Ristretto(48)

165 24 3
                                    

"Hai Lice.."

Alicia menoleh lalu mengembangkan senyumnya saat mendapati Amanda berdiri di hadapannya.

"Mandy kau disini?"

Amanda tersenyum tak kalah lebar dan mengangguk. "Tentu saja, memangnya aku tega meninggalkan gadis kecil ku ini sendiri?"

Alicia terkekeh pelan, "kau tahu kan aku akan menjadi seorang ibu, jadi bagian mana yang bisa kau sebut anak kecil, hm?"

Amanda terkekeh menanggapinya. Memang benar wanita berwajah cantik yang duduk di hadapannya ini akan menjadi seorang ibu, tapi tetap saja hal itu tak membuatnya nampak seperti seorang ibu-ibu pada umumnya. Ah.. apa sebutannya? Hot Mama, ya seperti itu lah.

"Boleh aku duduk disini?"

Alicia mengernyit lalu terkekeh, "apa-apaan itu? Bercanda mu sangat lucu."

Amanda tertawa kemudian mengambil posisi duduk dihadapan Alicia yang nampak mengusap perut buncitnya sayang.

"Apa kau bahagia?"

Alicia mendongak menatap Amanda dengan kening berkerut. "Apa?"

"Apa kau bahagia dengan hidup mu saat ini?"

"Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu? Ada apa Mandy?"

Amanda tersenyum lembut, "aku hanya bertanya. Aku senang jika melihat mu bahagia."

Alice memandang haru wanita itu, "Mandy aku bersyukur bertemu dengan mu. Jika tidak ada diri mu aku tak mengerti harus bagaimana. Aku menyayangi mu Mandy."

Amanda tersenyum tulus, dihadapannya ini duduk manis putri kecil yang dari dulu ingin dipeluknya. Putri yang ia tunggu dan jaga kehadirannya meski akhirnya Tuhan memisahkan mereka.

Rasanya.. saat ini ia ingin mendekap erat tubuh putri yang tak pernah ia temani tumbuh kembangnya itu dengan erat dan mengatakan jika ia disini, ibu kandung yang selama ini dicarinya ada disini. Namun sayang, masa lalu nya yang tak baik juga kondisi keluarga tempatnya selama ini tumbuh yang tengah dilanda badai membuat Amanda harus menahan semua keinginannya, ia kembali menambah kesabarannya menunggu waktu agar Alice bisa mengetahui semuanya.

"Mandy.."

Amanda tersentak dari lamunannya merasakan usapan lembut dari Alicia di punggung tangannya, "apa yang kau pikirkan?"

Amanda menggeleng, "tidak ada. Bukan suatu yang penting."

Alicia mengangguk, kali ini tatapannya kembali mengarah lurus. Entah apa yang dilihat tapi Amanda tau ada banyak hal berat yang dipikul wanita itu dipundaknya.

"Kau mau dengar sebuah cerita Lice?"

Alicia menoleh, "kau punya cerita menarik?"

Amanda tersenyum lembut dan mengangguk, "setidaknya cukup menarik untuk ku."

Alicia tersenyum lebar. Wanita itu pun beranjak untuk duduk disamping Amanda. Ah bukan.. ia memilih untuk merebahkan tubuhnya dengan kepala dipangkuan Amanda.

"Mau menceritakannya untuk ku? Dengan seperti ini?" Pinta Alicia manja.

Amanda terkekeh, tangannya terulur mengusap surai lembut putrinya. "Tentu saja tuan putri."

Alicia tersenyum lebar menanti penuh minat Amanda bercerita.

"Kau tau aku pernah memiliki anak bukan?" Alicia mengangguk.

"Andai kami bersama ia pasti sangat cantik. Dia perempuan dan usianya sama seperti mu."

Alicia mendongak menatap Amanda yang memberikan perhatian penuh padanya. "Kau sudah menemukannya Mandy? Dimana? Bisakah kau ajak aku bertemu dengannya?"

RISTRETTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang