Chapter 28 : Api Melawan Air

11.1K 544 14
                                    

Yulan memanggil Anqiu ke ruang istirahatnya. Di tutupnya semua pintu juga jendela ruangan, ditariknya Anqiu untuk duduk di sebelahnya. Yulan memegangi kedua tangan Anqiu ia memasang wajah serius.

"Anqiu kali ini kau harus membantuku"

"Ada apa nona? Apapun masalahnya Anqiu akan membantu meskipun itu mati sekali pun" ujar Anqiu ikut serius.

"Masalah ini hanya kita berdua yang boleh mengetahuinya. Aku ingin kau mencari tahu kaisar akan ke mana saja hari ini"

Anqiu mengangguk, "baik, nona tinggal menunggu berita dari Anqiu" Anqiu berdiri, Yulan menarik lengan bajunya.

"Ingat! Jangan pernah beri tahu siapapun masalah ini, kalau tidak, hari ini ini juga kepalamu dan seluruh penghuni bilik Ming Yue ini akan berpindah tempat" Yulan mengingatkan.

Anqiu tak banyak bicara, setelah mengangguk ia langaung pergi. Tak sampai satu jam Anqiu kembali lagi ke bilik Ming Yue, saat itu Yupan tengah menyantap makan siangnya. Lantas Yulan menbubarkan semua pelayan yang berada di dalam ruang makan dan memerintahkan pelayannya menutup pintu. Anqiu yang mengetahui keadaan sudah aman lalu membisikkan semua yang didengarnya ke telinga Yulan, Yulan tersenyum penuh kemenangan.

------

Waktu siang musim gugur terasa begitu hangat, bunga-bunga dan juga semua pohon melambai-lambai mengikuti irama angin, daun-daun berwarna merah berguguran di sepanjang jalan. Yulan menginjakkan kakinya di atas daun-daun berwarna merah itu, terasa nyaman juga mengasihani waktu yang berlalu begitu cepat. Yulan berhenti di paviliun dimana ia dan kaisar pertama kali bertemu. Anqiu berjalan terburu-buru menuju paviliun, dengan nafas masih tersegal-segal Anqiu melapor.

"Rom . . . Rombongan hampir memcapai tempat ini!"

"Baiklah, kau berada di posisi" Yulan membersihkan tenggorokannya.

Yulan menyanyikan lagu buatannya. Rombongan kaisar dan Gongshun huang guifei yang berada tak jauh dari sana pun mendengarkannya.

"Sungguh suara yang indah, siapa yang sedang bernyanyi disana" Guilian berhenti tepat disebelah kaisar yang tengah serius mendengarkan.

Kaisar jiaqing tak bersuara, ia melepaskan pegangan tangannya, secara pelan berjalan menuju sumber suara, di belakangnya Guilian mengikuti dengan tatapan kebencian. Namun, segera dihapusnya memjadi rasa penasaran siapa yang berani berebut perhatian dengannya. Kaisar berhenti tepat di depan jalan persimpangan yang terbuat dari batu kapur. Di tatapnya wanita yang sedang memungguninya di dalam paviliun, ia seolah tak menyadari kehadirannya. Suaranya sangat merdu, lebih merdu darisuara Liang Hua, Hua fei. Setiap lirik lagunya dinyanyikan begitu hidup, ia pun dapat merasakan perasaan si penyanyi terhadap seseorang.

Wanita itu berbalik, Yong Yan tersenyum. Ternyata Yulan-nya lah pemilik suara merdu itu namun Yulan tak juga sadar akan kehadiran Yong Yan lantaran ia bernyanyi sambil menutup mata menikmati. Berbeda dengan kaisar, Guilian sangat tak senang dengan kehadiran Yulan. Telapak tangan kirinya terkepal keras menahan emosi, wajahnya tetap memasang senyum namun tatapan matanya tidak demikian. Wanita yang ia kira sudah kalah itu kini lagi-lagi berhasil meraih perhatian kaisar yang dengan susah payah ia rebut.

Anqiu menatap sekeliling, ia melihat kaisar tengah berdiri di jalan persimpangan. Buru-buru ia akan bertindak menghormat tapi kaisar memberinya isyarat agar tak bersuara dan akhirnya Anqiu hanya berlutut saja. Yong Yan dengan langkah ringan tak mengeluarkan suara berjalan ke hadapan Yulan sementara Guilian berada di tempat. Lagu telah selesai ia lantunkan, kini Yulan membuka mata dan terkejut menyadari kehadiran wajah tersenyum Yong Yan di hadapannya yang sangat dekat sekali. Yulan buru-buru berkuda-kuda namun ia tak jadi berlutut, kaisar menahannya bahkan meraih tubuh munggil Yulan menuju pelukannya.

Cruel FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang