Chapter 22 : Hati Tercabit (II)

11K 625 11
                                    

Kasim itu berpikir sebentar lalu menjawab dengan sangat sopan, "xiao zhu, hamba belum pernah mendengar nama tersebut. Mungkin karena hamba baru bertugas belum lama disana"

Yulan tak menunjukkan ekspresi apapun, ia menyuruh kasim tersebut pergi. Perkataan Xiao Lizi terngiang dikepalanya seperti gema.

"Saat hari itu, aku akan menyaksikan tarianmu sepenuh hati"

Yulan melamuni perkataan Xiao Lizi beberapa saat, Xiao Lizi yang memakai baju kasim itu bagaimana bisa menyaksikan dirinya menari di depan kaisar? Sementara ia bukanlah orang besar atau jangan-jangan Xiao Lizi berniat menyelinap masuk ke dalam ruang penjamuan? Memikirkan itu membuat jantung Yulan tanpa sadar berdetak keras. Yulan berusaha melenyapkan pikiran macam-macam itu dan meredakan detak jantungnya. Yulan mempersiapkan jiwanya lalu melanjutkan perjalanan ke ruang penjamuan.

------

Para pemusik kerajaan telah berjejer rapi kini hanya tinggal aba-aba dari Yulan. Yulan menarik nafas kemudian mengangguk pada para pemusik. Bunyi musik pengiring tarian menggema di dalam ruangan, Yulan bersiap dari balik pintu masuk, ia memungguni pintu tersebut berjalan mundur memasuki ruangan. Di lambainya lengan baju yang panjang itu, kain itu melambai di udara.

Pandangan matanya disapukan ke sekeliling ruangan membentuk suatu garis kepercayaan diri dan beberapa nilai memikatnya. Pinggang rampingnya membengkok ke belakang dengan mudahnya. Ia memasang seutas senyum. Senyum itu segera lenyap ketika dirinya mematap wajah sesosok lelaki berjubah naga tersebut, mata yang sama, pandangan penuh cinta yang sama padanya namu. Kini status mereka telah semeter lebih jauh. Di hadapannya itu Xiao Lizi, tidak. Lebih tepatnya kaisar Jiaqing tersenyum padanya. Hampir saja Yulan menghentikan tariannya, namun ia sadar tak bisa mundur. Mundur hanya akan membuat dirinya menjadi bahan tertawaan seluruh istana juga akan mendapatkan kemurkaan ratu Wei.

Menahan perasaan terluka karena telah dibohongi, Yulan berputar dan kali ini tubuhnya menghadap kaisar, sekujur tubuhnya gemetar, matanya telah nanar tapi ia berusaha menahan segalanya. Akhirnya satu tarian itu habis. Seluruh ruangan menjadi hening kembali. Kaisar bertepuk tangan menyerukan kata bagus berkali-kali.

Kaisar berdiri dari kursinya, ia melangkah menuju tempat Yulan berdiri. Seolah tak menyadari langkah kaki kedatangan kaisar, ia tenggelam dalam pikirannya sendiri. Bayangan kejadian-kejadian bersama lelaki yang berdiri di depannya itu terus berputar, ia baru menyadari bertapa bodohnya ia, telah dibodohi lelaki yang dicintainya, tanpa sadar air mata mulai membasahi matanya, menetes hingga pipinya. Kaisar mengulurkan tangannya menunggu sambutan Yulan, namun yang dilihatnya memperkeruh hatinya. Wajah cantik tak ternoda itu menetes butiran demi butiran bening.

Yulan berbalik, tanpa berkata apapun ia berlari keluar dari ruangan. Ruangan yang damai itu tiba-tiba berubah hening, hening yang tak enak. Anqiu menatap semua orang yang berada di sana, ia berlutut dihadapan kaisar dan ratu Wei lalu berjalan terburu-buru mengejar Yulan.

------

Yulan tak mempedulikan tatapan terkejut para pelayannya di bilik Ming Yue, tak juga menanggapi pertanyaan Wanjun. Ia berlari masuk ruang peristirahatan menutup pintu dan menguncinya. Di dalam ruangan Yulan tertawa terbahak-bahak dalam tangisannya, terluka atas perbuatan kaisar.

"Yulan, kau sungguh bodoh! Sangat BODOH!" Yulan tertawa lagi.

Tak lama setelah ucapan itu meluncur, Yulan mendengar suara kicauan Wang Yi mengutarakan kedatangan kaisar dan suara para pelayan serta kasim kediamannya memberi hormat. Kaisar mendorong pintu namun pintu tersebut tak juga terdorong, kaisar pun memanggil.

"Yulan, ini zhen. Bukalah pintunya, zhen tahu zhen bersalah telah membohongimu namun zhen juga tak berniat begitu, ini demi tak membuatmu takut"

Yulan menahan isak tangisnya, "chen qie mohon maaf. Chen qie sedang tak enak badan, mohon Yang Mulia meneruskan acara ini tanpa kehadiran chen qie" Yulan mengusir kaisar secara halus

"Yulan . . ." Suara kaisar terdengar memohon.

"Chen qie mengucapkan selamat jalan"

Kaisar sepertinya menyerah, ia akhirnya melangkah pergi membuat siapapun di kediaman ini merasa bingung atas perbuatan majikannya.

To be continue . . .

N/b : maafkan keterlambatan saya, paket sedang habis sementara gajian masih belum di bagikan jadinya pake hp kakak update.

Cruel FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang