Chapter 13 Kehidupan Istana

13.6K 589 7
                                    

Rong ping berhasil dibuat bungkam oleh kerendah hatian Yulan. Ia mematukkan bibirnya rapat dan mendengus kesal. Kelompok Guilian tak berani berauara lagi terutama Rong ping. Guilian hanya tersenyum tipis.

"Sudahlah mari kita pergi"

Rombongan Guilian pun meninggalkan Yulan sendiri. Begitu semuannya telah berjalan menjauh, Yulan menghela nafas lega. Ia kembali berjalan menuju bilik Ming Yue, saat itulah ia bertatapan dengan sepasang mata bulat hitam milik Wenqi. Wenqi tengah menatapnya khawatir.

------

Wanjun menuangkan secangkir teh oolong panas kehadapan Wenqi dan Yulan setelah selesai ia segera mundur dari hadapan mereka.

"Apa mereka mengataimu?" Tanya Wenqi tepat pada hati Yulan.

Yulan memilih diam sebentar lalu dengan nada biasa-biasa saja ia mulai berbicara perlahan, "mereka hanya terlalu memandang tinggi diriku dan aku pun merendah"

"Sekarang mereka sudah berani menyindirmu, sebaiknya kau lebih berhati-hati lagi" Wenqi menasehati Yulan.

"Ya, aku juga berpikiran begitu" Yulan mengangguk.

Wenqi berdiri memandang-mandang ruangan itu, "ruangan ini lumayan luas, sayangnya tak kau penuhi dengan barang-barang bagus"

Yulan juga ikut memandang-mandang ruangan ini, ia tak merasakan sepi seperti yang dikatakan Wenqi dan menjawab, "menurutku ruangan ini sangat bagus. Ada buku-buku dan lukisan-lukisan"

Wenqi berbalik, memandang Yulan. "Aku tahu. Kau ini terdidik sementara aku hanya pernah mempelajari 4 buku 5 kitab wanita"

"Aku tak bermaksud begitu!" Yulan panik sahabat barunya itu akan marah padanya.

Wenqi tertawa, "aku hanya bercanda. Jangan terlalu serius" ia kembali pada tempat duduknya menyesap secangkir teh.

"Sudahlah, aku akan pulang tak bercanda lagi padamu"

Wenqi berdiri. Ia pamit pulang kemudian pergi. Yulan menggeleng-geleng pelan, sahabat barunya itu sungguh aneh. Bagaimana tidak? Seharusnya Yulan yang harus mengunjungi duluan Wenqi lantaran ia berpangkat guiren lebih tinggi daripada dirinya.

Dilihatnya Wenqi telah berjalan sangat jauh dan tak terlihat lagi, Yulan tak bisa mengejarnya lagi. Yulan menopangkan dagunya di telapak tangan kanannya, melamuni perkataan-perkataan kelompok huang guifei tadi.

Yulan menghela nafas panjang. Mulai sekarang hidupnya pasti akan dipenuhi warna warni perang di istana ini.

------

Yulan membuka matanya perlahan, pagi sudah tiba dan dirinya yang berada di dalam selimut mendapati dia tengah dipandangi Anqiu dan Wanjun. Ketika mata Yulan seutuhnya terbuka dan ia telah duduk rapi dengan selimut berada di pangkuannya menatap para pelayan dan kasim bilik Ming Yue telah berbaris rapi di hadapannya, ada yang mengambil baskom cuci muka, sapu tangan, peralatan mandi, sari bunga ros, berpuluh-puluh qipao ditangan, dan kotak perhiasan. Satu per satu para pelayan yang mengambil qipao maju ke hadapan Yulan.

"Silakan xiao zhu memilih satu" ujar Wanjun lagi-lagi sangat sopan.

Yulan menatap sepuluh qipao itu dari warna hijau, ungu, biru pucat, merah muda, biru laut, orange, krem, putih, abu-abu, hijau pucat, Yulan memilih qipao bewarna biru laut lalu dilanjutk lagi memilih perhiasan untuk dipakai, Yulan memilih perhiasan seadanya seperti bunga buatan dari sutra bewarna biru hanya itu saja.

Chunhua maju ke depan ia mengambil baskom cucimuka. "Silakan, xiao zhu"

Yulan mengambil kain lap dari tangan Chunqiu dan mulai membersihkan wajahnya. Wajah putih bersih itu lalu dibawa menuju meja rias. Chun Yue meriasi wajah Yulan. Ia mengeluarkan bubuk alis dari tempatnya, kemudian menuangkan sedikit air ke dalamnya mulai mengaduknya dengan batangan batu tinta. Chun Yue memoleskan tinta alis itu dengan hati-hati tak berceceran di wajah halus Yulan. Ia melanjutkan lagi memolesi pemerah yang terbuat dari  kelopak bunga mawardi kedua pipi Yulan tipis. Terakhir Yulan diberi pemoles bibir bewarna merah dan selesai sudah acara menata tata rias yang merepotkan itu.

Cruel FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang