Te Amo Ata | Definisi Bahagia

323 10 0
                                    

'Belajar lah bahagia tanpa ku Ata."
Darren.

"Bagaimana bisa kebahagiaan ku cuma kamu aren"
Altha.



























Hidung altha terasa ada ya menyentuh, kelopak mata altha membuka beberapa kali berekdip menyesuaikan cahaya matahari yang masuk melewati jedela yang agak besar di ruangan altha.

“bangun ata, gak capek apa tidur mulu.”

Suara itu, suara yang selama ini ia rindukan. Suara lembut yang selalu membuat altha merasakan ketenangan. Altha membuka mata sepenuhnya dan ya benar dia ada disini.

Altha duduk menghadapnya, orang yang selama ini ia rindukan.

Altha tersenyumm dengan matanya yang berkaca-kaca, hingga air mata itu mendarat mulus dipipi altha.
Tapi jari-jari tangan orang yang ada dihadapnya sekarang menghapus jejak air matanya.

Ini yang altha ridukan, tangan yang selalu menghapus air matanya, tidak membiarkan setetes pun jatuh.

Tangan yang selalu mengelus rambut hitam altha, tangan yang selalu menggenggam tanganya, tangan yang selalu memeluk tubuhnya, altha rindu semua tentang dia.

“jangan menangis.” Altha menggeleng tapi tetap  menangis. Darren ya orang itu adalah darren siapa lagi orang yang dirindukan altha saat ini. Darren menghapus air mata altha lagi, tangan darren masih dipipi altha. Altha mengelus tanga darren yang berada di pipi altha.

“ata kangen aren.” Altha kembali terisak, kini darren sudah memeluk altha. Darren mengelus puncak rambut altha.

“aren juga kangen ata.” Ucap darren tersenyum kemudian mencium kening altha.

“udah jangan nangis, aren udah ada disini.” Ucap darren dengan seulas senyum nya.

Mata altha tak berhenti untuk menatap mata darren, mata teduh yang ia rindukan. Darren tau ia membiarkan altha melakukan itu. Agak lama darren memejamkan matanya.

Altha yang bingung bertanya pada darren. “kenapa aren, kok merem.”

“abis nya ata liatin aren segitu nya, aren kan jadi baper.” Ucap darren kembali mengulas senyum.

Altha  lah yang kini malu , pipi nya mulai memerah. Altha merasa ada yang memegang pipinya, ya saat altha mendongak sebelumnya ia menunduk karena malu. Altha mendongak dan itu tangan darren, hal itu semakin membuat jantung altha berdegup cepat.

“udah lama ya gak dibaperin sama aren.” Ucap atha mencoba menggoda altha.

“iya nih, aren nya sibuk ngilang mulu.” Ucap altha sambil menggebungkan pipinya, terlihat begitu menggemaskan.

“kamu lucu banget sih ta.” Gemas darren.

“aren.”

“iya ata.”
“aren selama ini kemana?” akhirnya altha menanyakan yang selama ini ia ingin tanyakan.

“aren gak kemana-mana kok.”

“aren tau gak, ata tuh kangen sama aren.”

“iya ata, aren selalu disini kok sama ata. Aren gak akan pernah pergi.”

“janji ya aren.” Darren hanya mengangguk.

“ata seneng deh aren disini.” Ucap altha sekarang  memeluk darren.
Altha mendongak melihat wajah darren yang berada di atasnya, altha masih memeluk darren. darren yang gemas dengan kelakuan manja altha mencubit hidungnya. Altha yang diperlakukan seperti itu malah tidak perotes.

“tumben?” Tanya darren.

“kenapa?” altha malah Tanya balik.

“kok enggak protes.”

“kangen di pites sama aren hehehe..”

“ya udah aren pites lagi ni.”

“ya gak juga, pesek ni lama-lama hindung ata.”

Altha dan darren tertawa dengan candaan sederhana yang sudah lama tidak mereka lakukan.

“ata.” Panggil darren dengan lembut, altha suka saat darren memanggil nya seperti itu.

“iya aren.”

“ata mau gak janji sama darren.”

“janji apa?” Tanya altha.

“janji altha gak bakal nangis lagi.”

“gak janji.”

“kok gitu.”

“aren tau sendiri kana ta cengeng.” Ucap altha kini menatap darren dengan dalam. “lagian kalau pun altha nangis kana da aren yang selalu hapus air mata altha.” Ucap altha yang kini mengelus pipi darren.

“tapi kan aren gak selalu sama altha.”

“kamu ngomong apa sih ren.”ucap altha menggengam tangan darren. “jangan aneh-aneh deh.”

“ta aku Cuma minta satu hal.”

“apa?” Tanya altha yang kini hampir saja menangis.

“belajar lah tanpa aku.”

“maksutnya.” Altha sangat tidak mengerti dengan ucapan darren.

“kamu bisa bahagia tanpa aku.” Ucap darren membuat altha tau apa maksut darren sekarang. Altha tidak ingin darren pergi.

“gak mau, altha bahagianya sama darren doang.” Altha kini memeluk darren, menangis di pelukkan darren. hal ini membuat altha sangat lelah.


















































Kira-kira Darren bakalan pergi lagi gak ya????

Tungguin aja lah di cerita berikut nya

Bye bye..

Author pamit..

Semoga cerita ini bermanfaat di malming kalian guys😁








Comment and vote 🥰





Sampai jumpa di chapter selanjutnya...

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang