Te Amo Ata | Kotak kenangan

259 11 0
                                    

Apakah rasa kehilangan ini akan terus melekat bersama rindu?















Devon menghembuskan napasnya dan mulai cerita kembali.

“dan hari itu darren sadar dari coma nya, gue bahagia banget waktu itu.” Uca devon tersenyum namun seketika senyum itu luntur begitu saja. “tapi kebahagiaan itu yang buat perpisahan.”

“saat gue nemuin dia, dia bilang gue harus jagain loe. Sempet gue mau nolak, karena yang punya hak kan darren tapi darren udah duluan bicara ‘gak ada penolakan’ y a gue iyain aja permintaan dia tanpa gue sadari ada yang aneh.” Jelas devon.

“dia cerita tentang loe seharian, gue gak tau tapi dia selalu aja bisa buat obrolan kita tuh tentang loe. Jadi gue gak sadar dengan kata-katanya itu seperti dia mau ninggalin kita. Dia nyeritain hal yang loe suka dan yang gak loe suka.” Devon tertunduk sebelum menceritakan hal berikutnya.

Altha menuruti perkataan devon tadi, saat devon bercerita dunia altha begitu hancur. Seperti kaca yang pecah bisa kembali tapi tidak seperti semula. Hati altha ibarat itu, ia sangat kehilangan darren tapi dia harus mengiklaskannya.

Dengan cara darren seperti yang di ceritakan devon membuat altha benar-benar kehilangan sosok yang menyayanginya itu begitu dalam.

“sampai dia nitip kotak ini.” Devon memberikan sebuah kotak yang agak besar.

“sebenarnya gue mau kasih loe ini saat gue pulang ke indo tapi saat gue lihat kondisi loe gak memungkinkan gue urungin nitana gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“sebenarnya gue mau kasih loe ini saat gue pulang ke indo tapi saat gue lihat kondisi loe gak memungkinkan gue urungin nitana gue.” Jelas devon dan itu membuat sangat kecewa dengan dirinya sendiri.

Altha kecewa dengan diri nya sendiri, altha terlalu egois untuk memikrkan luka nya sendiri. Andai saja waktu itu dia tidak se lemah  ini  andai saja dia menyampingkan ego nya yang membenci darren itu. Semua kekecewaan meluap dalam diri altha.

“jangan salahin diri loe ta.” Ucap devon yang seakan tau dengan pikiran altha. “gue ngelakuin itu karena amanah darren, gue harus jagain loe.” Ucap devon dengan senyumannya.

“setelah kotak itu pindah ke tangan gue, darren meluk gue lama banget terus dia bicara ‘jagain dua bidadari gue ya.’  Gue gak paham sama kata-kata darren tapi sebelum gue Tanya sama dia udah peka duluan.

'mama sama altha' gue ngangguk aja dan setelah itu gue gak denger lagi darren ngomong otomatis gue lepasin dong pelukkannya, gue kaget pas mata darren pas udah nutup. Sedangkan mama udah nangis aja dipelukkan papa, gue nanyak siapa dong.Gue masih belum percaya darren pergi, gue yakin dia  tidur. Tapi seketika harapan gue itu hancur saat dokter datang.”

Altha mendongak melihat, ya saat bercerita mereka sama-sama menunduk. Altha yang menangis dan devon yang mencoba untuk tegar.

Kedua sama-sama menegarkan hatinya, devon yang harus menjalankan amanahnya dan altha yang harus tau dengan semua ini.

“oh ya.” Devon mengingat sesuatu.

“darren sempet ngomong sama gue.”

“ngomong apa?” Tanya altha dengan suara yang serak dan masih dengan tangisan.

“dia bilang ini buat loe.” Ucap devon.

“te amo ata.”

Perkataan devon yang sebenarnya darren lah yang mengatakan itukepadanya  membuat altha tersenyum dan juga menangis.

Tangisan altha sudah tidak bisa terkendali, tubuhnyaa bergetar hebat akibat isakannya. Semua ini terasa menyakitkan bagi altha, kata tegar sekarang tidak ada dalam diri altha.

Altha sangat rapuh, dia yang buat hari-hari altha terasa begitu bahagia dan sekarang dia pergi.

Tangan hangat nya, senyuman manisnya, mata teduh nya, pelukkan ketenangan itu semua gak akan lagi altha temui.

Altha takut akan terperangkap dalam rasa rindu yang tak berujung karena dia pergi dan tak akan kembali.

Separuh dunia altha hilang bersama dia, menggelap tanpa ada yang menariknya.

“te amo aren.” Ucap altha diselah-selah tangisannya.

Devon memeluk altha, ia merasakan rasa sakit dalam diri altha. Bagaimana sih kehilangan orang yang kita sayang. Dan devon benar-benar merasakannya sekarang. Ia mendekap altha dalam pelukkannya, memang tidak sehangat darren. tapi altha butuh ini sekarang.

“sorry gue gak tau cara nenangin loe dengan cara apa.” Darren mengelus punggung altha. “sorry gue lancang dengan meluk loe.”

Ucapan devon sama sekali tidak dijawab oleh altha, ia masih menagis dalam pelukkan devon.

Meskipun devon saat mengatakan sepeperti itu altha tidak merespon tapi altha semakin mempererat pelukkannya seperti menyatakan ‘gakpapa peluk aja gue butuh loe.’



































Mau ending  nih guys☺️
Bagi comment sama vote lah😁
Tinggalkan jejak kalian

Bye guys..



Next.

Ig : @bunganovella

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang