Bab 66

711 45 3
                                    

Kehidupan setelah berjuang dengan maut, rasanya seperti masakan yang tidak diberi bumbu penyedap, terasa hambar dan tidak enak bila dikonsumsi. Berbeda dengan kehidupan setelah bermain dengan banyaknya teman yang membantu masa kritisnya, sangat berterima kasih karena saat ini sudah menjadi seseorang yang berwatak beda. Waktu lalu, dimana dirinya sudah dinyatakan telah kembali kepada sang Kuasa dengan layar EKG bergaris lurus sepenuhnya. Tapi saat ini, ia bisa bersama lagi dengan seseorang yang sangat berarti di hidupnya. Seseorang yang berwatak keras ketika ia sudah tidak bernafas lagi, dan seseorang yang begitu kejam ketika mendengar perempuan berbicara 'maaf atau aku mencintaimu'. Sekarang, menatap senja di tempat indah seperti ini, membuatnya bisa tersenyum lebar yang ditemani oleh seseorang di sampingnya.

Ia sangat bersyukur kepada Tuhan, karena dengan kuasanya, ia masih diberi kesempatan kedua untuk menjalani hidup seperti biasanya. Ia berterima kasih juga kepada seseorang yang selalu ada di sampingnya, seperti saat ini. Seulas senyum pun tak pernah luntur dari bibir ranumnya. Mengingat dimana laki - laki disebelahnya selalu menangis tersedu - sedu bahkan mengurung diri di kamarnya, membuat memori lalu menginginkan dirinya selalu tertawa ketika melihat wajah datar milik orang itu. Ia tak bisa berkata apa - apa lagi selain menggenggam tangannya erat - erat. Hanya ini yang bisa ia lakukan ketika mulut tak bisa mengucap beberapa kata untuk berucap, bahwa 'saya sangat merindukan kamu'.

Ia selalu berdoa kepada Tuhan, selalu mengucap rasa syukur yang tidak bisa dijabarkan lebih dalam dan selalu berharap akan laki - laki yang berada di sampingnya untuk tetap ada untuknya. Terlebih lagi, ia nampak begitu gemas melihat wajah datar yang dimiliki oleh laki - laki ini. Mencubit, menarik bahkan menciumnya, tiba - tiba ia dibuat suka oleh benda lentur seperti squishy ini. Ketika ia menjembilnya pun, reaksi yang diberikan oleh laki - laki itu hanya tersenyum singkat dan kembali ke wajah datarnya lagi. Jawaban singkat mengenai perihal ini, laki - laki itu hanya bilang; tidak, saya tidak menyukai ketika kamu mencubit pipi saya hanya karena merindukannya saja.

"Al, ko jadi dingin gini sih, nggak suka ah." Bukan panggilan awal, melainkan dengan sebutan 'Al' yang tidak pernah ia sebutkan ketika memanggil namanya

'Al' hanya menggeleng, tidak menjawabnya melainkan berucap satu kata pun yang tertanda; nggak.

Memeluk lengan kirinya, menatap wajah yang baru beberapa hari ia tatap, "Maaf dan-"

"Stop, jangan dilanjutin." Balasnya menyela ucapan yang belum fasih dilontarkan

Mengerucutkan bibirnya, ia semakin mengeratkan pelukannya, "Iya maaf, tapi udah jangan diem nggak jelas kayak gini terus kenapa."

Lengan yang semula hanya digandeng, kini diangkat, meraup tubuh yang semakin terlihat kecil dan mengecup pipinya singkat, "Jangan tinggalin saya, cukup sekali kamu buat saya menderita." Tuturnya, terlihat sendu namun menggemaskan ketika wajahnya yang semula datar berubah menjadi penuh ke khawatiran

"Saya janji, tapi saya nggak bisa ngelak takdir Tuhan. Ketika saya bertaruh nyawa waktu lalu, saya pasrah, kalo seandainya saya bener - bener nggak bisa ada didekat kamu, maka saya ada disini," Tangan menunjuk kepada dada laki - laki dipelukanny, "Selalu disini, nggak pernah ataupun berniat untuk pergi, walau sejengkal pun."

Laki - laki ini tersenyum, wajah datarnya kembali ke wajahnya yang semula, menampilkan senyum yang manis, "Bagaimana dengan hati saya, jika hati saya harus terpaksa memilih perempuan lain selain kamu?." Bukannya menjawab inti, ia justru menjawab sebuah jawaban disertai dengan pertanyaan yang membuatnya nampak bingung

"Waktu saya sekarat, Tuhan memberi saya dua pilihan; mau untuk tetap hidup atau kembali kepadanya dengan kasih sayang yang tak terhingga. Tau, jawaban saya apa?."

Laki - laki itu hanya menggelengkan kepalanya.

"Saya memilih opsi kedua. Ketika saat itu, Tuhan langsung mengambil nyawa saya, dan saya dengan sangat terpaksa meninggalkan kamu dengan hati saya bilang, saya membiarkan kamu bersama perempuan lain yang bukan saya sendiri. Tapi Tuhan justru membiarkan saya untuk tetap hidup yang memberikan saya kesempatan kedua untuk tetap berada di dunia, dan ada bersama kamu seperti sekarang ini." Sambungnya, sebuah kalimat yang ia jabarkan kepada laki - laki dipelukannya yang membuatnya nampak diam

CERITA JUNI & JULI [END]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα