Te Amo Ata | janji untuk ata

452 20 1
                                    

Sudah berapa kata maaf yang aku ucapakan ata dan kamu selalu memaafkannya, tapi sekarang apa kamu akan memaafkannya. Kamu berhak marah tapi aku berharap kamu tidak membeci ku.














Author pov.
Rumah sakit

Sudah dua hari altha mengalami koma. Argha, Chelsea dan vian tidak mau bergantian untuk menjaga,mereka terlalu khawatir dengan kondisi altha.

Satu hari saat altha koma di rumah sakit vian selalu menyalahkan dirinya atas kejadia ini. Dirinya merasa jika ia adalah penyebab altha koma, ia selalu mengeruntuk andai saja jika vian waktu itu mencegah altha untuk membaca buku diary tersebut maka ia tidak akan melihat adeknya itu terbaring lemas di hadapannya dengan selang infus itu.

Argha mencoba untuk menenangkan vian dan Chelsea, ia mencoba memberikan pengertian terhadap vian bahwa penyebab semua ini bukan lah ia.

Semua ini adalah takdir yang tidak bisa dicegah.
Vian mulai mengerti dan tidak menyalahhkan dirinya, walaupun masih ada rasa bersalah di dalam hati vian. Tapi ia menyesali perbuatannya itu, apakah dengan aku menyalahkan diri ku terus menerus akan membangunkan altha dari coma nya. Jelas tidak, ya terpenting sekarang adalah kesembuhan altha, hanya itu saja.

🎀🎀

Dua hari altha koma, sekarang ia belum sadar juga. Chelsea dan vian terus menungu altha bangun dari koma nya. Argha sedang pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli beberapa makanan untuk chelsea dan argha. Dari tadi pagi Chelsea dan vian belum makan, mereka mengkhawatirkan altha hingga tidak memikirkan kondisi mereka sendiri.

Saat hari pertama altha dirumah sakit saja argha susah untuk membujuk Chelsea dan vian untuk makan ya walaupun sedikit.

Sampai-sampai vian juga harus membujuk mama nya itu untuk makan, jika tidak ia juga tidak akan makan juga.
Sekarang saja vian membujuk mamanya itu untuk pulang dengan berbagai alasan, ia tidak tega melihat mamanya yang seharian duduk di sebelah altha dan tidak tidur.

Ia takut mamanya sakit, sudah altha jangan mamanya juga. Vian membayangkan bagaimana ia akan melihat kedua wanita yang ia sayangi jatuh sakit ia tidak mau. Dan akhirnya mama vian pun mengalah melihat kondisi vian ia tidak mungkin untuk membantah vian, ia tidak mau membuat vian semakin frustasi.

Senja hampir hampir saja datang, tetapi altha belum juga bangun. Vian ingat altha suka sekali dengan senja.

"ta bangun senja indah sekarang, kenapa loe malah tidur." Ucap vian, sebisa mungkin ia menahan tangis.

"loe kan suka senja ta, buruan bangun senja nya mau kelar nih." Ucap vian sekali lagi, ia berbicara sendiri.

Tiba-tiba pintu kamar tempat altha dirawat terbuka dan membuat vian yang melamun dari tadi kaget, ia pun menoleh ke belakang melihat siapa yang datang. Vian kira itu dokter, tetapi salah itu adalah orang yang mungkin altha butuhkan untuk saat ini.

💈💈

Darren melangkah menghampiri vian dengan muka yang cemas, pertama kali yang Darren lihat adalah altha yang terbaring lemas, Darren tidak tega ia tidak ingin altha sakit seperti ini.

Darren sudah di Indonesia sejak kemarin, hanya saja ia tidak tau jika altha sakit dan berada di rumah sakit ini.
"vi gimana keadaan altha?" Tanya Darren ke vian.

"seperti yang loe lihat." Ucap vian.

"gue gak tega liat altha kayak gini vi."

"loe kira gue tega." Ucap vian tenang namun ekpresinya seperti menunjukkan kemarahan. " mana janji loe." Ucap vian dan itu membuat Darren diam. "ha sekarang loe Cuma bisa diam kan, mana yang katanya loe akan jagain altha. Mana sekarang loe lihat adek gue." Ucap vian.

"maaf vi."

"Cuma kata maaf emang bisa bangunin adek gue ha."

"vi loe tau kan."

"gue tau altha dia gak inget sama loe, gue tau ren tapi apakah itu bisa dijadikan alasan untuk loe ninggalin altha ha."

"gue gak ninggalin altha."

Vian tersenyum miring. "terus kemana aja loe selama ini."

"gue Cuma gak pengen buat altha sakit."

"maksut loe."

"gue gak mau altha inget dan ujung-ujungnya dia bakal ngerasain sakit, loe pasti tau vi."

"Cuma itu alesan loe ren."

"iya vi, jika loe ngira gue nyerah gara-gara devon itu salah."

"tapi dengan cara loe jauhin altha dan loe biarin altha deket sama devon itu juga salah ren."

"gue harus gimana."

"liat sekarang ujung-ujung nya altha juga akan inget dan ngerasain sakit."

"gue bakal cari solusi vi."

"bagus lah."

"gue boleh ngobrol sama altha."

"silahkan."

"hm."

"gue cabut dulu."

"ya." Vian meninggalkan ruang inap altha, hanya tersisah altha dan juga Darren. Kondisi altha masih sama seperti tadi, terbaring dengan selang infus. Darren yang melihat altha seperti ini hanya bisa menyalahkan dirinya terus menerus.




















Olaaaaaaaa guys😁

Sorry sorry guys author selalu lama kalo update💩

Hehehe😁😁 abis ini bakal sering deh (tapi gak janji😂)

Udah lah dari pada kebanyakan omong nanti jatuh nya author malah curhat gak guna😂 mending next aja karena aku khusus buat hari ini double update🎉🎉🎉🎉🎈🎈🎈 yeay

Yok next....

Eh eh vote dulu dong buat apresisasi author ngetik😂

Comment guys.
Mau aku buatin pemeran altha sama darren atau terserah imajinasi kalian

Aku nurut sebagai author💩

Comment juga saran, kritik atau apa lah terserah kalian

Oke bye


Jumpa di chapter selanjutnya

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang