Chapter 7 Istana Semi Abadi

15.5K 707 6
                                    

Tak terasa hari-hari berlalu begitu saja, tanggal pemilihan tinggal menghitung jam. Yulan tengah duduk di depan meja riasnya, di belakangnya Anqiu sedang menata rambut Yulan membentuk sanggul persegi sempurna lalu menghiasinya dengan bunga buatan dari kain pemberian bibi Luo senada dengan pakaian yang dikenakan Yulan bewarna biru berhiaskan bunga-bunga anggrek yang anggun. Acara dandan itu berlangsung tengah malam lantaran adat dan tradisi pemilihan turun temurun berlangsung demikian. Yulan mengenakan gelang jade pemberian emenya dan tak lupa juga tusuk konde perakbberbentuk bunga anggreknya, Yulan lalu mengenakan pemerah bibir. Dilihatnya pantulan dirinya di dalam cermin, sempurna. Ya meskipun tidak sebanding dengan gadis-gadis pejabat lainnya, setidaknya masih dapat di bilang tak mengurangi nilainya.

"Cantiknya nona!" Puji Anqiu senang atas hasil dandananya

"Terima kasih Anqiu" Yulan berdiri mengenakan sepatu khas kaum wanita manchuria yang bewarna senada dengan pakaian qipaonya.

Yulan dan Anqiu berjalan perlahan keruang utama di mana kedua orang tuanya sedang menunggu, Yulan datang menghampiri keduanya, bersujud dihadapan keduanya memohon doa restu dari mereka. Dataguo memberdirikan Yulan dia menyeka air matanya.

"Hati-hati di jalan Yulan" kata amanya

"Patuhilah segala aturannya" kata emenya menahan tangis melihat penampilan putrinya yang telah dewasa

Yulan mengangguk mengiyakan, dia bersama para xiu ni sudah tiba dan menunggu dengan sabar di depan rah sederhana keluarga Tuoheluo. Yulan pamit dengan keluarganya lalu naik ke atas kereta kuda. Kereta berjalan perlahan-lahan seiring bangunan-bangunan di luar kereta semakin menjauh, bangunan dan pepohonan-pepohonan itu lama kelamaan brrubah menjadi bangunan-bangunan megah dan besar di ibukota pintu Donghua, kereta terus berlaju lurus menuju perumahan-perumahan besar yang mewah tempat berkumpulnya para bangsawan.

Melalui jendela kecil kereta Yulan dapat melihat setiap perumahan kereta kuda pembawa para xiu ni sedang menunggu, bendera-bendera dari warna merah hingga kuning emas terpasang di setiap kereta kuda itu guna membedakan status keluarga masing-masing. Merah besar berbordir terpasang diatas kereta kuda, ya meskipun statusnya tinggi sehatusnya Yulan merasa senang tapi tidak begitu, dia lebih senang bewarna biru berbordir setidaknya tidak terasa bersalah telah membohongi semua orang. Yulan merasa sangat kelelahan sementara kereta terus berlaju hingga siang kereta baru tiba di pintu shenwu.

Yulan setengah mengantuk keluar dari kereta sendirian, ia menatap sekeliling yang dipenuhi banyak gadis-gadis belia cantik yang mengikuti pemilihan ini. Pakaian gadis-gadis tersebut bervariasi warna, corak, maupun tatanan rambut. Saat dirinya tiba seluruh gadis menatapnya ada yang sedang berbisik, tertawa kecil maupun terpana.

Para gugu sedang sibuk meneriakan berbaris satu per satu sementara yang lainnya meneriaki delapan bendera.

"Kuning!"

"Merah!" Teriak seorang gugu dengan warna pakaian cokelat, Yulan segera menuju kearah gugu tersebut berbaris sesuai aturan.

"Berduaan masuknya! Yang rapi" teriak gugu itu lagi.

Yulan menuruti perintahnya berbaris disebelah gadis laiannya secata berduaan. Gadis itu seba mewah pakaiannya terbuat dari kain bagus tahun ini, perhiasan-perhiasan dikepalanya pun tak kalah mengejutkan, terdapat permata warna-warni dihiasi butiran-butiran mutiara bertaburan. Gadis itu tersenyum padanya manis tapi tak berbicara apapun demikian juga dengan para gadis lainnya yang berbaris masuk sesuai perintah. Yulan menunggu barisan bendera kuning berjalan masuk kemudian bordiran kuning, putih, bordiran putih, dan kemudian rombongannya.

Yulan terpesona melihat bagian dalam istana yang sangat indah, dihiasi atap bewarna kuning, dinding bercat merah yang terlihat mewah dengan ukiran-ukiran yang sangat teliti. Tidak seperti dugaannya, istana tidak hanya dihiasi ukiran naga dan phoenix tetapi juga dengan ukiran lainnya seperti singa. Mereka memasuki pintu Qianqing menuju sebuah istana dengan papan bertulisan musim semi abadi (chang chun gong) para gadis termasuk Yulan disuruh menunggu disayap kiri dan kanan istana tersebut.

Cruel FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang