Ristretto (07)

1.4K 99 5
                                    

"Eung.. Alice?" Gumam Darren saat mendapati gadis yang sangat dikenalnya duduk di sofa bed berwarna biru miliknya.

"Oh, kau sudah keluar kamar? Ku pikir masih lama," ucap wanita yang duduk di hadapan Alicia membuat Darren kembali menormalkan ekspresinya dan memasang senyum terbaiknya pada wanita itu lantas mengangguk singkat.

Nampak wanita itu bangkit dari posisinya dan menghampiri Darren yang beranjak mendekati kedua wanita yang nampak sama-sama tengah memperhatikannya.

"Duduklah, ku rasa ada sesuatu yang penting." Lagi-lagi Darren mengangguk singkat namun kali ini dibarengi dengan tangannya yang bertengger di pipi lembut wanita dihadapannya.

"Kamu mau kemana?" Tanya Darren tanpa mengalihkan pandangannya dari wanita yang tersenyum manis di hadapannya.

"Mau aku buatin minum dulu sebelum aku pulang?" Tawar wanita itu dengan lembut tanpa menghilangkan senyum di wajahnya.

Darren terkekeh sejenak sebelum mengangguk kembali, "i'll pay it babe?"

Wanita itu ikut terkekeh lalu mencium bibir Darren sejenak sebelum akhirnya beranjak setelah membisikkan sesuatu ke telinga Darren yang membuat pria itu gemas. "Sure Sayang."

Darren bahkan masih sempat memperhatikan wanita itu berjalan ke arah pantry untuk menyiapkan minum seperti perkataannya tadi. Sampai akhirnya saat wanita itu hilang dari hadapannya, Darren menghembuskan nafas beratnya dan menoleh menatap Alicia yang—— entah sejak kapan menatapnya sedemikian intens dengan tatapan yang tak bisa Darren jelaskan. Darren melangkahkan kakinya ke tempat dimana wanita tadi duduk dan menggantikan posisinya tepat di hadapan Alicia.

Suasana hening dan canggung tiba-tiba menyergap mereka berdua. Baik Alicia maupun Darren sama-sama memilih bungkam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Alicia yang masih sibuk mencerna semua yang dilihatnya tadi, sedangkan Darren yang tak mengerti harus berbuat apa pada gadis yang memporakporandakan hatinya sedemikian rupa.

Keduanya masih tetap bertahan pada keadaan itu dan sibuk saling memandang tanpa bisa diartikan satu sama lain beberapa saat sampai suara lembut seorang wanita menarik kesadaran Darren dan Alicia. "Eh sepi banget."

Darren tersenyum tipis saat melihat wanita itu datang dengan membawa nampan berisi dua gelas orange juice dan meletakkannya diatas meja.

"Thank you babe." Ucap Darren dengan senyum khasnya membuat wanita itu mengangguk dari posisinya.

"Kalo gitu aku pulang yaa," ujarnya yang sudah menyelempangkan sling bag berwarna hitam di bahunya.

"Kamu pulang sekarang?" Tanya Darren yang diangguki oleh wanita itu.

"Besok aku kesini lagi," jawabnya.

"Udah ah jangan berisik, aku pulang dulu Sayang. Kalo ada apa-apa jangan lupa kabarin aku, makasih yang tadi." Sambungnya saat melihat Darren akan membuka mulutnya memprotes. Wanita itu berlalu setelah kembali memberikan kecupan—— yang kali ini cukup lama di bibir Darren dan mengangguk singkat pada Alicia saat akan melangkah keluar apartemen milik Darren.

"Di––— Dia siapa?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja saat Alicia mendapati Darren belum juga mengalihkan tatapannya dari pintu apartemen meskipun pintu itu sudah tertutup sejak 15 menit yang lalu.

Darren yang semula masih memandangi pintu apartemen cukup tergagap mendengar suara Alicia sebelum ia berhasil mengatur kembali mimiknya dan bersikap sebagaimana biasanya. "Dia?" Tanya balik Darren yang diangguki Alicia.

"Temen Kakak," sahutnya acuh sembari menegak minum yang tadi sempat dibuatkan wanita itu.

"Alice gak tau Kakak punya temen cewek," ucap Alicia sarkastik yang disambung dengan tawa sumbang Darren.

RISTRETTOWhere stories live. Discover now