Chapter 58 Serangan V

6.5K 394 79
                                    

Catatan :

Hui zhi lan xing : berhati mulia dan teliti

Pukulan tapak kaki : telapak kaki dipukul dengan kayu seukuran penggaris dan tebal 2 inchi

Tatapan Yong Yen kini melayang menuju kasim Ji. betapa tak berguna kepala kasim ini. Yong Yen duduk kembali ke ranjang arahat. Ia tak ingin bertemu lagi dengan kasim bodoh tersebut setelah kejadian ini. Ia benci melihat muka orang-orang yang telah menyebabkan Yulan menderita. Dirinya akan memastikan semua penderitaan Yulan terbalaskan. Setidaknya, inilah yang dapat dilakukannya untuk Yulan.

"Kasim Ji, tak mampu mengurus bawahannya dan membiarkan bawahan berlaku semena-mena, di copot jabatannya dan ditugaskan ke dapur kerajaan sebagai kasim pemotong sayur. Prajurit, bawa kasim Ji ke dinas siksasan beri dia 50 pukulan tapak kaki," kata Yong Yen perlahan bagai tak terjadi apapun.

Ji membenturkan kepalanya berkali-kali ke lantai memohon pengampunan. Yong Yen memilih bersandar seraya menutup matanya. Suara permohonan Ji kian menjauh seiring bunyi menyeret. Saat Yong Yen membuka matanya, Ji sudah tak ada. Kasim Zhang baru saja memasuki ruangan, pipinya sedikit memerah karena kedinginan tapi ia tak mengucapkan sepatah katapun. Kasim Zhang membungkuk.

"Yang Mulia, Jong telah di bawa ke dinas,"

Yong Yen mengangguk. "Sampaikan perintah zhen,seluruh pelayan Ting Fu lantaran suka menyebarkan kabar burung, di hukum 3 bulan tanpa gaji. Seluruhnya, beri 15 kali pukulan papan," Yong Yen berdiri saat menyaksikan sosok para tabib berkelebat keluar dari balik sekat. Yong Yen melewati kasim Zhang, ia berhenti. kelebat kuning baju formal musim dingin menyilaukan mata Zhang.

"Katakan pada mereka, jika ada yang menyebarkan kabar burung lagi, saat itu bukan pukulan lagi, melainkan dicopot lidah penyebar fitnah itu," nada suara Yong Yen sedingin es.

Yong Yen melesat pergi. Ikatan kain merah di ujung kepangannya melambai mengikuti gerakan tubuhnya. Bulu kunduk kasim Zhang meremang. Angin dari gerakan majikannya entah kenapa sangat dingin dan menusuk ke dalam tulang-tulang tuanya. Kasim Zhang menoleh menatap punggung berbalut baju kuning tersebut. sosok tersebut terlihat lain hari ini, begitu kokoh dan mengintimidasi. Kasim Zhang tersentuh, baguslah. Perubahan seperti itu memang sangat diperlukan mengingat usia kaisar agung tak akan bertahan lama lagi. dan Negara Qing ini membutuhkan seorang penguasa yang tegas.

-----

Tangan Yong Yen menyentuh wajah Yulan yang sedang tertidur. Wangi khas daun china menyebar di segala penjuru ruangan. arang dalam anglo perunggu berukir teratai, meletup-letup ringan sesekali. Wajah pucat Yulan membuat Yong Yen sesak napas, tabib mengatakan Yulan sudah baik-baik saja, mereka telah memberikan obat dan meminumkan serbuk batu mineral membersihkan perut Yulan. Beberapa saat lalu sebelum para tabib keluar dari balik sekat. Yulan telah memuntahkan isi perutnya, termasuk juga racun sialan tersebut.

Yong Yen mendesah. Kenapa waktu itu dirinya mengizinkan Yulan kembali ke tempat ini? Yong Yen sangat menyesali keputusannya tersebut. ia hanya dapat berharap racun sialan itu tak meninggalkan gejala apapun. Cukup sekali saja dirinya kehilangan perempuan itu. ia tak mau lagi merasakan kehampaan jiwa seperti setahun lalu. Yong Yen menaikkan selimut Yulan. Ia menatap perempuan itu, cukup lama. Bagaimana pun hari ini juga dirinya harus menyelesaikan masalah ini. secepatnya. Ia akan mendiskusikan maslaah ini dengan menteri Gong'ala (baca Gunggala) kalau diperlukan mungkin dirinya harus memaksa. Yong Yen berdiri, ia bertemu pandang dengan En. Perempuan itu berdiri diam tak jauh di belakangnya. Sepasang mata lebarnya menatap lekat pada Yulan. Ia tak mengatakan apapun. Saat Yong Yen hampir berpikir Wenqi sudah bisu, akhirnya perempuan itu membungkuk padanya.

Cruel FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang