Bab 52

613 39 0
                                    

Juni yang baru saja membersihkan tubuhnya dan sudah lengkap memakai baju sehari - hari untuk pergi tidur, ia turun ke bawah untuk mengambil cemilan ringan. Perutnya minta diisi dengan cemilan ringan, tetapi tidak dengan pangan berkarbohidrat berbahan dasar dari padi yang menjadi konsumsi sehari - harinya. Ia membuka lemari es berpintu dua yang berada dibawah, mengambil beberapa chiki bertuliskan 'cheetos' dan 'lays rumput laut' kesukaannya. Setelah mana kedua chiki tersebut sudah berada dipelukannya, ia tak lupa mengambil minuman berfermentasi dari yogurt berlambang gunung biru dengan rasa blueberry. Ketika semuanya sudah berada di tangannya, ia pun pergi meninggalkan dapurnya menuju ke taman belakang. Sempat merasa sulit ketika ingin membuka pintu belakangnya, ia pun mengarahkan telunjuknya untuk menggeser pintu belakang ini.

Untungnya, kondisi taman belakang ini tidak terlalu gelap, sehingga ia masih bisa mendapatkan penerangan dari dua buah lampu taman yang berdiri tegap disisi gazebo. Menghampiri gazebo yang ditemani semilir angin, ia menjatuhkan tubuhnya tepat diatas bantal sofa. Karena tak mau ditemani dengan suara jangkrik yang terus mengeluarkan suara khasnya, ia membuka ponselnya dan memplay lagu kesukaan dari negeri gingseng. Dengan biasanya, tidak ada pilihan lain selain Bangtan Sonyeondan ataupun iKON yang menjadi lagu andalannya. Ia memplay lagu yang menjadi pusatnya membangkitkan staminanya, tak ayal kalau ia sering memplay lagu berlirik seperti BTS - Fire ataupun iKON - Killing Me. Seperti saat ini, ia memplay iKON - Killing Me.

jukgessda tto eogimeopsi,

neoui heunjeogi,

nama nal goerophinda,

jukgessda nam daehadeusi
doraseossneunde,

wae naneun oeroulkka

Kepalanya pun ikut menganggut - anggut mengikuti intrupsi dari lagu tersebut sambil mengunyah cheetos yang berada di tangannya. Ibu jari dan jari telunjuk memegang satu buah makanan ringan itu, sesekali ia mengecapnya karena sisa bumbu yang tertinggal disana. Ia juga membuka minuman berasa blueberry untuk menghilangkan rasa kesat ditenggorokannya. Sesekali ia melihat layar ponselnya yang menunjukan tertera jam disana.

"Gila, udah jam segitu aja." Umpatnya ketika melihat jam yang sudah menunjukan pukul setengah sembilan malam

Ia hanya menghabiskan satu buah chiki cheetos saja, tidak dengan chiki yang masih menunggu di depannya. Dari arah pintu belakang, terlihat Nadine yang tengah memperhatikan anak perempuannya. Ia melihat Juni yang sangat menikmati suapan chiki yang terus masuk ke dalam mulutnya. Kepalanya menggeleng - geleng karena Juni yang begitu sangat menyukai makanan renyah tersebut. Sudah sering kali ia memperingatkan putrinya agar tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan ringan itu, tetapi Juni membantah ucapan Mamahnya dikarenakan ia tidak selalu ingin memakan nasi terlalu banyak. Bagi Juni: kalau mau makan apapun itu harus seimbang, dimana ada lauk-pauk pasti ada buah, dimana ada buah dan harus ada makanan ringan juga. Jadi tidak seharusnya mengonsumsi itu selalu lauk-pauk, buah dan sayur mayur saja, makanan pendamping seperti chiki, puding ataupun yang lainnya juga harus ada. Dimana ada roti tawar, pasti ditemani dengan susu putih disampingnya, begitu juga pendapat yang ia kemukakan kepada Mamahnya itu.

"Sayang! Jangan terlalu banyak makan chikinya!." Teriak Nadine yang masih stay diambang pintu

Juni mendongak, "Iya nggak, lagi juga cuma dua aja ko." Sahutnya yang ikut sama berteriak kepada Mamahnya

"Jangan dihabisin semua, nanti pagi - pagi kamu susah bicara lho!." Katanya lagi yang terus mengingatkan Juni

Juni memutar bola matanya, "Iya Mah iya, mulai bawel deh kayak Jul- eh nggak!." Sambungnya yang langsung meralat ucapannya. Cepat - cepat ia menutup mulutnya, menepuk - nepuknya dan bersumpah serapah dalam hati

CERITA JUNI & JULI [END]Where stories live. Discover now