Chapter 50 Tak Akan

6.9K 458 50
                                    


Catatan :
Zhen : pengganti kata aku. Hanya boleh disebut kaisar
Zha : baik
Ben gong : pengganti kata aku yang hanya boleh diguanakan selir diatas ranking ping
Guiren : ranking selir ke 6

Yulan mendongak menatap lelaki yang pernah melukainya itu. Perasaan yang dirinya kira sudah tiada ternyata masih saja tersimpan untuknya. Saat dirinya mendengar panggilan penuh kerinduan lelaki itu, hatinya bergetar dan berpacu cepat. Ini bukanlah reaksi ketakutan maupun kegelisahan melainkan kerinduan cinta. Kerinduan pada lelaki maha kuasa di dinasti ini. Pada Yong Yen. Tangan Yong Yen begitu erat menggenggam tangannya walau bagaimana pun Yulan berusaha melepaskan diri. Yulan akhirnya berlutut menunduk menatap lantai berlapis salju.

"Hamba pantas mati Yang Mulia!" Yulan bersujud mengabaikan kedinginan yang tiba-tiba menyerangnya, "Hukumlah hamba karena berani melanggar aturan Istana. Hamba pantas mati!" ucap Yulan menahan suara isak tangisnya.

Setahun tak bertemu, Yong Yen telah berubah. Matanya yang dulu paling memukau kini terlihat lelah, lelaki itu terlihat tak berdaya. Yulan merasa bersalah, demi memulihkan keadaan keluarganya, ia harus memanfaatkan perasaan Yong Yen padanya. Yulan tak memiliki jalan lain, dirinya hanya dapat memohon kemaafan Yong Yen dalam hati.

"Tidak! Kau tak pantas menerima hukuman apa pun! Akulah yang bersalah! Maafkan aku Yulan..." kata Yong Yen seraya ikut berjongkok di depan Yulan. Matanya memerah menahan kesedihannya.

Yulan terdiam sesaat, namun kepalanya masih bersujud menyentuh salju dingin,"Hamba berterima kasih atas kebaikan Yang Mulia... hamba harus segera kembali ke Istana Ting Fu. Hamba mohon . . ."

Yong Yen menyela, "Tidak, kau tak akan ku biarkan pergi lagi! Kali ini aku tak akan melepaskanmu lagi walau apapun yang terjadi!" Yong Yen memelas. "Yulan . . . ku mohon jangan tinggalkan aku lagi... aku sangat merindukanmu..... aku . . . aku menyesal telah mengasingkanmu." Suara Yong Yen bertambah serak seiring setiap perkataannya, " Ku mohon mendongaklah menatap ku. . . "

Yulan masih tetap mempertahankan posisi semulanya, "Hamba tak berani lancang Yang Mulia . . . hamba mohon biarlah hamba pergi Paduka. Masa lalu biarlah berlalu." Yulan berusaha menarik kembali tangannya.

Yong Yen tak membiarkan Yulan begitu saja. Tekad lelaki itu telah bulat ia tak akan membiarkan Yulan pergi lagi. Di genggamnya erat-erat tangan Yulan. Yulan benar-benar tersentuh, ia tak menyangka kasih kaisar padanya masih begitu kuat. Lelaki itu tak menyebut zhen melainkan aku dihadapan dirinya. Bahkan pernyataan Yulan untuk meninggalkan Yong Yen menghasilkan reaksi yang begitu besar.

Yong Yen menggeleng, "aku tak akan membiarkan kau pergi lagi! Tidak!" kali ini Yong Yen memaksa memeluk Yulan.

Harum dan kehangatan yang sama membuat semua kebencian dan kemarahan Yulan pada Yong Yen menghilang sudah. Hanya saja, perasaan itu sedikit janggal saat ini. Rindu dan rasa bersalah berkecamuk dalam diri Yulan. Andai keluarganya tak pernah dihukum, andai Yulan tak pernah bertemu jendral dingin itu, mungkin saja perasaannya saat ini tak akan bercampur aduk seperti itu. Apakah waktu bisa dibalik kembali pada saat pernyataan cinta kaisar waktu itu?
Yulan memberontak dalam pelukan kaisar yang sangat erat. Walau bagaimana pun sandiwara ini tetap harus dilanjutkan tak peduli perasaan bersalahnya ini.

"Mohon Yang Mulia izikan hamba kembali ke istana Ting Fu. Hamba masih harus membacakan doa untuk almarhum ratu Siao He," ucap Yulan datar.

Pelukan Yong Yen semakin erat seolah jika tak berbuat demikian Yulan akan menghilang dari hadapannya. Yulan yang berdiri di hadapannya itu nyata, bukan lagi imajinasi atau pun bayangan yang dilihatnya selama ini. Tubuh gadis ini hangat dan hidup dan Yong Yen tak mau kehilangan dirinya lagi.

Cruel FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang