Ristretto (11)

1.2K 99 6
                                    

"Tunggu, Kakak jangan becanda ini gak lucu." Sahut Vanila yang sudah sadarkan diri lebih cepat dari sang kekasih, Sean.

"Yang bilang Kakak becanda siapa Le, Kakak serius." Sahut Darren frustasi. Ya Tuhan, kenapa semua orang yang mengetahui fakta mengenai perasaannya akan senang mengatakan dirinya atau bahkan becanda. Sungguh, sedikit pun tak pernah terbesit di benak Darren mengenai dua hal itu. Perasaannya pada Alicia adalah sebuah ketulusan, dan ia siap bersumpah untuk itu.
Bahkan kedatangannya jauh-jauh ke Belanda menjadi tak ada artinya saat Aleira, adik kandungnya pun menganggap sama perasaannya pada Alicia adalah sebuah lelucon.

"Kak Al gak lucu, Alice itu adik Kakak." Sahut Vanila sewot.

"Ya terus dimana salahnya? Dia adik angkat Kakak bukan adik kandung Kakak. Ini semua tidak menyalahi aturan agama Le. Alice juga bukan adik sepersusuan Kakak. Dimana letak salahnya?" Sahut Darren membuat Vanila memijit pangkal hidungnya pelan. Kepalanya terasa berat mendengar pengakuan dari sang Kakak.

"Jelasin semuanya ke sekarang." Kali ini Sean yang membuka suara dan menatap Darren tajam membuat pria itu mendesah lelah.

"Who is she?" Tanya Darren kecil saat menyadari kehadiran gadis mungil dalam gendongan ibunya.

"Ah Al, dia Aleira adik mu," ucap Naka sembari menundukkan tubuhnya menurunkan Alicia dari gendongannya. Gadis kecil itu nampak enggan menjauh dari Naka. Ia bahkan menggenggam erat celana jeans yang dikenakan ibunya saat ini. Gadis itu hanya sesekali mengintip dibalik rambut coklatnya yang terurai dan wajah yang disembunyikan di balik pelukannya pada kaki Naka.

Darren berkacak pinggang menatap Mommy dan Daddy nya. "No, she's not my Ale."

Gandha diam di tempatnya. Semua orang tau seperti apa kedekatan antara Alen dan Aleira, adiknya. Bagaimana bocah tampan itu selalu melindungi, menjaga dan menyayangi Aleira.

"But, she's your sister now." Sahut Naka.

Darren menggeleng menolak, "NO!"

Gandha menghembuskan nafasnya pelan melihat penolakan Darren. "Al dengarkan Daddy. Mulai hari ini dia adalah adik mu. Jadi kau harus menjaga nya sama seperti kau menjaga Aleira."

Darren menggeleng sembari menatap gadis kecil itu tajam, "Al gak mau Daddy. Nanti Ale marah karena Al jagain orang lain kaya Al jaga Ale."

"Nggak sayang, dia adalah orang yang dipilih Ale buat menemani kita selama Ale pergi. Jadi Kakak juga harus melakukan hal yang sama seperti ke Ale dulu. Mulai hari ini dia adalah adik Kakak, Alicia Aleira."

Namun Darren tetaplah Darren yang keras kepala. "Al gak mau, Ale Kakak cuma satu gak bisa di ganti lagi."

Itu adalah suara final dari Darren. Tidak, sampai saat Darren yang belum mengalihkan tatapannya pada Alicia dibuat tertegun melihat mata coklat jernih yang mampu menghipnotisnya. "Al mau jagain dia, tapi ada syaratnya?"

"Apa?" Sahut Naka cepat. Dia akan melakukan apapun asal gadis kecil ini bisa jadi putrinya.

"Alicia yang jadi istri Al waktu Al besar nanti kaya Mommy." Dan pernyataan bocah tampan 10 tahun itu sukses membuat Gandha dan Naka terdiam di tempatnya.

"Seriosly? Cuma karena itu kakak jadi cinta sama Alice kaya sekarang?" Vanila memekik kencang mendengar cerita sang Kakak. Hell, pria itu selama ini selalu dibanggakan kedua orangnya sebagai sosok yang cerdas. Tapi lihatlah, dia bahkan tampak sangat bodoh dengan segala ceritanya ini.

"Sayang," tegur Sean agar Vanila memelankan suaranya membuat gadis cantik itu mencebik kesal.

"Al.. aku harus memastikan sesuatu sebelum menentukan keputusan ku akan bersikap bagaimana," Vanila menoleh cepat dan memandang Sean tajam. Apa-apaan kekasihnya ini?

RISTRETTOحيث تعيش القصص. اكتشف الآن