Chapter 21: Hati Tercabit (I)

11.7K 633 7
                                    

Seluruh penghuni kota terlarang begitu sibul menyiapkan segala sesuatu untuk hari ini. Para kasim berlarian kesana-kemari hanya untuk menyiapkan pot demi pot bunga peoni dan krisan sebagai penghias ruangan. Karpet merah terbentang luas di dalam ruangan penjamuan, para pelayan membersihkan, menyapu maupun mengelap laintai-lantai, dan meja serta kursi.

Begitu pun sama sibuknya enam istana dalam, para pelayan maupun kasim sibuk menyiapkan pakaian maupun perhiasan untuk majikannya. Tak luput juga para pelayan bilik Ming Yue, sibuk menyiapkan banyak baju untuk dilihat Yulan.

"Xiao zhu, bagaimana menurutmu dengan qipao ini? Warnanya biru terang cukup baik untuk menarik perhatian" Chunhua sibuk mempromosikan qipao itu pada Yulan.

"Tidak, xiao zhu jangan pilih itu. Lebih baik qipao bewarna hijau ini, terlihat jauh lebih trendi" Chunqiu buru-buru menolak pendapat Chunhua.

Yulan masih tak bersuara, ditunjuknya baju krem susu bersulam bunga lili putih yang sendari tadi diteteng oleh Anqiu.

"Aku ingin memakai baju ini"

Jelas saja para pelayannya tak setuju, semuanya kecuali Wanjun dan Anqiu berteriak kurang setuju.

"Xiao zhu memilih baju ini, tentu saja ia memiliki pendapatnya sendiri. Kita sebagai pelayan turuti saja kemauannya" Wanjun menasehati agar semuanya mengerti.

Dengan terpaksa para pelayannya berbenah, tak lama kemudian para pelayannya membantunya berpakaian dan berdandan.

------

Berbeda dengan Yulan, para selir lainnya mengenakan qipao bak bunga mekar, diatas kepala mereka berhias banyak permata beharga seperti safir, giok, dan lain-lain memenuhi sebagian hias kepala, bau wangi bedak bertebaran di udara. Melihat itu membuat Anqiu agak ciuk dan mulai tak mengerti kenapa disaat-saat para wanita istana ini berbodong-bodong ingin mendapat perhatian kaisar tapi majikannya . . . Anqiu menghela nafas. Membuat Yulan menoleh menatapnya. Raut wajah Yulan sama sekali tak menunjukkan kekhawatiran apapun.

"Ada apa, Anqiu?" Tanya Yulan tenang seperti biasanya.

Anqiu lagi-lagi menghela nafas, wajah kusutnya menyebabkan Yulan dapat dengan mudah menebak maksud pemilik wajah tersebut. "Bukankah orang banyak memakai baju berwarna terang kita harus berbeda dengan mereka? Dengan begitu kita akan menjadi pusat perhatian?" Yulan mengeluarkan pendapat palsunya.

"Benarkah?" Anqiu terlihat senang akhirnya majikannya mengerti juga.

Takut majikannya akan berubah pikiran, Anqiu buru-buru mengajak Yulan segera menuju ruang penjamuan Riyue. Sebenarnya Yulan merasa bersalah lantaran telah membohongi sahabat juga keluarganya, namun lebih baik begitu ketimbang mengetahui maksud sebenarnya. Ia tak mau dianggap lupa impian awal juga mengecewakan semuanya. Ia hanya ingin seperti ini saja, setiap bulan mendapat uang dari statusnya dan mengirimnya ke rumah demi menyejahterakan keluarganya.

Tak terasa, Yulan dan Anqiu telah tiba di dalam ruang jamuan Riyue. Yulan maju kehadapan ratu Wei, ia berlutut memberi hormat padanya.

"Ping qie memberi hormar pada Yang Mulia"

Ratu Wei menganggul, "berdirilah" Yulan berdiri, ia menatap ratu Wei. Ratu Wei hati ini mengenakan baju resminya yang berwarna kuning bersulam phoenix, sanggulan kepalanya berupa banyak batu giok dan rubi.

"Acara akan segera dimulai, sebaiknya kau pergi bersiap-siap" Yulan berlutut. "Baik Yang Mulia" Yulan berdiri, mundur beberapa langkah dan berbalik keluar.

Baru saja kakinya mencapai halaman depan ruang jamuan Riyue, dari kejauhan suara melengking kicauan seorang kasim mengumdangkan kedatangan kaisar.

Yulan dan Anqiu segera berlutut. Tak mau mendapat perhatian kaisar , Yulan menunduk dalam-dalam. Beberapa saat telah berlalu, suara langkah kaki segerombolan orang terdengarlebih jelas dan semakin jelas hingga sepasang sepatu kuning bersulam naga berhenti tepat didepannya. Keringat dingin membasahi tangannya, Yulan mengetahui jelas siapa pemilik sepasang sepatu kuning itu. Hanya kaisarlah yang boleh mengenakan warna kuning di negara ini. Jantung Yulan berdetak kencang menunggu kaisar berlalu dari hadapannya. Namun pemilik sepatu tersebut tak juga berlalu.

"Kaisar" panggil ratu Wei pada anaknya.

"Ya, huang er'niang" sahut kaisar.

Pemilik sepatu itu kemudian berlalu dari hadapan Yulan. Tapi Yulan masih belum juga berdiri, menunggu perintah berdiri dari kaisar.

"Kalian semua, berdirilah" kaisar akhirnya memerintahkan setelah beberapa saat sempat terlupakan.

Atas bantuan Anqiu, Yulan mulao berdiri pelan-pelan. Kejadian tadi sungguh tak baik untuk kesehatannya. Dalam perjalanan yang singkat ini Yulan sama sekali tak bersuara, ia tenggelam dalam pikiran mendalamnya. Anqiu mungkin tak menyadari ketidak hadiran suara Yulan, ia dengan asik mengeluarkan pendapatnya tentang tindakan penghentian kaosar tadi.

------

Yulan telah berpakaian rapi, atasan berwarna biru langit dihiasi pita biru pekat melilit jari tengahnya tersambung menuju ikat pinggang dan rok berwarna senada.

Anqiu meletakkan jepit rambut terakhir diatas kepalaku, setangkai jepit berbentuk bunga peach perak. Sederhana namun tak mengurangi kecantikannya.

"Xiao zhu, semuanya telah selesai" Anqiu berjalan ke hadapan Yulan.

Yulan mengangguk, ditatapnya sekeliling sayap kanan ruang penjamuan. Terdapat sebuah meja kayu pir dan beberapa kursi willow selain itu tak ada lagi apapun. Anqiu meletakkan baju-baju Yulan diatas meja. Lalu dari arah pintu terdengar bunyi pintu diketuk, Anqiu bertanya.

"Siapa itu?"

"Hamba Xie Qin dari istana Yangxing datang atas perintah ratu Wei" orang ith berdehem sebentar menyaringkan suaranya. "Apakan Lin changzhai telah selesai berganti?"

Anqiu dan Yulan berjalan menuju puntu, Anqiu mendorong pintu kayu itu. Dari luar seorang kasim muda tengah mengamati keduannya. Yulan membalas perkataan Xie Qin yang terputus tadi.

"Sampaikan pada ratu Wei saya telah selesai"

Xie Qin mengamgguk lalu menunduk akan pergi, Yulan bersuara lagi mada suaranya ia usahakan terdengar ringan dan lembut seperti percakapan lalu saja. "Kau orang dari Yang Xing Dian bukan? Apakah kau mengenal seorang kasim bernama Xiao Lizi?"

To be continue . . .

Maaf telat lagi. Akhir-akhir ini sedang kecanduan baca novel fiksi China. Teman-teman apabila ada yang mengerti tulisan dan bahasa mandarin silakan kunjungi website zhaishu.com

Banyak buku menaril disana, saya paling suka novel the legend of Ruyi kelanjutan dari the legend of Zhen Huan

Cruel FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang