Te Amo Ata | adek dan abang

512 26 0
                                    

Aku sedih bukan karena kamu yang menganggap aku seperti orang asing tapi karena kamu tidak ingat dengan semua hari hari yang kita lalui saat kita bersama



Aku merindukan mu
Altha deanda atalanta






Vian memasuki ruangan altha, altha masih terdiam dengan posisi duduk.

“bang vi orangnya udah pergi.”

“belum.”

“kenapa gak disuruh pergi aja.”

“dia orang baik kok altha.”

“emang dia siapa bang vi.”

“nanti biar dia yang jelasin sendiri ya altha.” Tiba-tiba vian teringan. “kok kamu gak istirahat, kan katanya tadi mau istirahat.”

“gak mau bang altha capek tiduran mulu.” Ucap altha dengan memayunkan bibirnya “altha bosen disini, altha pengen pulang aja.”

“gak bisa kamu kan belum sembuh.”

“altha udah sembuh kok bang nih altha udah sehat.”

“hehehe.. nanti abang tanyain deh sama dokter kapan bisa pulang.”

“beneran ya bang.”

“iya iya...” tangan vian mengacak acak rambut altha.

“dah sana istirahat.”

“dibilangin altha tuh capek tiduran mulu.”

“ya tapi..”

tok tok tok..

belum sempat vian melanjutkan perkataannya pintu ruangan altha terbuka membuat altha dan juga vian menoleh, ternyata itu suster yang membawa makanan dan obat-obat altha.

“permisi waktunya mbak altha minum obat.”

“tuhkan untung altha gak tidur tadi.”

“iya iya deh.”

Suster keluar dari ruangan altha setelah menjelaskan beberapa obat yang harus di minum altha.

“ta abang suapin ya.” Tawar vian membuat altha tertawa. Vian menaikan sebelah alisnya ia heran kenapa altha tertawa.

“abisnya biasanya kan yang sakit yang minta disuapin lah abang menawarkan diri.”

“ya kan biar gue keliatan kalau abang yang sweet.”

“iyain aja deh biar abang seneng.” Baru tiga suap altha sudah menolak untuk makan.

“udah ah bang.”

“baru aja tiga sendok.”

“kenyang.”

“huu biasanya aja semangkuk kurang lu.”

“ya itu kan biasanya.”

“terus sekarang kenapa?”

“gak ada rasanya bang.”

“kalau makannya gini terus kapan sembuh nya altha, katanya pengen cepet pulang.”

“hehehe.. nanti lagi ya bang, nanti janji altha makan lagi.”

“hufftt.. ya udah minum obat dulu baru istirahat.”

“oke.”



🍒🍒

Chelsea dan argha memasuki ruangan altha, argha mengelus pundak chelsea yang hampir saja menangis.

“ma..” ucap altha membuat chelsea tersenyum.

Chelsea menghampiri altha tangannya mengelus rambut anak perempuannya itu. “cepet sembuh ya sayang.” Ucap chelsea memeluk altha.

“oh iya tadi darren kok diluar.” Ucap argha yang membuat chelsea, vian dan altha menoleh.

“iya kenapa darren diluar kok gak masuk aja?”tanya mama altha.

“ma pa vian mau bicarain sesuatu.”

“iya vian.”

“tapi gak disini.”

“kenapa vi nanti altha gak ada yang jagain.” Ucap argha.

“penting ma pa nanti kalau disini takut ganggu altha istirahat.” Ucap vian.

“gakpapa kok ma pa altha ditinggal sebentar.”

“beneran nih.” Tanya mama altha chelsea.

“iya ma.”

“oke deh tapi sebentar aja ya vi.”

“iya ma lagian vian juga gak tega ninggalin altha.”

“ya udah deh altha mama sama papa tinggal keluar sebentar ya sayang.”

“iya ma.”  Chelsea, argha dan vian keluar dari ruangan altha.



🎀🎀

“ren.”

Darren yang sendari menunduk sekarang menoleh ke sumber suara, ternyata vian yang memanggilnya.

“vi.” Darren juga melihat mama papa altha keluar.

“bisa minta tolong jagain altha sebentar gak, gue ada yang perlu dibicarain sama mama papa.”

“iya vi.”

“jagain altha ya darren.”

“iya ma.”


🍁🍁

Saat darren memasuki ruangan terlihat altha yang akan merebahkan tubuhnya tapi saat altha juga melihat darren altha mengurungkan niatnya dan kembali seperti posisi tadi duduk. Darren berjalan menuju samping altha. Altha masih belum bisa melihat mata darren, seperti darren orang asing baginya.

“ngapain loe kesini?”  deggg..  darren merasa seperti kembali saat vian mengatakan altha tidak mengingat nya lagi. Dan perkataan vian seperti memutar mutar di dalam pikiran darren.




















Hay hay guys author update lagi😀




Thanks yang masih nungguin cerita ini..

Jangan lupa vote ya guys


Comment juga deh😊

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang