Chapter 34 Bencana

11.7K 509 40
                                    

Selagi suasana hati terasa baik maka apapunkan terasa baik. Wenqi duduk di depan teras istananya, menatap langit biru tiada awan itu, musim gugur hampir mencapai akhir, suhu pun semakin mendingin namun Wenqi tak merasakan dingin sebaliknya ia merasa segar. Diambilnya jarum jahit yang telah diberi benng hijau. tak lama sebentuk harimau munggil telah muncul diatas kain, Wenqi menghentikan jemarinya ia menatap hasil karyanya itu, rasanya ada yang janggal tapi ia tak dapat mengatakan dimana letak kejanggalan itu. Wenqi mengerutkan alis dan terus meneliti letak kejanggalan sulaman harimaunya, ia sama sekali tak menyadari kehadirian Yulan di sampingnya.

"Wenqi" panggil Yulan lembut.

Wenqi menoleh dan terkejut tak sengaja kain sulamanya terjatuh. Ia berniat mengambil kain sulam yang jatuh, Yulan menghentikannya. Ia mengambilkanya untuk Wenqi. Yulan menatap sulaman Wenqi.

"Wenqi, sulaman ini kelihatannya terdapat sedikit kesalahan"

"benar sekali, tapi aku tak tahu dimana gerangan kesalahan itu" aku Wenqi.

Yulan mengambil jarum dari tangan Wenqi, ditelusurinya kumis harimau sulaman itu lalu mulai menyulamnya. Tak lama kemudian seutas kumis cantik telah menghiasi harimau sulaman itu, Yulan mengembalikan kain sulaman dan jarumnya pada Wenqi.

"Yulan kau hebat sekali! kalau bukan kau mungkin sulaman ini akan gagal begitu saja" Wenqi tersenyum merekah.

Yulan menarik Wenqi menuju ruang dalam, disuruhnya pelayan Wenqi untuk mengambilkan penghangat ruangan.

"hari dingin begini bagaimana bisa kau masih berada di luar. Lihat tanganmu sampai dingin begini" Yulan menggosok-gosok tangan Wenqi dengan miliknya.

"aku tak merasa dingin sama sekali" Wenqi tersenyum hangat. "udara di luar lebis segar, berada di ruangan ini rasanya tak begitu menyegarkan" Wenqi menenangkan Yulan.

"baiklah, tapi lain kali kau jangan berada di luar terlalu lama bagaimana kalau berpengaruh terhadap bayimu?"

Wenqi tertawa kecil, "kau ini belum tua tapi sudah crrewet sekali, aku hampir lupa bahwa kau seumuran denganku"

"kau ini suka sekali menertawaiku" Yulan menoel hidung Wenqi pelan.

Wenqi tertawa senang, Yulan memanggil Wanjun, disuruhnya untuk meletakan keranjang diatas meja. Yulan mengangkat penutupnya ia mengeluarkan mangkuk berisi cairan hitam dan diletaknya diatas meja. Yulan mengaduk-aduk cairan tersebut sesekali ditiupnya cairan itu. ia menggeser mangkuk tersebut ke hadapan Wenqi.

"ini katanya bagus untuk kandunganmu, minumlah" ujar Yulan lembut.

"Yulan, aku sungguh tak tahu lagi apa yang dapat kukatakan padamu bahkan beribu terima kasih pun tak cukup" Wenqi menggenggam tangan Yulan.

"kau terlalu berlebihan, minumlah sekarang" kata Yulan lembut.

Wenqi mengangguk, diangkatnya mangkuk itu lalu meneguknya sekaligus. Ia menyeka butiran sisa cairan di sudut bibirnya dengan sapu tangan. Cairan itu tak terasa sangat pahit malahan ia merasa sedikit manis, hanya saja bau minuman itu tak menyenangkan. Yulan baginya bukan saja sekedar teman, ia lebih dari itu. Meskipun mereka seusia Yulan jelas-jelas seperti kakak baginya.

"baguslah. Nanti bayimu pasti sangat sehat dan kuat. jika bayimu telah lahir, jangan lupa mengajarinya memanggilku bibi" Yulan tersenyum lebar layaknya sekuntum bunga mekar.

"tentu saja dan jangan lupakan hadiah besarnya ya" canda Wenqi sambil tertawa.

"baik-baik" Yulan tersenyum lagi.

Mereka kembali berbicara, pembicaraan hangat mengenai anak-anak, hingg hampir menuju saat makan malam. Yulan memutuskan makan malam bersama Wenqi, para pelayan Wenqi mulai menyiapkan segala persiapan makan. Yulan dan Wenqi terus berbincang sementara menunggu pelayan Wenqi menyiapkan segalanya. obrolan terputus ketika Qixian bergegas masuk dan berlutut di hadapan keduanya.

Cruel FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang