Ristretto (36)

1.1K 140 8
                                    

"Alen bersumpah bang, Alen cinta banget sama dia dan Alen gak bisa tanpa dia. Bantu Alen bang, Alen gak akan kuat kalo gini terus." Ucap Darren yang sudah bangkit dari posisinya dan membuat Sean terkejut karena melihat pria itu menatapnya memohon, dengan mata memerah dan air mata yang mengalir.

"Al kamu.."

"Tolong bang," pinta Darren frustasi membuat Sean tertegun di tempatnya.

- ☕️ -

Sean menghembuskan nafasnya pelan. Mengapa situasi yang harus dihadapi seberat ini? Disatu sisi Alicia yang nyawa sedang dalam bahaya, serta disisi lain Darren yang sukses membuatnya iba.

"Abang harus apa?" Desah Sean menatap Darren yang menatapnya penuh harap.

"Bantu Al nyari Alice. Al janji jagain Alice apapun keadaannya, Al janji." Sahut Darren memohon cepat. Setelah 6 bulan, ini adalah kali pertama Sean pasrah seperti ini. Tidak menolak dan mengendik acuh tak tau seperti sebelum-sebelumnya. Dan Darren harus benar-benar memanfaatkannya sebaik mungkin.

"Abang gak bisa," sahut Sean tak bertenaga membuat Darren mendongak menatap pria di hadapannya intens.

"Maksud Abang?"

Sean mendongak menatap Darren yang nampak sangat berantakan. "Maafin Abang tapi Abang gak bisa. Abang udah janji dan kamu tau Abang paling gak suka ingkar janji."

Darren memicing mendengarnya, "Abang tau Alice dimana?"

- ☕️ -

"Alice pasti pulang Al, tapi gak sekarang."

"Ya kapan? Abang gak puas liat Al sehancur ini?"

Sean menggeleng, "Abang gak mau, tapi Abang juga gak bisa. Nyawa Alice taruhannya."

"Maksudnya gimana Al gak ngerti."

"Abang kasih tau tapi gak sekarang, yang jelas jangan pernah temui Alicia untuk saat ini. Tolong jangan." Pinta Sean penuh harap.

"Ya kenapa? Alicia istri Al, Bang. Kenapa Al gak boleh nemuin istri Al sendiri?"

"Kamu akan tau tapi gak sekarang. Abang bisa kasih tau dimana Alicia tapi pastikan kamu gak ketemu sama dia, bisa?" Sahut Sean cepat.

"Apa susahnya Abang ngomong ke Al alasannya?!" Sentak Darren tak tahan. Ini istrinya loh, kenapa susah sekali.

Sean mengacak rambutnya frustasi. "Iya atau gak Al? Kalo iya, Abang ajak kamu lihat Alicia sekarang. Kalo gak, maaf Abang gak bisa ngasih informasi apapun."

Dan disinilah Darren sekarang. Di dalam mobil yang terparkir sejauh seratus meter dari sebuah toko bunga kecil namun nampak sangat ramai pengunjung berdatangan.

Disana, tepat di dalam toko bunga bertuliskan Licce terdapat sosok wanita yang selama ini ia cari. Wanita yang membawa pergi separuh hidupnya tengah berdiri dengan senyum lebarnya bersama Aleira, adiknya. Namun bukan itu yang menjadi perhatiannya saat ini.

Alicia istrinya ternyata tak sendiri. Meski dengan jarak sejauh ini, Darren dapat melihat dengan jelas ada perubahan pada wanitanya. Alicia yang bertambah berisi dan juga perutnya membuncit. Darren sendiri tak sadar bahwa air matanya mengalir begitu saja dari pelupuk matanya. Istrinya mengandung, dan tanpa dirinya. Oh Tuhan.. karma apakah yang tengah diterimanya.

Darren tau rasanya, Darren pernah berada di posisi itu dan ingin rasanya pria itu berlari kesana memeluk istrinya, mengecup seluruh wajah serta perut membuncitnya. Membisikkan semua kata cinta untuk keduanya namun ia tahu itu tak mungkin.

RISTRETTOWhere stories live. Discover now