Ristretto (26)

1.1K 107 17
                                    

"Ku peringatkan tadi untuk menjaga ucapan mu apalagi mengenai Alicia. Siapapun tidak berhak menghakimi Alicia bahkan kau sekalipun. Dengarkan aku.. tidak ada satu pun wanita di dunia ini yang akan menjadi istri ku, selain Alicia Aleira Putri." Tegasnya penuh penekanan di akhir lalu menghempaskan wajah Carissa kasar.

Seolah tak berpengaruh, Carissa bahkan hanya tersenyum miring menatap sepasang suami istri itu. "Benarkah?" Tantangnya lalu memiringkan tubuhnya ke kanan membuka jalan bagi seseorang.

"Bagaimana Om, dengar sendiri kan?" Ungkap Carissa tersenyum miring mengabaikan tatapan terkejut dari Darren dan Alicia saat mendapati ayahnya berdiri dengan tatapan nyalang pada mereka berdua.

"Daddy.." gumam Alicia pelan mendapati kaku disekujur tubuhnya.

Ini gila, bagaimana mungkin pria paruh baya itu berdiri disana tanpa disadari siapapun. Dengan tubuh menjulang harusnya sedari awal baik Darren ataupun dirinya mengetahui kehadiran ayahnya itu. Alicia semakin mengeratkan genggaman tangannya saat melihat Gandha yang berjalan dengan pasti kearahnya dan Darren tetap dengan mata elangnya yang menyala.

"Kak.." cicit Alicia tanpa sadar saat melihat Gandha yang sudah berhenti tepat didepannya yang terhalang tubuh Darren.

"Bisa kalian jelaskan," itu Gandha. Tanpa basa basi dan langsung ke intinya.

Darren menghembuskan nafasnya pelan, "apa yang mau Daddy dengar dari Al?"

Gandha menatap putranya tajam, "apa yang sudah sepatutnya kamu jelaskan pada Daddy mengenai apa yang Daddy dengar."

Alicia memejamkan matanya erat. Mengontrol detak jantungnya yang berirama kencang sampai menimbulkan peluh di keningnya.

Sedangkan Carissa? Wanita itu bahkan sudah memundurkan dirinya dari hawa panas yang menguar antara sepasang ayah dan anak itu. Ia cukup tersenyum simpul dengan tangan bersedekap menatap api yang sudah ia percikan pada keluarga itu akan segera menyala.

"Apa yang Daddy dengar? Ah bukan, sampai mana yang Daddy dengar–— mengenai Alice yang akan menjadi satu-satunya istri Al?" Tantang Darren. Ia sudah kehilangan rasa hormatnya pada pria paruh baya yang berjasa besar dalam hidupnya ini sejak kemarin melihat adik tercintanya, Aleira jatuh sakit karena ulah pria yang dipanggil ayah olehnya.

"Dimana sopan santun mu?" Sentak Gandha tajam. Ia tak suka melihat sikap pemberontak dan tak sopan putranya.

"Aku lupa jika aku memiliki sopan santun, jadi Dad.. katakan pada ku apa yang ingin kau dengar. Tentang aku yang mencintai putri mu?" Ucap Darren tersenyum miring.

"DARRENDRA PUTRA!!!" Sentak Gandha. Ia tak percaya dengan apa yang ia dengar. Apa ini? Mencintai putrinya? Apa maksud anak sulung nya itu.

"Jaga bicara mu dan jangan bersikap macam-macam sampai merusak nama baik keluarga mu Al." Desis Gandha tajam namun kali ini matanya tertuju pada wanita yang bersembunyi di balik punggung tegap putranya.

"Apa yang harus ku jaga? Nama baik seorang pengusaha sukses Indonesia yang berhasil mencapai pasar Amerika.. atau nama baik seorang ayah yang menyakiti anak-anaknya bahkan mengusir putrinya demi sebuah investasi perusahaan." Gandha membeku di tempatnya, apa yang diucapkan Darren sukses menyentil egonya.

Darren tersenyum miring melihat ayahnya bungkam. Hujat saja ia yang tak memiliki sopan santun pada ayahnya namun ingat, Darren tidak pernah melakukan apapun tanpa pertimbangan sebelumnya. "What happen Dad? Did I know some secret about you?"

Gandha tak bergeming, "Alice.."

Pria paruh baya itu tak berniat mengusik putranya, sebab ia tahu. Apapun yang akan ia lakukan, Darren pasti akan membantahnya dan masalah ini tidak akan ada habisnya.

"Alice jawab Daddy.." ulang Gandha tegas membuat Alicia semakin menunduk dan Darren mengernyit tak suka.

Kedua tangannya bahkan bergerak begitu saja ke belakang untuk merapatkan tubuh istrinya semakin bersembunyi di balik punggung kokohnya. "Apa yang mau Daddy lakukan."

Gandha tersenyum miring. Jelas ia dapat menangkap nada tak nyaman yang disampaikan oleh putranya. "Daddy hanya melakukan apa yang Daddy anggap benar."

Dan dalam sekali sentakan kasar, Gandha berhasil memisahkan sepasang suami istri itu bahkan mencengkram pergelangan tangan Alicia kuat.

"DADDY!!" Sentak Darren.

Gandha tersenyum miring, "Alice dengar Daddy."

"Daddy tidak akan pernah merestui hubungan kamu dan Al sampai kapan pun. Daddy pastikan pula, ini akan menjadi pertemuan terakhir kamu dan Al." Sambungnya menyeret Alicia yang mengenakan gaun miliknya dan menangis sesengukkan keluar dari butik tersebut.

Darren tak mampu bergerak saat tubuhnya ditahan oleh dua orang berbadan kekar yang entah sejak kapan datangnya hanya bisa terus memberontak dan berteriak memanggil kedua orang yang berlalu di hadapannya. Alicia nya tak baik-baik saja, istrinya itu bahkan terus menangis dan meronta meski Darren yakin cengkraman Gandha semakin menguat untuk menyakiti putrinya itu.

"Lepas.." berontak Darren berteriak dengan kaki menendang kesana kemari tak tentu arah.

"Lepas, bajingan!" Amuknya saat tak lagi mendapati istrinya itu nampak dalam radarnya.

"I've told you before babe," bisik Carissa seduktif pada pria yang sudah bersimpuh dan menangis itu.

- ☕️ -

"Apa yang kalian lakukan?" Desis Gandha pelan tanpa memalingkan wajahnya dari stir mobil.

"Daddy bilang apa yang kalian lakukan Lice!" Sentaknya yang sukses membuat Alicia terkejut. Nyali nya yang sudah surut kini bahkan sudah lenyap entah kemana.

"Dad—–dy, Alice.."

Gandha mengerem mobilnya mendadak dan membanting stir ke samping membuat tubuh keduanya sempat terlempar ke depan meski tertahan oleh seat belt.

Gandha melepas sabuk pengamannya lalu memiringkan wajahnya menatap Alicia tajam. "Apa yang kau lakukan Alicia? Kalian ingin melempar kotoran ke muka Daddy? Iya?"

Alicia memejamkan matanya. Seumur hidupnya, ini adalah kali pertama Gandha membentaknya seperti ini. Karena meski senakal apapun ia selama ini, Gandha akan memilih untuk memeluknya erat dan menasehati dengan tetap memanjakannya.

"Daddy besarkan kamu sampai tumbuh menjadi bintang seperti yang kamu inginkan tapi ini balasannya? Kamu dan Alen mencoreng kotoran di muka Daddy? Demi Tuhan.. kalian ini saudara," desis Gandha.

Benar, batin Alicia. Mereka memang saudara sambung setelah pria paruh baya di hadapannya ini mengangkat nya sebagai anak. Pengganti Aleira yang hilang kala itu. Tapi tidak setelah Darren mengucapkan janji nya di hadapan Tuhan beberapa hari lalu. Pria itu suaminya.

"Maaf," sahut Alicia pelan.

"Apa dengan maaf ini akan memperbaiki semuanya? Apa yang kamu berikan sampai Alen menjadi seperti itu? Apa yang kamu lakukan Alicia pada putra saya?"

Alicia mendongakkan wajahnya yang berlinang air mata. Tidak kah Gandha sadari ucapannya itu sukses menyakiti hatinya. "Apa maksud Daddy?"

Gandha tersenyum miring, "kamu kira saya tidak tau. Bukannya kamu memberikan tubuh mu pada putra ku itu untuk menjeratnya. Itu kan yang kamu lakukan? Sama seperti ibu mu yang melacur di jalanan."

Alicia membeku di tempatnya. Pria di hadapannya bukan ayahnya. Dia bukan Argandha yang mencintainya. Dia pria asing, dia monster.
Dan apa tadi? Melacur? Seperti ibunya?
Oh terima kasihlah mulut terkutuk itu membeberkan fakta yang selama belasan tahun menjadi pertanyaan dalam benaknya. Meski dengan air mata yang tak berhenti akibat sesak di dadanya.

"Pergi dari kehidupan putra ku, maka kau akan terus menjadi putri ku." Putus Gandha final.

•☕️•

RISTRETTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang