Ristretto (47)

1.7K 147 36
                                    

"Bagaimana keadaan Ayah mu?"

Darren mendongak mendengar suara lembut Naka yang menanyakan suaminya.

"Nanti kita kesana, Al tidak bisa menjelaskan."

"Apa parah?" Kali ini Vanila membuka suara.

Darren menggeleng. "Tidak."

"Lalu?"

"Sudahlah, kita pergi saja nanti. Aku tidak bisa menjelaskan," sahut Darren menutup pertanyaan yang akan terus bergulir di pagi ini.

Vanila mencebik kesal, namun Naka memilih bungkam melanjutkan sarapannya. Berbeda dengan Darren, yang sudah nampak fokus menatap istrinya. Alicia tak berucap sepatah kata pun, ia bahkan hanya menunduk dan makan tanpa suara sedari tadi.

Darren menghembuskan nafasnya kesal, ia tau istrinya itu tengah kesal. Alicia pasti masih tersinggung mengenai ucapannya semalam, wanita itu salah menerima maksud ucapannya. Tapi Demi Tuhan, tak ada sedikitpun maksud Darren menyinggung apalagi sampai menyakiti hati istrinya.

"Sayang," panggil Darren saat melihat Naka dan Vanila sudah beranjak meninggalkan meja makan.

Alicia tak bergeming, ia tetap acuh membereskan piring kotor diatas meja makan.

"Lice," kali ini Darren memutuskan untuk menahan pergelangan tangan istrinya.

"Aku mau ngomong sama kamu, tolong lihat kesini." Namun sayangnya, Alicia bergeming membuat Darren berdecak frustasi.

"Jangan buat semuanya semakin runyam, kamu tau keluarga kita sedang tidak baik-baik saja kan?"

Alicia menoleh cepat mendengar penuturan Darren, "aku? Aku buat semua makin runyam? Oh oke.. maaf."

Darren kembali bungkam membiarkan Alicia berlalu. Oh Tuhan.. kenapa semuanya menjadi rumit.

- ☕️ -

"Kau yakin tak ingin pergi dengan kami?" Tanya Naka untuk kesekian kalinya yang diberi anggukan oleh Alicia.

"Kamu gak mau liat kondisi Daddy?" Alicia tersenyum samar mendengar pertanyaan Vanila.

"Maafkan aku Mom, Le.. tapi rasanya badan ku masih lemas saat ini. Jadi boleh jika aku beristirahat sejenak? Besok aku akan menengok Daddy jika aku sudah merasa lebih baik."

Naka tersenyum lembut dan mengangguk, "beristirahatlah. Seharusnya ibu hamil yang baru kembali dari rumah sakit seperti mu benar-benar membutuhkan istirahat yang cukup."

Alicia tersenyum tipis sebagai jawaban.

"Ya sudah, kami pergi dulu. Jaga dirimu baik-baik Kak, segera hubungi kami jika terjadi sesuatu." Lagi-lagi Alicia hanya mengangguk patuh mendengar penuturan Aleira, ia hanya melambaikan tangan saat ibu dan adiknya itu berlalu meninggalkannya seorang diri di apartemen.

"Kau yakin tidak ikut? Maafkan aku Lice, tapi ku rasa kau salah faham. Sayang, ak—"

"Pergilah, semua menunggu mu diluar." Sahut Alicia tanpa memandang Darren yang sudah berdiri di hadapannya.

Darren menghembuskan nafas beratnya, ia mendongak dan memutuskan untuk mengecup kening istrinya lama. "I Love You. Hubungi aku secepat yang kau bisa jika membutuhkan sesuatu."

Alicia bergeming, ia tetap bungkam sampai suara pintu apartemen miliknya tertutup berhasil menyentak kesadarannya.

Ia tidak egois kan?

- ☕️ -

Perasaan gelisah terus berpayung di dalam hati Darren sejak kemarin, ia tak mengetahui apapun mengenai apa yang ingin Sean buktikan dan perlihatkan padanya hari ini.

RISTRETTOWhere stories live. Discover now