Ristretto (08)

1.2K 123 9
                                    

Siang ini Darren hanya bisa mendengus saat pagi tadi mendengar ponselnya berdering tanpa henti mengakibatkan tidur ayamnya terganggu. Pria itu bahkan mungkin belum benar-benar masuk ke alam mimpinya sampai suara ponsel yang terus berdering merusak rencananya untuk terlelap. Dengan berdecak sebal dan mata enggan terbuka, Darren meraih ponsel yang tergeletak begitu saja di sisi ranjang sampingnya dan membuka matanya lebar saat mendapati nama ibunya lah yang terpampang disana.

Jadilah, saat ini ia harus menelan segala kekesalannya untuk membuang waktu makan siangnya dengan datang ke salah satu restoran terkenal di bilangan Kemang, tempat keluarganya memiliki janji dengan salah seorang kolega Ayahnya. Darren berdecak, lagian ada-ada saja. Saat orang lain umumnya mengadakan jamuan makan malam, ini kedua orang tuanya justru mengadakan jamuan makan siang. Aneh sekali.

Meski begitu, sebagai anak yang patuh Darren tetap rela menghabiskan waktunya sia-sia terjebak di padatnya arus kendaraan yang berlalu lalang. Sebenarnya ia tak mengerti, alasan apa yang membuat Naka— Mommy nya berteriak heboh pagi tadi membangunkannya dan memaksanya datang di tengah terik akhir minggu ini.

"Astaga Al kamu belum bangun?" Pekikan khas seorang Nantika Senja Pradipta menyapu gendang telinga Darren yang belum sepenuhnya bangun, membuat pria itu harus menjauhkan ponsel keluaran terbaru itu dari telinganya dan mengernyit saat menyadari telinganya yang berdengung.

Darren berdecak sebelum akhirnya menekan loudspeaker sebagai pilihan untuk menghindari pekikan khas ibunya yang cukup membuat telinga berdengung dan juga–– dirinya masih belum ingin membuka mata. Setidaknya jika ia memilih meloudspeakee ponselnya ia masih tetap bisa memejamkan mata mendengar ibunya berbicara dengan ponsel tergeletak disampingnya.

"Al kamu denger Mommy gak sih?" Pekik Naka sekali lagi yang dibalas Darren dengan gumaman malas.

"Pokoknya Mommy gak mau tau kamu harus bangun sekarang. Astaga Al.. ini tuh udah jam sepuluh. Kamu lupa kita ada janji makan siang sama koleganya Daddy nanti?" Kali Darren membuka matanya. Ah iya, dia lupa satu itu.

"Al bangun Mom. Love you," ucapnya lalu mematikan panggilan itu begitu saja.

Darren mendesah lega setelah berhasil keluar mobil dan memarkirkan mobilnya di salah satu restoran langganan keluarganya. Yang sayangnya, Darren harus bersiap menebalkan telinga saat menyadari bahwa dirinya sudah terlambat 30 menit lamanya.

"Selamat siang semuanya," sapa Darren ramah pada salah satu meja restoran dimana sejak menginjakkan dirinya ke dalam restoran ini Darren sudah melihat sosok ayahnya yang tengah duduk dengan tenangnya sembari sesekali tersenyum tipis

Naka hanya bisa mendelik melihat putra pertamanya yang sudah berdiri di hadapannya. "Maafkan saya terlambat," sambung Darren saat menyadari tatapan tajam ibunya.

Gandha tersenyum lalu mengangguk, "tidak apa. Kami juga baru akan memulai. Duduklah," ucapnya membuat Darren mengangguk lalu melangkahkan kakinya untuk duduk tepat di samping Alicia yang belum mengeluarkan suara bahkan nampak menekuk wajahnya meski tak begitu kentara.

Baru saja Darren hendak menyapa tamu ayahnya, namun ia justru dibuat membelalak saat menyadari siapa tamu yang dimaksud oleh keluarganya sejak seminggu lalu. "Hai," sapa seseorang yang diyakini Darren adalah putri dari kolega bisnis ayahnya. Membuat Darren hanya bisa tersenyum kaku.

"Kalian saling mengenal?" Tanya Gandha kembali membuat Darren mengangguk perlahan.

"Kami sudah lama mengenal Om," sahut gadis yang sempat menyapa Darren dengan senyum manisnya itu.

"Oh ya? Bagus sekali. Jadi perjodohan ini pasti akan berjalan lancar." Gandha tersenyum tipis setelahnya.

"Apa?" Pekik Darren yang berhasil membuat dirinya mendapatkan delikan tajam dari Naka.

Gandha mengangguk, "Daddy dan Om Panca ingin menjodohkan kamu dengan Carissa."

Darren mendelik tanpa sadar mendengarnya. Hatinya bahkan mencelos begitu saja. Dirinya akan dijodohkan dengan Carissa? Gadis itu bahkan semalam masih sempat datang ke apartemennya dan menangis kencang dalam pelukannya. Bahkan masih sempat mengamuk lantaran melihat Gavin—— mantan kekasihnya berciuman dengan wanita lain di salah satu pub. Lantas, saat ini dirinya mendapatkan fakta bahwa ia dan Carissa akan dijodohkan? Oh tidak.

"Daddy mau menjodohkan Al? Daddy bercanda." Protes Darren yang sudah memiringkan tubuhnya menatap Gandha yang duduk di samping Naka.

"Apanya yang bercanda, Daddy serius. Lagian kamu gak punya pacar kan?"

"Gak punya pacar bukan berarti Daddy bisa menjodohkan Al sembarangan. Al kan udah bilang, Al cinta sama orang dan udah belasan tahun lamanya. Daddy gak bisa seenaknya." Sahut Darren dengan tangan yang sudah mengepal kuat dibawah meja.

"Kamu bahkan gak pernah membawa wanita itu ke hadapan kami? Jadi untuk apa?" Balas Gandha yang sudah menatap tajam Darren.

Darren menggeleng, "tanpa Al bawa pun gadis itu selalu ada di depan kalian."

Mendengar hal tersebut, Alicia secara spontan meraih tangan Darren yang terkepal dan meremas pergelangan tangannya pelan sembari menatap pria itu. Darren bisa melihat gadisnya yang menggeleng perlahan tanpa ketara oleh orang lain dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Bukannya kalian sudah saling mengenal, jadi ini tidak akan sulit." Balas Gandha tak ingin kalah membuat Darren kembali mengalihkan tatapannya.

"Ya tapi gak Carissa. Emangnya Daddy tau Carissa mau atau gak? Selama ini kita cuma bersahabat." Ucap Darren melonggarkan dasinya kasar.

"Bagus kalo ternyata kalian selama ini bersahabat, karena Carissa pun tidak menolak." Darren merasakan pukulan palu besar di kepalanya mendengar ucapan Gandha.

Kali ini ia menatap Carissa yang duduk di hadapannya dengan tajam, "apa maksudnya? Sa, you said––"

"Om Arga benar Sayang, kita sudah lama mengenal. Kita juga bersahabat, rasanya tidak akan terlalu sulit merubah semua itu menjadi hubungan yang lebih." Sahut Carissa memotong ucapan Darren.

"Are you kidding me? I'll remind you Babe. Semalem kamu masih nangis di apartemen mu karena Gavin, trus sekarang.. kamu gila?" Balas Darren yang mendapat gelengan dari Carissa.

"Cause I know.. it is you Ren, so I'll take it. Karena aku tau kamu gak akan melakukan hal yang sama seperti Gavin, Sayang." Ucap Carissa yang meski lembut Darren bisa menyadari adanya penekanan disetiap katanya.

Ini gila. Dirinya tak pernah menginginkan ini. Alicia, Darren menoleh tepat ke sampingnya dengan cepat saat menyadari gadis pemilik nama itu duduk di sampingnya. Bahkan saat ini gadis itu tengah menatapnya, sama seperti lainnya yang memperhatikan dirinya berdebat dengan Carissa serta Ayahnya sedari tadi.

Darren mengingat kembali kejadian lusa kemarin, dimana Alicia dengan murkanya mengusir dirinya dari kehidupan gadis itu. Rasa sakitnya bahkan masih terasa hingga kini. Sebenarnya ini bisa menjadi jalan bagi Darren terlepas dari Alicia, tapi.. untuk menerima perjodohan ini juga bukan suatu pilihan yang tepat.

Ya Tuhan. Apa yang harus aku lakukan, batinnya.

• ☕️ •

RISTRETTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang