Te Amo Ata | Rindu

1K 41 0
                                    

Aku Hanya manusia biasa yang bisa merasakan rindu bukan?










pagi ini altha terbangun badannya yang masih setia tidak ingin bangun dari kasurnya terpaksa bangun karena ada seseorang yang mengoyang goyangkan tubuh altha. Dengan sangat amat terpaksa altha terbangun walaupun matanya masih tertutup.

“apaan sih bang.” Ternyata si biang kerok yang membangunkannya adalah vian

“yee mentang mentang liburan tiduran aja loe.”

“terserah gue bang.. udah ah gue mau tidur lagi.” Ucap altha yang akan menelungkupkan badannya lagi. Tapi sebelum itu vian sudah siap mencegahnya.

“eittzz gak boleh tidur lagi.”

“bang jangan ganggu napa.”

“bangun..”

“gak mau ah..”

“ya udah gak mau ketemu darren nih.”

Altha terbangun dan langsung mebelalakan matanya.
“tuh kan kalau denger kata darren aja langsung deh..” ucap vian.

“tuh kan loe boong.”

“beneran tuh di bawah.” Kata vian yang masih di samping altha.

“gue mandi dulu bang, bilangin darren suruh nunggu.” Ucap altha sambil berlari menuju kamar mandi.

“gak mau.” Ucap vian sambil meninggalkan kamar altha.ucapan vian itu pun tak terdengar oleh altha.

💦💦

Altha sudah siap dengan hoodie abu abu serta celana jeans yang ia kenakan tak lupa topi hitam yang sudah melekat di kepalanya saat ini. Rambutnya yang digerai ya walau tertutup oleh topi tapi masih terlihat indah. Tak lupa senyum yang selalu mengembang di wajah altha sejak mendengar nama darren tadi.

Bukan karena apa akhir akhir ini darren sedang sibuk dengan pendaftaran kuliahya membuat ia jarang sekali beretemu dengan altha. Ya walaupun altha memakhlumi nya tapi altha Cuma manusia bisa merasakan rindu bukan.

Altha menuruni satu persatu anak tangga kakinnya melangkah sedikit cepat dari biasanya. Terlihat laki laki yang selama ini ia rindukan sedang mengobrol dengan vian.

“tuh altha, gue tinggal dulu ya.” Ucap vian lalu meninggalkan mereka berdua.

Altha duduk dan masih terdiam ia tidak ingin mengajak darren berbicara sebelum darren yang memulainya. Entah kenapa biasanya altha cuek dengan hal hal seperti ini tapi kali ini altha tak mau mengalah.

“kok diem.” Ucap darren setelah hening yang lumayan lama.

“hmm.”

“kok gitu.” Tanya darren sekali lagi

“kenapa?”

“kamu marah.” Altha menggelengkan kepalanya.
“bener.” Tanya darren sekali lagi dan jawaban altha hanya mengangguk.

“tuh  kan marah.”

“ishh apaan sih ren enggak kok.”

“maaf.” Ucap darren tiba tiba.

“maaf untuk apa.”

“karena udah bikin kamu marah.”

“aku nggak marah.”

“tapi sikap kamu nunjukkin kalau kamu marah.”

“emang keliatan.”

“tuh kan bener kalau kamu marah, maaf ya ata.” Ucap darren dengan wajah yang merasa bersalah. Altha yang melihat darren seperti itu jadi tak tega melakukan aksi ngambeknya.

Altha kemudian memeluk darren.
“maaf ya.” Ucap darren sekali lagi

“iya aren.” Darren pun tersenyum mendengar altha memangilnya aren. Altha melepaskan pelukkannya.

“aren.”

“hmm.” Darren menggenggam tangan altha.

“kangen.” Seketika darren yang mendengarnya tersenyum bagaimana tidak jarang sekali altha seperti ini mengatakan rindu.

“aku juga.”

“tapi aku lebih kangen.” Ucap altha yang tak mau kalah dengan darren.

“iya deh.” Kali ini darren yang memeluk altha begitu lama lalu melepaskan.

“maaf ya udah buat kamu rindu.”

“jangan diulangin ya.” Ucap altha yang tidak di balas oleh darren karena ia tidak bisa berjanji karena setelah ini ia harus menimbah ilmu di luar negeri.
“tuh kan..” ucap altha yang tadinya aksi ngambeknya sempat tertunda sekarang ia melanjutkannya.

“kamu kan tau kalau abis ini aku kulia di luar negri.”

“iya aku tau tapi ..” belum sempat altha melanjuttkan omongannya darren langsung menyela.

“rindu itu akan kalah sama rasa sayang kamu.” Ucap darren yang mampu membuat altha terdiam. “keluar yuk” ajak darren.

“kemana?” tanya altha yang tidak ingin membahas hal tadi lagi.

“kemana aja nanti juga nemu tempat yang indah.”

“ya udah deh ayo.”

“semangat dong jangan cemberut mulu.” Ucap darren lalu mencubit pipi altha. Membuat altha tersenyum kebiasaan itu tidak darren lupakan. Ia selalu mencubit pipi altha jika altha sedang melakukan aksi ngambeknya.

Kemudian altha akan mencubit hidung darren.
“lagi.” Ucap darren setelah altha sudah mencubit hidungnya. Dan inilah darren selalu memintanya lagi.
Altha mencubit hidung darren dan kali ini lebih keras
“sakit ata.” Altha tertawa dan berlari meninggalkan darren dengan hidung yang masih memerah.

“ata jangan lari.” Ucap darren.

“biarin wekkk pasti mau bales.” Ucap altha.

“ata jangan lari nanti kamu jatuh, hati hati.”  Dugaan altha salah ia kira darren akan membalasnya tapi ternyata darren takut altha jatuh karena lari larian.





















Vote and comment

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang