udah, Al jangan gangguin Alice nya. Cepet makan, kalian kan harus kerja," sahut Naka menengahi kedua kakak-adik itu sebelum suara pekikan Alicia menggema di seluruh kediaman mereka seperti biasanya.

"Al libur," sahut Darren santai sembari mulai menyendokkan nasi goreng buatan ibu nya ke dalam mulutnya.

"Alice juga," sahut Alicia yang sudah anteng dengan ponsel di salah satu tangannya.

"Alice, taruh ponsel kamu," tegur Gandha. Pria itu memang tak pernah suka melihat anggota keluarganya memainkan ponsel diatas meja makan. Baginya saat sudah di meja makan artinya adalah family time sebelum dan sesudah beraktivitas seharian.

Alice menyengir sembari meletakkan ponselnya diatas meja. "Sorry Dad, tadi Alice cuma bales pesan dari Ale aja kok."

"Ale kenapa emangnya?" Tanya Naka yang sudah duduk di seberang Darren.

"Gapapa Mom, dia cuma bilang kalo minggu depan mau pulang makanya dia minta kita semua buat ngosongin jadwal." Jawab Alicia.

"Tumben? Inikan belum liburan, biasanya betah banget dia disana. Sampe lupa sama asalnya," sahut Darren.

Alicia mengangguk, "Bang Sean mau ke Indonesia selama seminggu, ada kerjaan katanya."

Darren berdecak, "pantes. Bilangin dong sama dia jangan suka ngintil mulu sama Abang. Heran kemana-mana berdua mulu."

Gandha terkekeh mendengarnya, "makanya Kak nyari pacar sana. Kamu udah dewasa juga, satu atau dua tahun lagi udah pantes nikah tapi masih aja sendiri. Gak takut lumutan kamu."

Darren mendelik mendengar pernyataan Ayahnya yang pedas itu. Bahkan Naka dan Alicia sudah tertawa di tempatnya. "Daddy!"

Gandha mengendikkan bahunya acuh, "ya habis selama ini Daddy gak pernah lihat kamu bawa cewek pulang. Jangankan bawa pulang, ngomong atau cerita lagi naksir cewek aja enggak. Gimana gak gemes Daddy liatnya."

Naka dan Alicia mengangguk bersamaan. Memang apa yang Gandha katakan benar. Selama 23 tahun umurnya ini Darren belum pernah sekalipun membahas atau membawa wanita pulang ke rumah mereka. Entah apa alasannya, yang jelas hal itu terasa cukup janggal melihat tampang dan kemapanan pria itu.

"Kakak normal kan?" Darren mendelik mendengar pertanyaan Alicia yang nampak bergidik geli disampingnya.

"Alice your mouth!" Ucap Alen tajam membuat Alicia menyengir.

"Ck, Alen tuh normal. Masih sehat dan naksir cewek juga. Cuma emang Alen belum niat buat jalin hubungan." Lanjut Alen dengan kesal.

"Masa? Kenapa Mommy gak tau?" Kali ini Naka yang memilih angkat bicara.

Darren kembali berdecak, "Alen punya cewek yang Alen cinta tapi Alen gak bisa bilang ke kalian. Yang jelas Alen sehat dan normal gak kaya yang kalian semua kira."

Karena cewek yang Alen cinta itu adik Alen sendiri, batin Darren melanjutkan sarapannya.

• ☕️ •

RISTRETTOOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz