Chapter 38 Istana Ting Fu

11.6K 542 74
                                    

Catatan:

nZhen : kata ganti aku. Khusus di gunakanna kaisar.
Zha : bahasa machuria, artinya Ya.
Ping Xing (平幸) : ping diambil dari kata aman tentram, xing diambil dari kata bahagia artinya bilik kebahagian tentram.
Qing liang (清凉)artinya sejuk atau syadu. Baca ch'ing liang
Ya Ning (雅宁) : kedamaian yang anggun
Qiang Qing : istana tempat tinggal kaisar. Baca chian ch'ing
Ranjang arahat : hanya nama sebutan saja(dapat dari translate 😅. 罗汉床). Sebenarnya adalah sejenis sofa multifungsi yang dapat di gunakan untuk bersantai, duduk, maupun berbaring.

----

Yulan merasakan telapak kakinya telah membeku kehilangan rasa apapun. Sepatu kain rata tanpa tumit warna abu-abu yang dipakai Yulan telah basah sejak lama. Dirinya sudah berjalan memutari seluruh kota terlarang selama 3 jam hingga dapat mencapai istana Ting Fu. Tempat para ratu yang sudah meninggal disembahyangkan di sini. Salju berjatuhan deras, matahari tertutupi sepenuhnya bagai berada di malam hari.

Yulan mendongak menatap papan nama istana tersebut. Tulisan berwarna emas di tengah latar papan hitam telah memudar tertutup tumpukan salju. Beberapa sudut dinding pun telah memudar menjadi warna putih beras. Bangunan ini terlihat sangat tak layak sebagai tempat meletakkan papan peringatan para ratu yang kedudukannya begitu tinggi semasa hidupnya dalam harem. Benar-benar suatu ejekan. Mereka yang sewaktu hidup memiliki segalanya dan paling berkuasa, setelah meninggal harus di sembahyangkan di tempat seperti ini.

"Sedang apa kau? Ayo cepat masuk! Aku hanpir membeku gara-gara kau!" ujar kasim Ji Ten mendesak.

Yulan mengalihkan tatapannya dan mengikuti kasim Ji memasuki halaman. Ia harus mengatup rapat-rapat rahangnya agar dapat berjalan, pipinya mati rasa, sama halnya dengan telapak tangannya yang memerah kaku.

Dirinya belum pernah berada di luar selama ini tanpa penghangat maupun jubah musim dingin. Bahkan dirinya hanya mengenakan qipao kerajaan tipis berwarna abu. Benar-benar menyedihkan. Begitulah kehidupan yang sesungguhnya. Bukan kemewahan bersifat gemerlap.

Dan inilah dirinya sekarang. Kehidupan baru yang dipilihnya. Ia akan memulai kehidupan barunya tanpa beban, tanpa kekhawatiran, intrik dan yang lebih penting lagi tanpa lelaki itu. Dirinya juga akan perlahan-lahan mengobati hatinya yang berdarah-darah dan hancur berkeping-keping gara-gara kata cinta. Sampai saat ini, hanya dengan mendengar kata 'Yang Mulia' disebut orang lain, dirinya dapat merasakan denyut kesakitan di jantungnya. Apalagi berada di bilik Ming Yue, tempat penuh kenangan bersama lelaki itu.

Yulan menyaksikan papan peringatan para ratu dinasti Qing berjejer rapi di atas altar kayu oak bercat hitam berukir awan kedamaian emas. Diatas meja tempat meletakkan sesajian, terdapat pot keramik besar tempat meletakkan dupa, Buah-buah segar dan beberapa kue kecil berjejer rapi. Asap dupa yang menyengat membuat mata Yulan sakit dan melelehkan air mata. Para pelayan yang berpakaian sama dengan dirinya tengah mengepel dengan giat. Beberapa diantaranya mengganti kue sesajian. Ruangan ini sangat besar, tapi tiada penghangat ruangan sama sekali. Yulan meneliti para pelayan yang tengah mengepel lantai. Tangan mereka merah dan kaku dalam cuaca seperti ini bahkan ada yang tumbuh panu karna selalu menyentuh air. Bukan hanya itu saja, ketika dirinya memasuki ruangan Ya Ning sekali pun mereka tak menatapnya. Para pelayan itu hanya terus mengerjakan tugas. Yulan tak dapat menemukan setitik pun ekspresi penasaran di wajah mereka, ia hanya menemukan wajah datar penuh kebencian dalam mata setiap orang di ruangan Ya Ning.

Cruel FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang