Te Amo Ata | waktu dimana senja lebih indah

521 34 0
                                    

Tidak ingin melewatkan senja saat bersamamu karena saat itu senja jauh akan lebih indah






Darren menyodorkan satu cangkir coklat yang ia bawa tadi.
“maaf.”  Altha menerima cangkir yang berisi coklat disodorkan darren tadi dan tersenyum. “maafin aren ya ata.” Altha mengangguk. “diminum ya ata coklatnya  nanti keburu dingin.”

“iya makasih ya aren.” Senyum altha. Altha menghabiskan coklat itu hingga tak tersisah, altha memang suka dengan coklat apalagi coklat buatan darren.

“enak banget sih coklat buatan aren.” Ucap altha setelah menghabiskan coklat buatan darren. darren tersenyum mendengar pujian itu.

Jari jari tangan darren bergerak mengelus bibir altha, darren membersikan noda coklat yang ada di bibir altha. Altha terpaku dengan mata teduh  milik darren.
“aku bisa sendiri kok ren.” Ucap altha membuyarkan tatapannya, tangan altha meraih pergelanggan tangan darren. tapi tangan darren masih terus mebersihkan noda coklat di bibir altha. “dikit lagi ata.”
Darren tersenyum, tanganya kini bergerak mencubit pipi altha. “dah gede juga, masih comot aja kalau minum coklat.” Ucap darren.

“biarin.” Altha menjulurkan lidahnya.

Darren mencubit hidung altha. “aren sakit.”

“gemes tau.”

“sakit lepasin.”
Dan akhirnya darren melepas cubitanya. Altha memperlihatkan wajah kesalnya tapi darren malah tertawa. “lucu banget sih ata.”

“sakit tau, nih merah.”altha menggosok gosok hidungnya.
Tangan darren mengelus hidung altha, altha yang mengira jika darren akan mencubitnya lagi reflek tanganya menutupi hidungnya. “gak nyubit lagi kok, beneran.” Altha menggeleng gelengkan kepalanya. “beneran.” Darren meyakinkan altha. Altha pun menurut, ia membuka tangan yang menutupi hidungnya tadi. Tangan darren mengelus hidung altha yang memang agak sedikit merah. “gimana tadi coklat buatan aren.”

“gak usah ditanya mah kamu tau jawabanya aren.”

“hehehehe.. ya kan pengen aja.”

“coklat buatan kamu tuh selalu enak, aku coba bikin sendiri malah rasanya amburadul.” Ucap altha membuat darren tertawa.

“kok malah ketawa sih, ngeledek nih ata gak bisa buat coklat.”

“enggak kok.”

“aren.”

“hmm.”

“kapan kapan ajarin ata buat coklat ya.”

“iya.”

“bener ya jangan bo’ong.”

“iya iya.” Altha tersenyum membuat darren juga ikut tersenyum. “besok ata mau jalan jalan gak?” tawar darren.

“mau.” Jawab altha dengan cepat. “mau kemana emangnya?” tanya altha.

“kesesuatu tempat.”

“jadi rahasia nih.” Tanya altha.

“hem hem..”

“oke deh aku tunggu kejutannya.”

“gak sabar buat besok ya ata.”

“iya nih kenapa belum pagi pagi ya.” Ujar altha polos membuat darren tersenyum, tangan darren mengacak acak rambut altha. “aren.” Panggil altha.

“hmmm.” Altha menunjuk langit dihadapannya.
“senja udah datang.” Darren pun menoleh ke arah yang ditunjuk altha.

“ke roftoop yuk.”

“enggak ah.” Tolak altha.

“loh kenapa? Kamu kan suka liat senja di roftoop.”

“keburu abis nanti senjanya dan aku gak mau ngelewatin senja kalau lagi sama kamu.” Ucap altha yang kini membuat darren tersenyum.
“lagian aku udah nyaman disini.” Altha menyenderkan kepalanya ke pundak darren. tangan darren tergerak mengelus rambut altha. Altha dan darren menikmati senja hingga senja itu selesai digantikan langit gelap dengan ribuan titik cahaya.
















Yey update..

Hai hai readers👋

Author cuma mau nyapa doang kok☺






Abis baca jangan lupa vote yaaa☺






Vote☺

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang