Te Amo Ata | Mengiklaskan

269 8 0
                                    


Bukan melupakan tapi mengiklas kan ini semua.
















Dera mama darren duduk di sebelah altha yang melamun sambil memeluk boneka pemberian darren. dera mengelus rambut altha, ia sangat merindukan perempuan yang  dicintai anaknya ini.

“altha mama datang.” Altha menoleh kemudian memeluk dera, dera mempererat pelukkannya tanda bahwa ia sangat merindukan altha.

“ma darren kenapa ngejauh dari altha.”

Dera tersenyum miris, ia tau devon sudah mengatakan yang sebenarnya ke altha tapi tetap saja altha masih menganggap darren masih ada.

“altha iklasin darren ya sayang.” Dera sangat lembut dengan altha, memang begini lah seorang ibu.

“darren udah janji sama altha buat gak pergi.” Posisi mereka yang semula berpelukkan kini dera menatap altha memberi kekuatan. Tangan dera menggenggam tangan altha.

“mama tau altha itu wanita yang kuat.” Dera tersenyum.

“darren gak suka altha yang kayak gini.” Tangan dera beralih ke bahu altha.

“darren udah bahagia disana, kamu mau darren ikutan nangis kalo liat kamu nangis kayak gini.” Dera kini sudah layaknya seorang ibu kandung bagi altha.

“altha sayang darren kan?” Tanya dera dan dijawab anggukan oleh altha.

“mama gak bisa maksa buat kamu lupain darren, karena itu gak mungkin.” Ucap dera. “tapi coba iklasin darren.” sorot mata altha berubah menjadi kecewa.

“hey.. darren itu sangat menyayangi kamu altha, kamu adalah salah satu kelemahan darren.” dera mencoba untuk membujuk altha.

“jadi kalo kamu seperti ini darren jauh lebih menderita ketimbang kamu .” Ucap dera.

Deggg…

Kata-kata itu seolah berputar-putar  di kepala altha, seperti de javu.

“pelan-pelan sayang, semua ini memang terasa berat tapi mama tau kamu bisa melewatinya.” Dera mengusap halus rambut altha.

“inget tuhan gak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan hambanya.” Ucap dera membuat altha tertegun.

“pelan-pelan ya altha.” Altha mengangguk ragu, kemudian dera memeluk altha melihat reaksi altha seperti itu dera agak sedikit lega.

“altha.” Dera masih memeluk altha sambil mengusap rambut hitam altha.

“mama boleh minta sesuatu gak?”

“boleh.”

“dengerin penjelasan devon.”

🌺🌺

Dua  hari setelah itu altha agak membaik, walaupun dia sering terbangun di tengah malah dan menangis.

Benar kata mama darren ia harus mengiklaskan darren walaupun di hati altha belum. Altha akan mencoba sedikit demi sedikit, bukan melupakan tapi mengiklaskan.

“mama boleh minta sesuatu gak?”

“boleh.”

“dengerin penjelasan devon.”

Kata-kata itu tiba-tiba muncul dipikran altha, permintaan dera mama darren.

Altha pasti  mematuhinya karena dera sudah ia anggap sebagai ibunya. Tapi untuk devon apakah dia bisa, altha sudah tidak percaya lagi dengan devon.

Ia harus memilih antara kebenciannya dengan devon atau permintaan dera mama darren yang sudah ia anggap sebagai ibu altha sendiri. Altha harus lebih dewasa dalam memilih.

Setiap orang pasti punya kesempatan kedua, kata-kata itu tiba-tiba menghampiri  pikiran altha.

Apa salah nya mencoba, bisa saja dia memang sudah berubah.
Dia kakak darren, tidak seharusnya aku membenci saudara kandung darren.
altha bermonolog dalam batinya.

Dan altha juga harus tau apa yang dititipkan darren pada devon, kenapa harus devon kenapa bukan orang lain saja.

Jika darren sudah memilih devon, itu tandanya dia adalah orang  yang tepat untuk menjalankan amanah dari darren. tapi apakah hanya devon yang tau soal itu.

Altha  harus mencoba, ia akan bertanya pada mama darren saja dulu. Tapi jika memang devon lah yang berhak atas itu semua altha bisa menyisihkan egonya, altha percaya dengan darren.

“bang vi..” teriak altha memanggil-maggil nama vian mencarinya.

“apa ta?” vian menghampiri  altha dengan tergesah-gesah, ia sangat takut terjadi apa-apa dengan altha.

Walaupun vian sudah tau kondisi altha agak membaik tapi tetap saja trauma melihat altha seperti sebelumya masih belum bisa hilang.

“kamu kenapa?” Tanya vian khawatir.

“altha gak kenapa-napa kok bang, altha mau minta tolong.” Ucapan altha membuat vian lega.

“minta tolong apa dek, abang pasti bantu.”

“anterin.”

“kemana?”

“ke rumah nya mama dera.”
Bagai disamber petir di siang bolong vian begitu kaget dan was-was mendengar permintaan adeknya itu.

“mau apa kamu ke rumah mama dera.” Vian bertanya.

“ketemu devon.”

“buat.”

“nyelesain masalah, darren nitip pesan ke devon bang.”

“ta.” Sorot mata vian kini berubah menjadi sangat khawatir.

Altha mengelus pundak vian. “abang tenang aja, altha bakalan jadi wanita yang strong kok.altha bakal nerima semua nya apa pun itu.” Ucap altha dengan tersenyum meyakinkan vian.

“tapi ta.”

“abang mau altha terperangkap dalam rasa penasaran dan rasa bersalah selamanya.” Vian
menggeleng.

“biarin altha nyelesain semua ini bang, altha sayang banget sama darren. altha gak mau membuat darren kecewa dengan altha yang terus membenci devon.” Ucap altha dan seketika pemikiran vian berubah,ia sangat yakin dengan omongan altha.

“oke abang anterin tapi ada syarat nya.” Ucap vian.

“apa ?”

“kamu gak boleh maksa kalau emang gak kuat dan abang harus temenin kamu sampek pulang.” Ucapan vian diangguki oleh altha.

























Sebelum next Comment sama vote juga ya guys☺️
Jangan jadi silent reader kesayangan author 😁🥰

Ig : @bunganovella

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang