Bab 9

1.4K 68 0
                                    


Tiga hari kemudian...

Juniatha sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya. Seperti biasanya, ia diantar oleh teman kecilnya Juliano. Kemana pun ia pergi, Juli selalu ada disampingnya. Keluarga Juni juga ada disampingnya ketika ia sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya. Lengkap dengan Aiden dan juga Arkan, Nadine tidak perlu memberi alasan lagi ketika anak perempuannya menanyakan Papah dan Abang kesayangannya. Juni yang diperlakukan sama dengan keluarganya Juli, ia begitu sangat senang ditambah terharu dengan suasana saat ini karena bisa berkumpul semuanya. Moment inilah yang Juni idam - idamkan ketika bisa berkumpul oleh keluarganya. Jarang - jarang ia bisa seperti saat ini, ya tidak apa - apa hanya dengan menjemputnya di Rumah Sakit, seenggaknya ia bisa merasakan kembali keharmonisan dalam keluarganya.

Juli membantu Juni membereskan barang - barangnya, mulai dari barang kesayangannya sampai barang yang menurutnya bisa menghilangkan rasa kebosanannya. Juli juga membantu Juni membereskan pakaiannya. Selebih itu, Juli meminta Juni untuk mengisi perutnya terlebih dulu. Karena Juni menolak permintaan Juli, dengan terpaksa Juli harus turun tangan untuk menyuapi Juni makan. Dibilang kekanak - kanakan sih tidak, hanya saja Juli tidak mau Juni kembali merasakan sakit dilambungnya lagi. Sebelumnya Dokter sudah berpesan kepada seluruh keluarganya, terutama Juli, bahwa Juni tidak boleh melewati jam makannya apalagi meninggalkan makanan begitu saja. Begitulah dengan perilaku Juli yang tidak membiarkan teman kecilnya merasakan sakit pada bagian lambungnya lagi.

Sekiranya mereka sudah merapihkan semua barang - barang Juni, Juli meraih sisir rambut Juni yang berada di tas Juni.

"Jun, sini duduk." Ucapnya sambil menepuk sofa yang masih kosong

Juni mengangguk, ia pun menghampiri Juni dan ikut duduk.

"Duduknya dibawah, jangan disamping." Katanya lagi dengan menyuruh Juni untuk duduk dibawah didepannya

Memutar bola matanya, "Gimana sih, tadi suruh disini tapi malah dibawah. Dasar labil." Balas Juni jengkel

Juli menarik tangan Juni, menekan bahunya agar segera duduk didepannya "Yaelah salah dikit aja juga, yaudah sih maaf. Udah sini buruan."

Setelah Juni sudah duduk didepannya, Juli mulai menyisirkan rambut hitam Juni. Dengan perlahan dan lembut, Juli sangat lihai menyisirkan rambut panjang nan hitam itu.

Juni tersenyum, "Gue kira mau ngapain, Aldebaran Aldebaran."

"Diem ya, disisir dulu rambutnya. Biar makin cantik, rambutnya dikuncir kuda nggak?." Tanya Juli

Juni mengangguk

Juli pun mengambil ikat rambut berwarna hitam dari saku jaket boomber nya. Ia gigit kecil lalu ia renggangkan. Ia juga sudah sangat paham dengan soal ini. Juli pun menguncir dengan cara ini, ia telah diajarkan oleh Juni. Maka dari itu ia sangat sering menguncir Juni ketika rambut Juni digerai. Sebenarnya Juli tidak suka dengan Juni yang menggerai rambutnya begitu saja, maka dari itu Juli selalu membawa ikat rambut dan menyimpannya disaku jaketnya.

"Nah selesai, cantik deh." Kata Juli yang telah selesai mengikat rambut Juni

Juni membalikkan badannya, mengambil kedua pipi Juli dan menjembilnya "Terima kasih Aldebarannya Lewis, makin sayang deh uuu."

Juli ikut meraih pipi Juni dan menjembilnya, "Sama - sama kesayangannya Aldebaran."

Mereka berdua tertawa bahagia. Inilah moment dimana keluarga Juni dan Juli sangat bahagia melihat keakraban yang tertanam dari mereka menginjak usia lima tahun. Dari dulu hingga sekarang, tidak ada yang berubah dan tidak ada perubahan dari keduanya. Mereka berdua menjadi orang yang paling disayang oleh kedua keluarganya. Mulai dari Kakek-Nenek Juli yang sangat menyukai Juni dari dulu kecil, hingga saudara - saudara Juli pun menganggap Juni sebagai Adik perempuan Juli. Bilamana Juli tidak mengajak Juni pergi kerumah Kakek-Nenek Juli, Juni lah orang pertama yang mereka incar oleh Kakek-Neneknya ketika mereka tidak bisa melihat Juni bersama dengan cucunya datang ke rumahnya. Berbeda halnya dengan Juni ketika Juni mengajak Juli pergi ke rumah Kakek-Nenek Juni, Juni pasti selalu diacuhkan oleh para Tantenya ketika Juli ikut serta dengan Juni. Entah itu acara keluarga, arisan, atau berliburan, Juli lah yang selalu menjadi incaran para Tante Juni yang sudah berstatus menjadi Istri plus Ibu dari anak - anaknya.

CERITA JUNI & JULI [END]Where stories live. Discover now