Bab 17

935 44 3
                                    


Dua hari memasuki sekolah, kini ruang kelas XII A mulai mencatat segala keperluan untuk mengejar materi Ujian yang akan datang. Namanya anak Sekolah Menengah Atas, mereka sudah disibukan dengan catatan - catatan penuh di buku tulisnya masing - masing. Meskipun baru awal masuk dan sudah dibubui dengan catatan dari seorang guru disana, mereka harus tetap terima untuk catatan hari ini. Pertama - tama, ada yang tidak terima dengan hari ini sudah diberi catatan sebanyak itu dan ada juga yang berceloteh bahwa seminggu masuk sekolah jam pelajaran harus tetap stabil seperti hari kemarin. Tidak boleh ditugaskan dengan tugas - tugas yang menurut mereka sangat malas untuk dikerjakan. Tapi apalah dayanya, Wali kelas mereka seorang Ketua Bidang Kesiswaan, mau tidak mau jika ada yang keberatan dengan tugas yang diberikan oleh guru yang memengisi jam pelajarannya di kelas ini harus mereka terima. Bisa jadi juga, mereka akan mendapatkan amukan dari seorang Bapak yang paling ditakuti seluruh siswa-siswi di SMA Cendrawasih ini.

Sekarang mereka harus mencatat jadwal pelajaran di buku tulis masing - masing. Viona yang ditanggung jawabkan sebagai sekertaris oleh Pak Farel, kini ia menuliskan mata pelajaran beserta jadwal piket yang telah ditentukan oleh Pak Farel sendiri. Setelah ia menuliskan mata pelajaran beserta jadwal piket, ia langsung memberi teman - temannya sebuah catatan yang dipegang di tangan kirinya. Ia ditugaskan oleh Pak Agra Danuansyah untuk mencatat tujuan pembelajaran. Mereka semua mencatatnya dengan khidmat dan tidak bersuara ataupun yang lainnya. Pak Agra yang duduk manis di meja guru sana, ia terus melihat anak murid XII A dari ujung paling belakang hingga depan.

Viona berjalan menghampiri Pak Agra, "Ini Pak sudah." Ucapnya sambil menyerahkan kertas putih milik Pak Agra

Pak Agra mengangguk, "Tolong untuk pelajaran Bahasa Indonesia, buku kalian disampul dengan rapih dengan warna yang sama untuk satu kelas. Terserah mau disampul warna apa bebas, asalkan semuanya sama. Paham?." Tuturnya memberitahu

"PAHAM PAK." Sahut anak - anak serempak

Pak Agra mengangguk, "Baik, dikarena kan pelajaran sudah mau selesai, saya tutup pelajaran ini. Selamat pagi." Katanya berpamit keluar menyudahi pelajarannya

"PAGI PAK."

Kring kring kring

Bel istirahat sudah menggema ditiap - tiap ruang kelas. Para murid segera bergegas menuju kantin untuk mengisi perut yang sedari tadi sudah keroncongan. Karena tak sabar untuk mengisi perutnya, sebagian siswa-siswi ada yang mempercepat gerakannya bahkan hingga berlari untuk sampai dibawah. Karena ruang kelas XII berada diatas, semuanya harus menuruni anak tangga terlebih dahulu untuk sampai di kantin pertama. SMA Cendrawasih ini memiliki dua kantin, kantin pertama berada ditengah dekat ruang praktek apapun, sedangkan kantin kedua berada dibelakang dekat dengan aula basket.

Juni beserta Lyanna, Bianca dan juga Melda, kini mereka sedang menuju kantin. Perut mereka juga terus berbunyi sejak tiga mata pelajaran yang menguras tenaganya dari pagi. Sungguh melelahkan bila mereka tidak sarapan sebelum berangkat sekolah bila jam istirahat seperti ini, mereka harus mengantri dan berdesak - desakan untuk mendapatkan makanan yang mereka inginkan terlebih dahulu. Hal ini lah yang tidak disukai oleh Juni, sangatlah ramai. Bilamana ia melihat kondisi ramai seperti ini, ia mendadak pusing melihat gerombolan anak - anak yang tidak sabaran untuk mendapatkan makanan serta minuman yang mereka pesankan.

"Gue balik ke atas aja deh ya. Pusing nih kalo ngeliat banyak orang kayak gini." Ucapnya sambil melihat kantin yang super duper ramai ini

Teman - temannya menoleh ke arah Juni, "Yailah Jun, kebiasaan lama lo belum ilang - ilang juga?." Sahut Bianca yang mengenali sifat lama Juni dari awal kelas sepuluh dulu

Juni mengangguk, "Kalian aja yang jajan gimana?. Gue enek banget nih." Sambungnya lagi menahan rasa mual yang tiba- tiba terasa

"Pokonya lo harus ilangin tu sifat lama, gue nggak mau istirahat tanpa lo terus." Cicitnya lagi

CERITA JUNI & JULI [END]Where stories live. Discover now