Chapter 25 : Kecemburuan

12.7K 591 5
                                    

Guilian menyantap sarapan bubur sarang burungnya dengan pelan, kegiatan seperti ini dilakukannya demi menjaga kesehatan pencernaannya. Lagi pula tak ada kegiatan lain yang bisa dilakukannya selain makan lambat membuang waktu. Guilian mengangkat sesendok bubur dan memasukkannya kemulut dikunyahnya perlahan-lahan.

Sebenarnya dapat mencapai posisinya sekarang bukanlah hal yang mudah, butuh pengorbanan yang banyak hingga bisa hidup mewah memiliki dapur sendiri, maka ia harus ekstra menjaganya dengan hati-hati.

"Niang-niang!" Seorang pelayan berpakaian bagus kini telah berdiri di hadapannya.

Guilian tak menatapnya, namun ia tahu suara pelayan yang dibawanya dari kediaman keluarganya. Ia terus mengaduk bubur di mangkuk. "Yuxi, katakan sekarang"

"Niang-niang . . . Kaisar memutuskan tahun ini yang bertugas melayani Yang Mulia di Yuan Ming Yuan hanya . . . Hanya . . ."

Guilian tetap tak mengedarkan pandangannya dari bubur tersebut dengan nada ditekan dikatakannya lagi "bicara"

Yuxi ketakutan, dia bersujud hingga kening menyentuh lantai. "Yang Mulia kaisar Jiaqing hanya akan membawa Lin changzhai seorang . . ."

Guilian berhenti mengaduk buburnya, pandangan matanya menatap lurus keluar ruangan. "Hm . . . Keluarlah" sahutnya.

"Te . . . Terima kasih niang-niang" ujar Yuxi gugup.

Yuxi berdiri, ditundukkannya kepalanya dan berjalan mundur tiga langkah kemudian berbalik. Suara sesuatu pecah membuatnya berhenti, jantungnya berdetak kencang namun dirinya tahu disaat seperti ini tak boleh berbalik, kalau tidak maka kepalanya akan berpindah. Cepat-cepat Yuxi berjalan pergi.

Guilian mengamuk, piring-piring berisi makanan pelengkap bubur semuanya bernasib sama kini telah berhamburan dilantai. Para pelayan yang berada di dalam ruangan berlutut ketakutan menyaksikan kelakuan Gongshun huang guifei yang seperti saat ini, memang tak jarang mereka menyaksikan keadaan seperti saat ini tapi itu pun telah berkurang semenjak ratu Sitara meninggal. Kini entah bagaimana kemarahan majikan mereka bisa meningkat begitu drastis sejak kaisar mulai memerhatikan Lin changzhai. Mereka tak berani menatap Gwajah majikannya, semuanya mulai mengutarakan kalimat yang sama, "niang-niang redakan amarah perhatikan kesehatan anda"

Guilian masih marah disibaknya taplak meja dan merobeknya menjadi berkeping-keping, sepasang mata indahnya kini telah memerah dipenuhi amarah menyala-nyala. Ia tak mempedulikan perkataan pelayan-pelayannya. Tak pula menghentikan tangan dan kakinya. Kepala kasim istananya Liu Xing yang baru kembali entah dari mana kini berlari kehadapannya dan berlutut meraih kakinya.

Guilian menatap Liu Xing, sepasang matanya semakin merah, nada bicaranya pun sangat tinggi.

"APA YANG KAU LAKUKAN! LEPASKAN KAKI BEN GONG!"

Liu Xing menggeleng, "tidak, kalau hamba melakukannya kesehatan tubuh niang-niang akan menurun. Hamba tak mau! Hamba mohon niang-niang bersabarlah dan redakan amarah niang-niang!"

Keduanya berada dalam posisi seperti ini cukup lama, Guilian pun semakin lama semakin stabil emosinua, hingga akhirnya Guilian dengan elegan mengibaskan tangannya memerintahkan semua pelayannya keluar.

"Semuanya keluar, tinggalkan ben gong dan Liu Xing disini saja"

"Baik" sahut semua pelayannya serentak.

Para pelayan berdiri dan mundur bersamaan, terakhir salah seorang pelayan yang berjalan 0aling akhir menutup pintu meninggalkan Guilian dan Liu Xing di dalam sehening gunung bahkan suara lalat ataupun nyamuk terbang dapat di dengar.

Perlahan-lahan Liu Xing melepaskan tangannya, Guilian pun duduk kembali di tempatnya semula. Ia menghela nafas, di pukulnya permukaan meja berbahan kayu willow itu keras. Ditatapnya Liu Xing lemah, wanita cantik itu menghela nafas lagi, berkali-kali dilakukannya begitu sampai Liu Xing bersujud.

"Niang-niang kalau anda ada masalah katakanlah pada hamba, apapun hamba akan melakukannya meskipun itu masuk ke dalam kuali minyak panas mau pun naik gunung penuh pisau"

Guilian menghela nafas, "si jalang Lin itu akhirnya diperhatikan kaisar . . . Ben gong tak menyenangi ini. Ia merebut perhatian kaisar dari ben gong. Ben gong ingin memberi warna padanya. Liu Xing pikirkanlah sesuatu untuk ben gong"

Liu Xing tak berbicara, beberapa saat kemudian ia berujar lagi. "Niang-niang hamba punya sebuah ide. Entah itu sesuai tidak?"

Guilian menatapnya. "Oh ya? Kau berdirilah dan katakan ide itu pada ben gong"

"Baik"

Liu Xing berdiri, ia mulai membisikkkan sesuatu ke telinga Guilian. Guilian mengangguk beberapa kali, ia tersenyum licik hingga akhirnya sama sekali tak terlihat sifat lemah yang ditampilkannya beberapa saat lalu.

Guilian mengangguk lagi, dilihatnya Liu Xing yang telah selesai bicara itu dan memujinya.

"Idemu sungguh bagus. Pergilah ke tempat urusan dalam kerajaan dan sampaikan pada kepala disana ben gong memberikan dua liang padamu dari uang bulananku" ujarnya tersenyum.

Liu Xing berlutut mengucapkan terima kasih lalu keluar dari dalam ruangan. Sebelum pergi ia masih sempat memerintahkan beberapa orang pelayan untuk membersihkan sampah didalam ruangan.

"Tuoheluo Yulan lihat saja siapa yang akan tersenyum hingga akhir!" Ujar Guilian pada dirinya sendiri.

To be continue . . .

Terima kasih telah membaca, terima kasih jua telah beri vote dan komen di cerita ini ^^

Cruel FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang