Te Amo Ata | Hurt

332 10 4
                                    


Ini kah yang disebut cinta? Kamu malah menghilang di saat aku terluka.




















Altha pov.

Aku mengerjap-ngerjapkan terasa nyeri di kepala, terlihat tembok putih mengelilingi ku. Selang infus dan tercium bau obat-obatan.

Baru sadar jika aku sudah ada di kamar inap ku, padahal aku tadi di taman menangis sesenggukan.

Sempat juga aku tadi memeluk seseorang, entah siapa dia yang penting pada saat itu aku butuh pelukkan untuk menenangkan ku.

Apa bang vian? Bisa kena omel aku jika itu benar-benar bang vian. Lalu kalau bukan bang vian siapa lagi.
Entah lah siapa aku harus menerima resiko nya jika itu benar-benar bang vian. Bagaimana tidak bang vian nanti akan mengomel pasti aku tadi menangis sampai pingsan,benar-benar lemah

Aku harus membersihkan muka ku ini yang terlihat kusam. Aku sendiri tidak nyaman dengan badanku. Kuputuskan berjalan ke kamar mandi.

Saat aku berjalan ke kamar mandi, aku mendengar ada obrolan di depan ruang inap ku. Bahkan aku baru menyadari kalau pintu itu sedikit terbuka.

Karena penasaran aku menghampiri bersembunyi di balik pintu. Ya memang benar bang vian sedang melakukan obrolan dengan seseorang. Tidak begitu asing suaranya tapi siapa aku lupa.

“kenapa loe gak hubungin saudara bodoh lo tentang kondisi altha. Dia pasti bahagia liat kondisi altha saat ini.”

“loe boleh bilang seperti itu tapi darren kebalikan dari itu, dia itu sayang banget ke altha"

“kalo dia sayang dia bakalan kesini, liat dia malah ninggalin altha kan.”

“gak bisa.”

“tuh kan loe sendiri aja bilang gak bisa, itu semakin memperkuat.”

“tapi gue sendiri yang tau seberapa besar cinta darren ke altha.”

“terus kenapa darren ninggalin altha.”

“itu karena takdir.”

Begitu menyakitkan mendegar semua itu, sebenarnya apa alasan darren meninggalkan ku. Bahkan dengan kondisi ku seperti ini apa dia tidak terusik.

Dulu saja saat aku demam darren sangat khawatir, lalu sekarang dia dimana? Menghilang lagi? Lalu apa alasanya lagi.

Lalu ini kah yang dikatakan darren mencintai ku, menyayangiku lalu dimana dia sekarang apa semua omongan darren itu hanya dusta.

Lalu  apa yang kita lewati selama ini.
Bahkan devon saja tidak mau mengatakan pada bang vian, apakah ada yang disembuyikan lagi. Aku begitu bodoh sekarang tidak mengetahui apa-apa.

Kenapa darren tidak mejelaskannya sendiri, kenapa harus devon yang malah akan mejelaskan semua.

Padahal darren tau apa yang telah dilakukan devon. Kenapa darren menghilang begitu saja, mengapa?... mengapa?...

Banyak pertanyaan yang berputar di pikiran ku dan semua itu kunci jawaban berada di darren. tapi dia malah tidak ada disini lalu siapa yang akan mejawabnya.

Semua ini benar-benar menyesakkan saja, aku terisak semakin keras hingga aku membungkam mulut ku sendir agar tidak terdengar.

Aku mencoba untuk mendengarkan lagi tapi ini semua benar-benar membuat ku lelah. Ruangan ku terasa berputar seperti aku menaiki comedy putar tapi berputar sangat lah cepat.

Pandangan ku mulai kabur, tangan ku kini sudah berpegangan pada tembok untuk menompang tubuh ku yang akan segera ambruk.

Tidak ingin pingsan disini, aku memutuskan untuk berjalan ke ranjang ruang inap ku. Sial ini terasa begitu jauh dengan kepala ku yang terasa bedenyut-denyut.

Hingga tangan ku sudah menyentu ranjang tapi  kaki kusudah tak tahan lagi hingga berganti dengan lutut ku yang sudah menopang tubuhku.

Tangan ku yang memegangi  kepala sendari tadi kini sudah lemas. padangan ku sudah gelap semua begitu gelap.

































Holaaaaaaaa...
Author update lagi nih..Yeay
Udah mood nulis.
Nanti kalo chapter selanjutnya udah selesai author bakal update lagi..

Kasih comment, buat penyemangat altha yang ditinggal darren melulu😂



Sampai ketemu di chapter selanjutnya, sebelum next kasih vote..



Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang