Bab 97

613 38 12
                                    

Tiga minggu kemudian...

Benar apa kata orang. Takdir tidak akan selamanya menjadi buruk 'jika orang itu berniat akan mengubah keadaannya menjadi lebih baik lagi. Saat ini keadaan sudah kembali normal-dimana dua buah keluarga yang 'lalu' terpecah belah, dan sekarang sudah bercengkrama manis disertai senyuman bahagianya.

Takdir baru sudah menyelesaikan teori indah, bahkan setelah beberapa bulan tidak kondusif-lalu diserang dengan keadaan yang begitu normal kembali, membuat kedua keluarga ini semakin tercium aroma keharmonisan yang manis.

Kali ini berbeda, seorang malaikat kecil lahir di dunia dengan dikerumuni pasang mata yang melihat bayi kecil di box baby. Wajahnya begitu mungil-sehingga membuat yang melihat bayi ini begitu terpana seolah - olah ingin mencubit gemas pipi tembem itu.

"Alhamdulillah ya, bayinya sehat dan lahirnya normal." Seorang wanita parung baya yang tengah menatap cucunya-wajahnya begitu berbinar melihat menantunya sudah melahirkan seorang bayi jagoan

Suami istri dari Arkan dan Agatha dikaruniai seorang anak laki - laki berwajah mungil, mata setengah sipit dan berhidung begitu mancung.

Seorang jagoan kecil telah lahir ke dunia ketika Agatha harus dilarikan ke rumah sakit-dimana Agatha merasakan kontraksinya begitu mulas luar biasa. Untungnya sang suami selalu siap siaga setelah ia mengambil cuti dari tempatnya bekerja untuk menjaga istrinya, karena usia kehamilan sudah melewati masa perkiraannya.

"Kamu nggak papa kan sayang?."

Agatha menggeleng seraya menunjukkan wajah bahagianya kepada ibu mertuanya itu, "Nggak papa ko Mah."

Nadine yang tengah menatap cucu jagoannya, ia mengelus dahi Agatha penuh kasih sayang. Ditambah lagi dengan Arkan yang tengah berpulas di sofa pojok ruangan sana, seorang Ayah begitu mengantuk paksa menemani seharian penuh istrinya melahirkan jagoannya.

"Alhamdulillah juga ya Mah, sekarang keluarga kita udah bersatu lagi." Senyuman Agatha pun tidak luntur ketika ia mengingat dimana keponakannya-Juniatha datang untuk memberi dukungan malam tadi. Hatinya begitu tenang ketika Juni datang dengan wajah khawatirnya, lalu gadis itu memberikannya semangat yang sampai saat ini Agatha masih mengingatnya

Nadine ikut tersenyum, "Iya, Mamah juga seneng pas tau tiba - tiba Juni minta maaf sama Mamah, Papah dan juga Abang kamu."

"Mamah sama Mamah Farah juga udah seperti semula, dan keluarga ini jadi semakin harmonis lagi deh. Ahhh-Agatha seneng banget kalau akhirnya takdir baik kejadian juga."

Nadine menatap cucunya kembali, mengelus pipi mungil serta mengecupnya kecil. Ia sangat berterima kasih kepada Tuhan karena telah memberikan nyawa yang baru, setelah matinya hari - hari lalu.

Sempat tak sadar bahwa kemarahan bukanlah bersifat netral-melainkan isi hati harus berjiwa tegar dikala kehidupan begitu tempramental.

~


"Bayinya Bang Arkan lucu banget deh yang, pipinya ngegemesin gitu-jadi pengen cubit aja deh!." Kyra yang tengah mengoleskan selai strawberry ke alas roti tawar, mulutnya mulai berbincang dikala melihat suaminya yang baru saja pulang kerja

Juli yang mendengarkan istrinya bercerita di sore hari, senyumannya tak kuasa ia tampilkan jika istrinya terus bercerita mengenai ini. Juli sangat tahu dengan keinginan istrinya yang bersungguh - sungguh untuk memiliki keturunan cepat, tetapi kegagalan dengan datang bulan itu selalu mematahkan semangat Kyra dikala rasa senang harus musnah begitu saja.

Untuk itu, sebagai seorang suami yang mencintai istrinya-juga harus lebih bersabar ketika istrinya selalu mengharapkan lebih bahkan menerima resiko jika suatu kendala menimpa dirinya lagi.

CERITA JUNI & JULI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang