Te Amo Ata | Si cuek

622 28 0
                                    

Takut tak bisa melihat mata indah itu lagi










Mobil darren masih melaju, entah kenapa bandara jadi terasa sangat jauh. Air mata tak henti hentinya keluar dari mata darren. Mungkin jika ada yang melihatnya menganggap darren cowok cengeng atau semacamnya lah tapi darren memang benar benar takut kehilangan altha.

Ia takut tidak bisa melihat mata indah itu lagi, senyumnya yang setiap saat membuat hatinya berdebar saat melihatnya. Tingkah lucunya yang membuat darren tersenyum dan semua kenangan yang sangat indah saat bersama altha.

Saat mengingat kenangan itu terasa begitu menyesakkan dada darren begitu banyak kenangan bersama altha. Hari harinya selalu indah bagi darren saat bersama altha. Bahkan dengan melihat senyum altha saja membuatnya juga ikut merasakan kebahagiaan.

Flash back on

Altha sedang berada di tempat tidurnya, altha belum bangun walaupun sang mentari telah menampakkan cahayanya yang begitu terang tapi tak mampu membuat gadis yang sedang berbaring di tempat tidurnya ini membuka matanya.

Mungkin masih mengantuk karena faktor malam tadi saat keluarganya dan keluarga darren sedang nobar bola, ya keluarga darren dan altha sedang menikmati liburannya di salah satu vila dekat kebun teh. Sebenarnya bukan semua sih hanya alza ‘ayah darren’ , argha ‘papa altha’ vian dan juga darren saja yang menontonya sedangkan chelsea ‘mama altha’ dan juga dera ‘bunda darren’ sedang asik mengobrol ala ibu ibu.
Sedangkan altha hanya mengotak ngatik ponselnya ya walaupun tak ada yang menarik. Jadilah altha tertidur begitu pulas, tak berapa lama altha terasa di gendong oleh seseorang. Entahlah tapi altha tak mau membuka matanya ia sangat mengantuk mungkin saja itu bang vian atau darren.

“ata bangun.” Ucap seseorang tapi tak membuat altha bangun dari tempat tidurnya, ya suara itu adalah darren. Sebenarnya altha sudah hafal betul suara itu hanya saja altha tak ingin bangun ia memutuskan untuk tidur kembali. “hey udah pagi.” Ucap darren dengan lembut, inilah yang altha sukai saat darren begitu sabar menghadapi altha yang susah jika dipaksa bangun dari tidurnya. “ata..” ucapnya lagi tapi nada bicaranya masih sama seperti tadi  lembut.

“nanti aja ya.” Ucap altha dengan suara khas orang tidur, matanya juga masih menutup.

“masih ngantuk ya?” tanya darren.

“hm.”

“yakin nih gak mau bangun.”

“ntar aja.”

“bener nih.” Tak ada jawaban dari altha, mungkin dia sudah terlelap. “padahal aren pengen ngajakin ata ke rumah pohon pagi ini.” Bujuk darren.

Dan ya bujukan darren membuahkan hasil, altha sudah dengan posisi duduk ya walaupun masih di kasurnya tapi matanya sudah membuka.

“emang ada?” tanya altha dengan semangat.

“iya.”

“kok gak bilang dari kemaren.”

“ya kan aku pengennya kesana sama kamu ata, kemaren kan aku sibuk sama ayah. Terus kalau aku kasih tau tempat itu kemaren bisa bisa kamu pergi ke tempat itu sendiri lagi.”

“kenapa kalau sendiri.”

“gak ah, banyak cowok genit tau.”

“emang kamu tau.”

“hmmm... awas aja kalau ada yang godain kamu”

“asik juga kalau kesana sama seseorang ya kayak cowok gitu.”

“kok gitu sih.”

“maksut aku seseorang itu adalah orang yang ada dihadapan aku ini.” Ucap altha sambil mencubit gemas pipi darren.

“lagi  lagi.”

“cubitnya?”

“enggak.”

“nah terus?”

“kata kata manisnya, jarang banget sih cuek ini ngeluarin kata kata manis.” Ucap darren kini gilirann darren yang mencubit pipi altha gemas hingga altha mengaduh kesakitan membuat darren menghentikan aktifitasnya itu dan setelahnya tertawa melihat muka ngambek altha.

“ahh darren sakit tau.” Adu altha sambil mengelus ngelus pipinya.

“dah sana mandi.” tangan darren mengacak acak rambut altha.

“iya tungguin ya.”

“hmmm kita sarapan bareng sama yang lain.”

“oke.”

Altha pun bergegas menuju kamar mandi untuk melaksanakan ritual paginya. Sedangkan darren sekarang sedang senyum senyum sendiri mengingat kejadian tadi, altha sangatlah lucu.

“darren jangan tinggalin ata ya.” Ucap altha di dalam kamar mandi.

Mendengar itu darren tertawa tingkah altha selalu saja membuatnya tersenyum kadang kadang cuek, kadang juga manja seperti anak kecil tapi bagi darren semua itu lucu.

“ya” jawab darren berteriak.

Flash back off





















Vote☺

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang