Te Amo Ata | Senja

865 35 0
                                    

“jangan nangis lagi dihadapan aku ya ata karena itu salah satu kelemahan aku dan rasa sakit aku.”






Mobil darren lama melaju hingga sampai di sebuah jalan pedesaan seperti di kebun teh. Tapi belum sampai juga altha yang tidak tau darren mau membawanya kemana.

“aren kita mau kemana sih.”

“gak sabaran banget sih.” Sambil mencubit pipi altha.

“ya kan mau cepet cepet pengen tau kejutan dari  kamu.”

“iya bentar lagi juga nyampek.”

“kamu bilangnya gitu terus tapi gak nyampek nyampek.”

“hehehehe... bener kok kali ini aku gak boong.”

“iya deh.”

Altha pun kembali sibuk dengan aktifitasnya yaitu memandangi keindahan alam di setiap perjalanan. “indah banget ya ren pemandangannya.”

“iya tapi lebih indah kamu.”

“hmm mulai deh.”

“hehehehehe.. kamu mau turun sebentar.”

“boleh.”

“ya boleh dong, bentar ya aku cari tempat kosong buat parkir mobilnya.” Altha mengangguk.

Mobil darren berhenti di lahan kosong darren segera turun dari mobilnya. Tangannya menggandeng tangan altha.”yuk ata.”  Altha mengangguk.

Setelah sampai di dataran yang agak tinggi altha memejamkan matanya menikmati setiap hebusan angin sejuk yang menyentuh wajahnya.

Altha membuka matanya
”aren sejuk banget.” Altha menghadap darren dan menatapnya lekat lekat bibirnya membuat lengkungan senyum.

“suka.” Tanya darren altha hanya menjawab dengan anggukan.

“karena ada kamu disini ren.” Darren tersenyum mendengar perkataan altha. 

💦💦

Darren pov

Saat altha sedang sibuk menikmati pemandangan aku mengeluarkan ponsel dan membuka aplikasi kamera. Kamera ku tak henti hentinya menangkap gambar di depannya. Sekarang objeknya sangat indah. Matanya yang indah senyumnya yang menambah kecantikannya itu hingga rambutnya yang digerai mengikuti arah gerak angin.

Mata ku tak bisa berpaling dari senyumnya. Melihat wajahnya saja sudah membuat ku tersenyum.
Jangan biarkan senyum itu hilang tuhan.
“ata..”altha yang aku panggil pun menoleh.

“kenapa ren.”

“udah yuk.”

“yaa..gak bisa lebih lama apa.”

“hehehe.. kapan kapan kesini lagi sekarang kembali ketujuan awal.”

“iya deh.” Altha menurut.

💦💦

Author pov.

Mobil darren yang melaju kini berhenti di sebuah tempat entah temat apa hanya jalan setapak yang masih dikelilingi kebun teh.
“udah sampek ren.” Tanya altha.

“belum kita jalan kaki ya gapapa kan.”

“iya gak papa.”

“yuk.” Darren mengandeng tangan altha.

“sebenernya kita mau kemana sih ren.”

“kamu capek.”

“enggak.”

“ya udah bentar lagi sampek kamu pasti juga nanti tau tempatnya.”

Hingga kaki darren membuat altha juga menghentikan langkahnya.

“udah sampek ata.” Ucap darren yang belum di tanggapi oleh altha karena altha masih takjub dengan pemandangan di depannya. Pemandangan kebun teh yang ia lewati tadi terlihat begitu indah disini. Langit senja yang memberikan warna dilangit menambah keindahannya.

“indah bukan.” Darren memeluk altha dari belakang altha yang masih takjub dengan pemandangan di depannya masih tidak bisa berpaling.

“darren.” Hingga setetes cairan bening jatuh dari mata altha darren yang mendengar suara altha bergetar saat memanggilnya segera melihat altha yang kini sudah menangis.

“ata kamu kenapa.”

“orang bilang senja akan membawa kenangan menyedihkan apa kamu akan melakukan itu dengan membawa aku kesini untuk melihat senja.” Ucap altha masih dengan suara yang bergetar.

“enggak ata aku gak akan mungkin memberikan kenangan menyedihkan.”

“tapi..” belum sempat altha melanjutkan perkataan darren sudah menyela.

“sebisa mungkin aku gak akan pernah rela liat kamu nangis.” Darren menghapus air mata altha. “jangan nangis lagi dihadapan aku ya ata karena itu salah satu kelemahan aku dan rasa sakit aku.” Ucap darren yang membuat altha berpikir bahwa darren benar benar mencintainya. Mungkin pikirannya yang terlalu berlarut dalam darren tidak bisa menjaga hatinya. Tapi itu salah dengan sikapnya selama ini yang  menjaga altha. Altha tersenyum dan menatap darren lekat lekat. Kemudian tangan darren mencubit hidung altha.

“udah ah jangan sedih sedih.” Ucap darren

“aren sakit tau.” Altha memegangi hidungnya.

“hehehehe.. maaf ayo ikut aku ata.”

“kemana.” Ucap altha penasaran.

“udah ikut aja.” Altha pun menurut hingga sampai di rumah pohon.

“naik yuk.” Darren menaiki anak tangga menuju rumah pohon itu. Hingga sampai di atas darren menggandeng tangan altha “sini ata.”
Darren duduk sedangkan altha masih berdiri. Darren menepuk tempat di sebelahnya tanda menyuruh altha duduk. Altha tau isyarat darren pun menurut dan duduk.

“kita disini ya nikmatin senja, senja yang membawa kebahagiaan.”

Altha menyenderkan kepalanya di pundak darren menikmati senja di hadapannya darren mengelus puncak rambut altha. Ia sangat menyayangi peremuan yang ada di sampingnya.

“ata..” darren memanggil altha.

“hmm.” Altha masih fokus menikmati indahnya langit senja.

“kalau aku berubah tolong jangan tinggalin aku ya kamu harus ingetin aku.”

“kenapa kamu ngomong gitu aren.” Altha yang tadinya senderan sekarang duduk tegak dan menghadap darren.

“keadaan bisa aja berubah ata, ingetin aku ya kalau aku salah atau hal semacamnya yang buat kamu sakit nantinya.” Altha mengangguk dan tersenyum dan saat itu darren memeluk altha.

Senja memang memiliki makna yang berbeda di setiap penikmatnya.entah sedih atau bahagia tergantung suasana hati. Seperti sekarang darren bersama altha menikmati senja yang membawa bahagia dan semoga saja selamanya akan seperti itu.















Hay hay readers ..👋👋👋👋

Cuma mau nyapa doang kok heheheh😁😁

Tungguin kelanjutan cerita ini ya😊

Vote and comment guys

Sory for typo☺☺

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang