Chapter 23 : Kaisar Jiaqing

11.9K 698 12
                                    

Tak sampai dua hari, berita Yulan menolak kaisar pun menyebar di seluruh kota terlarang. Berita ini telah menjadi gosip utama para selir kaisar. Rong ping sedang memilih-milih perhiasan untuk dipakainya, pelayan utamanya Liu Yun tiba-tiba memasuki ruangan tersebut. Senyum kemenangan tak pernah luput dari wajahnya. Rong ping menatap sekilas Liu Yun kemudian melanjutkan pilih memilihnya.

"Ada apa Liu Yun?"

Liu Yun menatap majikannya lalu ia menunduk sejajar dengan Rong ping, "niang-niang, kali ini penghuni bilik Mingyue itu pasti hancur total tak akan bisa membalik keadaan lagi"

Rong ping berhenti, ditatapnya Liuyun. "Ada apa sebenarnya?"

"Lin changzhai dengan berani menolak kaisar, dengan ini cukup membuatnya tak akan punya hari baik" ujar Liuyun mengutarakan berita yang beredar.

Rong ping meletakkan perhiasannya diatas meja, ia tertawa senang. "Jalang itu akhirnya tak bisa berbuat apapun lagi. Rasakan! Itulah akibat kau mengambil posisi orang sembarangan" Rong ping berdiri, diraihnya punggung pelayannya yang lain. "Mari, hari ini suasana hatiku sedang baik, Yanxi pergi ke taman Yuhua"

"Baik" kasim yang bernama Yanxi menyahut.

------

Sepanjang hari Yulan hanya duduk melamun seperti orang kehilangan jiwa. Bahkan makanan pun tak pernah disentuhnya, para pelayannya menjadi khawatir namun tak ada satu pun yang mengerti masalah ini. Hari ini pun begitu, Yulan duduk melamun di ruang utama. Angin musim gugur yang begitu dingin tak di pedulikannya, ia masih mengenakan qipao tipis musim panas tak menambah baju luar yang dalamnya diisi kapas. Anqiu dan para pelayan serta kasim masuk ke ruangan mereka berlutut secara bersamaan mengulangi kata yang sama.

"Selamat ulang tahun xiao zhu, semoga sejahtera seperti laut timur, panjang umur seperti gunung selatan"

Hening hampir menelan seluruh ruangan ini. Setengah melamun Yulan tersenyum lembut, Yulan akhirnya kembali dari kehampaan. Yulan berdiri.

"Kalian berdirilah. Anqiy, bagikan anpao untuk mereka" Yulan berniat duduk lagi namun ujung roknya digapai Anqiu.

"Xiao zhu, hari ini adalah hari yang membahagiakan, lagi pula hari ini cukup cerah. Bagaimana kalau xiao zhu berjalan-jalan diluar? Sudah banyak hari xiao zhu tak keluar" para pelayan dan kasim menyahut.

Yulan terdiam, lalu dilepaskannya tangan Anqiu. "Aku tak ingin keluar" jawabnya singkat.

Anqiu dan semua penghuni bilik Mingyue bersujud. Anqiu menyampaikan perkataan mewakili para penghuni disini. "Xiao zhu, anda sudah banyak hari tak makan juga tak keluar dari sini. Kami semua berbuat begini demi kesehatanmu, mohon xiao zhu pergilah berjalan-jalan diluar" para pelayan dan kasim menyahut lagi.

"Kalau xiao zhu tak mau keluar juga, kami semua akan bersujud disini sampai kepala pecah pun kami tak akan beranjak" Qixian menambah.

Bagaimana pun Yulan tak tega menyaksikan pelayan dan kasimnya bersujud hingga pecah kepala. Ia akhirnya mengangguk.

"Baiklah. Sediakan jubah untukku, kita ke taman Yuhua"

Para pelayan dan kasim buru-buru berdiri. Anqiu menyeka air mata kebahagiannya. Buru-buru menyuruh Chunyue mengambilkan jubah yang terbuat dari bulu rubah biasa.

------

Yulan meraba kelopak bunga ungu di sampingnya, lalu ia berjalan menuju kursi dan meja batu ditengah paviliun. Wanjun membersihkan kursi batu tersebut, Yulan pun duduk di sana. Wang Yi mengeluarkan kue dan teko serta cangkir teh. Yulan tak menyentuhnya sama sekali, ia hanya menatap jauh bunga-bunga di taman ini. Wanjun mengeluarkan sesuatu yang terbungkus rapi dan menyerahkannya pada Yulan. Yulan balik menatap Wanjun.

"Xiao zhu, meskipun ini tak seberapa tapi terima hadiah dari kami semua"

Yulan tak menjawab, segenap tempat ini menjadi hening, beberapa saat kemudian, tanpa sadar air mata turun dari mata indah, Yulan menggenggam tangan Wanjun mengucapkan terima kasih berkali-kali. Wanjun menasehati Yulan berhenti menangia, setelah beberapa saat akhirnya Yulan berhenti menangis dan kali ini Yulan disuruh berdiri menutup mata. Yulan melakukannya.

Sekeliling menjadi hening tak ada suara apapun, bahkan angin lalu pun dapat didengar Yulan. Yulan merasakan benda hangat menyentuh seluruh pundaknya dan pinggangnya di peluk erat seseorang, tarikan nafas orang itu terdengar jelas di telinga Yulan. Ia segera membuka mata dilihatnya kaisar sedang bersandar di pundak kanannya.

Kaisar menghela nafas, diciumnya pipi Yulan yang tanpa alas bedak apapun. "Zhen merindukanmu . . . Apakah kau juga sama merindukan zhen?"

Yulan seolah terlena namun sedetik kemudian Yulan meronta ingin dilepaskan, kaisar menghiraukannya. Ia semakin mempererat pelukannya.

"Zhen tak bermaksud membohongimu, zhen mohon maaf . . . Zhen hanya tak mau kau menjauhiku karena mengetahui statusku, selain itu semua yang ku katakan padamu adalah hal nyata" kaisar berhenti sejenak. "Jadi maukah kau memaafkanku?"

To be continue . . .

Saya minta maaf kalo updatenya lama. Cerita ini untuk selanjutnya akan di update setiap sepekan sekali.

Cruel FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang