Ristretto (06)

1.4K 122 12
                                    

"Kamu udah pulang sayang?" Seru Naka menyapa Alicia yang nampak baru saja memasuki ruang makan membuat gadis itu mengangguk lalu mencium kedua pipi ibunya dan memeluk Naka sejenak.

"Yaudah kamu ganti trus turun makan malem ya, Mommy mau manggil Daddy kamu." Lanjut Naka membuat Alicia mengangguk.

Tubuhnya memang lelah setelah melakukan perjalanan Jakarta-Bali pulang pergi dalam semalam. Rasanya emosinya kembali terkumpul saat mengingat kecerobohan Mika–— personal assitent sekaligus manager nya. Bagaimana tidak, pria setengah kemayu itu melupakan jadwal pemotretannya dengan guna pengajuan dirinya menjadi salah satu model untuk keluaran terbaru Victoria's Secret. Membuat Alicia harus rela melakukan jadwal ekstra untuk pergi mendadak kemarin sore dari cafe miliknya tanpa membawa apapun selain tas slempangnya dan mendapatkan omelan dari Daddy nya karena keberangkatan yang tiba-tiba. Untung saja saat itu ada Zidan yang bersedia mengantarkannya ke bandara kalo tidak, Alicia tak tau lagi akan seperti apa mimpinya untuk menjadi Angel dari brand pakaian wanita itu bisa terwujud.

Tubuhnya yang lelah belum juga sempat beristirahat sebelum akhirnya ia harus kembali ke Jakarta lantaran sudah memiliki janji menemani orang tuanya menghadiri acara makan siang dengan salah satu kolega bisnisnya. Jadilah setelah semua proses pemotretan yang dimulai sejak malam dan berlanjut subuh sampai kembali sore tadi Alicia harus segera kembali ke Jakarta, itu pun setelah mengalami delay yang cukup lama setidaknya 3 jam membuat tubuhnya semakin terasa lelah.

Alicia kembali ke meja makan setelah mencuci wajahnya dari make up dan debu yang menempel 10 menit setelahnya. Dress floral selutut yang tadi di kenakannya sudah berganti dengan celana training dan kaos kebesaran berwarna hitam. Gadis itu memilih duduk tepat di samping ibunya setelah menyapa dan mengecup pipi Gandha sekilas.

"Mau makan apa?" Tawar Naka.

"Itu deh Mom, rendang." Ucap Alicia menunjuk ke arah hasil olahan daging yang sedari tadi mengusik indra penciumannya.

Naka mengernyit mendengarnya, "yakin?"
Pasalnya profesinya yang menjadi model membuat gadis itu sering sekali menolak berbagai makanan berkalori atau memiliki kadar lemak tinggi salah satunya seperti rendang ini, tapi untuk malam ini tumben sekali.

Alicia mengangguk sembari mengulurkan tangannya yang memegang piring berisi nasi putih panas ke arah Naka, membuat wanita paruh baya itu menyambutnya dengan meletakkan sepotong daging rendang di piring putrinya. "Alice belum sempet makan apapun selain burger dari semalem. Jadinya laper." Ucapnya acuh tanpa sadar bahwa ucapannya barusan sukses membuat aktifitas makan ayahnya terhenti.

"Apa tadi?" Tanya Gandha tenang namun mampu membuat gadis itu mengumpat dalam hati menyadari kebodohannya. Alicia mengangkat wajahnya dan memberikan senyuman khasnya pada Gandha yang kini tengah menatapnya penuh selidik.

"I'm so sorry Dad. But——"

"Daddy sudah mengijinkan kamu untuk menjadi model dengan segala macam diet ketat yang kamu lakoni tapi tidak dengan telat makan apalagi sampai semalaman seperti itu Lice." Tegas Gandha membuat Alicia hanya bisa menyengir tipis.

"Iya Alice salah, makanya Alice minta maaf. Ini kan Alice makan Dad. Mana pake rendang lagi, kan jarang biasanya juga dihabisin Kakak." Sahut Alice memelan saat menyebutkan kata terakhir. Entah kenapa ada sesuatu yang terasa sesak didadanya saat mengingat sosok itu.

Suara hembusan nafas kasar dari sampingnya membuat Alicia menolehkan kepalanya dan mengernyit saat mendapati Naka yang bahunya melemas dengan sendok dan garpu terlepas dari tangannya. "Kamu bener. Al udah makan belum ya Mas?" Tanya Naka memandang sang suami membuat Gandha hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Dia bukan anak kecil sayang. Tenang aja." Sahut Gandha mengusap punggung tangan istrinya pelan namun lebih dari cukup membuat Alicia mengernyit bingung dibuatnya. Ia baru menyadari bahwa sejak kepulangannya tadi ia tak mendapati pria itu atau jejaknya di rumah.

"Sebentar, maksud nya apa?" Tanya Alicia tak mengerti membuat Naka menolehkan wajahnya menatap putrinya bingung.

"Alen gak ngehubungin kamu?" Alicia menggeleng mendengarnya.

"Anak itu," decak Naka. "Kakak kamu bilang kemarin kalo dia mau pindah tinggal di apartemen. Katanya biar lebih mandiri. Dan tadi pagi dia udah pindah. Mommy pikir dia bilang sama kamu." Alicia menggeleng pelan. Darren pindah? Kakaknya yang manja itu pindah ke apartemen? Sendirian?

Alicia kehilangan kata-katanya. Berbagai macam spekulasi muncul di otak cantiknya namun semuanya berusaha ia tepis. Ia tak ingin sepercaya diri itu. Tapi hatinya pun seolah mengatakan hal yang sama.

"Apartemen mana?" Tanya Alicia.

"Punya Om Max. Kamu tenang aja Kakak mu kan cowok pasti bisa jaga diri." Alicia menggeleng mendengar penuturan Gandha. Justru karena Darren adalah seorang pria dan dirinya tau betul bagaimana sifat pria itu makanya hatinya justru tak tenang mendengar Darren memutuskan untuk tinggal sendiri.

Alicia bangkit dari posisinya, membuat derit kursi yang beradu dengan lantai itu terdengar nyaring. "Kamu mau kemana?" Tanya Gandha.

"Alice mau nyusulin Kak Al." Sahutnya.

"Jangan ngawur. Ini udah malem. Kamu bahkan belum makan." Sambung Gandha tajam.

Alicia menggeleng, "nanti bisa makan di tempat Kakak. Alice pamit dulu mau siap-siap takut kemaleman." Balasnya berlalu begitu saja meninggalkan kedua orang tuanya yang menatapnya bingung.

"Anak kamu kenapa?" Tanya Naka keheranan yang dibalas kendikkan acuh oleh Gandha. Mungkin kedua anak itu belum terbiasa berpisah sampai Alicia harus menyusul kakaknya seperti itu. Karena selama ini mereka berdua selalu bersama kemana pun, pikirnya.

- ☕️ -

"Lantai lima belas unit tujuh a," gumam Alicia sembari menengok ke kanan kiri memperhatikan setiap nomor yang tertera di depan pintu unit apartemen yang berada di lantai ke 15 apartemen milik pamannya itu.

"Ah itu dia," pekiknya semakin mempercepat langkahnya ke arah pintu yang berjarak dua pintu dari posisinya saat ini.

Dengan langkah pasti ia sampai di depan pintu bercat coklat itu dan menekan bel unit apartemen miliknya Kakaknya. Jantungnya berdegup kencang saat mengingat semua yang sudah terjadi diantara mereka dan saat ini ia berdiri disana hanya untuk menemui Darren dan memastikan kondisi pria itu baik-baik saja.

Sudah 15 menit berlalu namun tak ada tanda-tanda pintu apartemen itu akan segera dibuka.  Jadilah Alicia memencet bel itu kembali kali ini sebanyak 3 kali berturut-turut. Namun sampai di menit ke 5, pintu itu juga belum menampakkan tanda akan terbuka membuat kesabaran Alicia yang semula sudah tipis lantaran insiden pemotretan kemarin semakin menipis. Baru saja akan memencet bel itu kembali, suara pintu yang terbuka membuat Alicia mengurungkan niatnya dan berusaha memasang senyum lebat untuk menyambut sang Kakak. Namun senyum itu perlahan luntur saat mendapati bukannya sosok yang ia harapkan membukakan pintu, melainkan seorang wanita yang mengenakan mini dress seksi berbelahan dada rendah menyambutnya.

"Cari siapa ya?" Tanya wanita itu lembut menyadarkan Alicia dari lamunannya.

"Eng—— eu.. itu Kak Al ada?" Tanya nya sedikit terbata.

Nampak wanita itu mengernyit sesaat sebelum membuka mulutnya kembali, "Darren maksudnya?"

Alicia mengangguk sebagai jawaban. Namun entah apa, tiba-tiba jantungnya seolah berhenti berdetak saat mendengar teriakan wanita itu memanggil Kakaknya.

"Darren.. Sayang ada tamu nyariin kamu. Aku suruh masuk ya," teriak wanita itu.

"Masuk aja Babe, aku masih ganti baju." Sahut Darren juga berteriak tanpa mengetahui bahwa saat ini Alicia sudah berdiri kaku dengan dada sesaknya di depan pintu apartemen.

• ☕️ •

RISTRETTOWhere stories live. Discover now