Ristretto (25)

1K 104 22
                                    

"Hai Lice.."

Alicia yang semula sibuk dengan gaunnya pun menoleh dan menegang sesaat sebelum akhirnya tersenyum kaku, "oh.. ha– hai Zidan."

Zidan yang baru saja memasuki salah satu butik milik desainer ternama yang kebetulan ditunjuk untuk acara pertunangan mereka pun melangkah dengan lebar menuju calon tunangannya. Ia baru akan meraih kepala Alicia untuk mengecupnya sebelum gadis itu bergerak menghindar perlahan membuat Zidan mengernyit. "Why?"

Alicia menggeleng, "banyak orang." Ujarnya menggerakkan matanya ke segala arah membuat Zidan mengangguk faham. Padahal sesungguhnya apa yang dilakukan oleh Alicia adalah suatu kebohongan. Jelas saja, bagaimana mungkin ia membuat pria lain menyentuhnya selain Darren— suaminya.

Zidan pun menggerakkan kakinya untuk lebih mundur lalu menatap calon tunangannya yang tengah melakukan fitting. Tanpa perintah dari siapapun sudut bibir Zidan terangkat lebar melihat Alicia yang nampak cantik dengan bowl gawn bermodel off shoulders. Oh tentu saja, wanita cantik di hadapannya adalah seorang model ternama kebanggaan Indonesia. Harusnya Zidan tak melupakan itu.

"Ada apa?" Tanya Alicia yang merasa risih saat Zidan menatapnya intens.

Pria itu menggeleng dengan senyum manisnya, "cantik."

Alicia hanya tersenyum tipis mendengarnya. Entah, hilang sudah perasaan nyamannya saat bersama pria itu. Meski hanya sebatas teman, namun tetap saja perasaan nyaman seperti beberapa waktu lalu larut entah kemana.

"Aku kesana dulu," pamit Zidan sesaat setelah seorang pegawai mengabarkan bahwa fitting nya akan segera dilaksanakan, Alicia mengangguk sebagai jawaban. Toh lebih cepat pria itu pergi lebih baik.

"Aw.." Alicia memekik tanpa sadar saat merasakan sesuatu yang menusuk kulit punggungnya.

"Kamu baik-baik aja?" Tanya Darren yang tiba-tiba merangkul pinggangnya.

Alicia mengernyit melihatnya, "kamu disini?"

Darren mengangguk, "kamu gak lupa yang tunangan siapa aja kan?"

Alicia tersenyum tipis mendengarnya. Ia lupa. Bolehkah saat ini ia berkata bahwa ia ingin egois? Melihat suaminya akan bertunangan dengan wanita lain rasanya sangat menyesakkan. Apakah ia mulai mencintai pria yang ada di hadapannya ini?

Alicia mengedipkan matanya berulang setelah merasakan seseorang baru saja meniup wajahnya. Dan benar saja, Darren tengah tersenyum lebar menatapnya membuat Alicia ikut tersenyum tanpa sadar.

"Kamu kenapa bengong, hm? Itu tadi kamu kena jarum kan?" Alicia menggeleng sebagai jawaban. Tiba-tiba saja ia menjatuhkan dirinya dalam pelukan pria gagah itu.. nyaman. Hanya itu yang ia rasakan, Alicia bahkan semakin mengeratkan pelukannya. Dia hanya ingin memeluk pria itu saat ini.

Meski terkejut, namun Darren tetap membalas pelukan istrinya itu. "Are you okay?"

Alicia mengangguk sebagai jawaban. Ia baik-baik saja selama ada Darren untuk nya, ia yakin itu. "Lagi pengen manja," bisiknya pada Darren yang sukses membuat pria itu terkekeh gemas.

"Dulu aja nolak, hm?" Godanya ikut berbisik di telinga istrinya membuat Alicia memukul pelan bahu suaminya dan diikuti tawa keduanya.

Darren benar, kemarin-kemarin dirinya menolak dengan sangat suaminya ini. Tapi lihat saat ini, rasanya saat ini juga Alicia ingin membawa pria tampan itu pulang dan menyimpannya untuk dirinya sendiri.

Saat tengah asyik tertawa dan saling mengeratkan pelukannya, sebuah sentakan kasar pada tubuh Alicia membuat wanita itu harus melepas paksa pelukannya pada sang suami.

"Lepas," desis wanita dengan mini dress hitam itu.

Darren mendelik tajam setelahnya. Semua terjadi begitu cepat, ia bahkan baru menyadari bahwa wanita yang berdiri di sampingnya ini baru saja menyakiti istrinya.

"Apa-apaan ini?" Sentaknya bergerak mendekati Alicia.

"Apa yang kau lakukan pada Alice," desisnya tajam saat mendapati bekas cakaran yang mengeluarkan tangan di pergelangan tangan istrinya.

Carissa hanya mengendikkan bahunya acuh, "aku hanya menyingkirkan hama yang mengusik tunangan ku."

Darren mendelik, "okay?" Tanya nya lembut pada Alicia yang diangguki wanita itu.

Darren menegakkan tubuhnya dan menatap marah wanita yang tengah bersedekap dada itu. "Yang kau sebut hama itu adalah wanita yang aku cintai, dia adik ku."

Alicia menegang di tempatnya. Mengingat status mereka yang telah berubah–— ternyata sakit rasanya saat mendengar Darren yang mengakui dirinya sebagai seorang adik.

"Oh ya? Adik mu? Bukannya gadis itu hanya anak pungut di keluarga kalian? Kau sendiri yang mengatakannya pada ku Sayang." Sahut Carissa menantang, menambah luka tak kasat mata bagi Alicia.

"Jaga mulut mu Carissa! Dan berhentilah memanggil dengan panggilan sialan itu." Sahut Darren tajam.

"Apa? Bukannya semua yang ku katakan itu benar? Gadis ini hanya lintah untuk mu dan keluarga mu. Harusnya kalian sadar itu." Balas Carissa tak ingin kalah.

"Kau tidak berhak berkata seperti itu Carissa. Ini bukan urusan mu!"

"Oh bukan? Bukannya bukan, tapi belum Sayang. Kau lupa sebentar lagi aku akan menjadi istri mu?" Sahut Carissa kelewat tenang.

Sial, kali ini Alicia yang berdiri dibalik punggung Darren bahkan tak bisa menahan air matanya. Tangan wanita itu bahkan sudah meremas kuat jas kerja Darren sampai kusut. Dadanya berdenyut ngilu dan sesak sekarang.

"Carissa aku bersumpah kau akan menyesal jika tak menjaga ucapan mu," tegas Darren menatap Carissa tajam.

Bukannya merasa takut, wanita itu justru bergerak semakin menyulut api emosi pria 23 tahun itu. "Aku hanya mengatakan kenyataan bahwa aku akan segera menjadi istri mu, dan gadis ini–—"

"–— gadis ini hanya akan mengusik rumah tangga kita dan menjadi hama di dalamnya." Lanjutnya menatap intens Alicia.

Darren melepas tangannya pada pergelangan tangan Alicia dan beralih mencengkram dagu wanita di hadapannya kuat sampai membuat Carissa mendesis kesakitan. "Ku peringatkan tadi untuk menjaga ucapan mu apalagi mengenai Alicia. Siapapun tidak berhak menghakimi Alicia bahkan kau sekalipun. Dengarkan aku.. tidak ada satu pun wanita di dunia ini yang akan menjadi istri ku, selain Alicia Aleira Putri." Tegasnya penuh penekanan di akhir lalu menghempaskan wajah Carissa kasar.

Seolah tak berpengaruh, Carissa bahkan hanya tersenyum miring menatap sepasang suami istri itu. "Benarkah?" Tantangnya lalu memiringkan tubuhnya ke kanan membuka jalan bagi seseorang.

"Bagaimana Om, dengar sendiri kan?" Ungkap Carissa tersenyum miring mengabaikan tatapan terkejut dari Darren dan Alicia saat mendapati ayahnya berdiri dengan tatapan nyalang pada mereka berdua.

• ☕️ •

RISTRETTOWhere stories live. Discover now