Bab 69

648 45 7
                                    

Setelah hari kemarin bercengkrama hebat bersama Juli, walaupun dengan waktu sebentar, tetapi Juni menikmatinya. Sebetulnya Juni sakit hati dengan apa yang ia lihat dan ia dengar. Dengan kedatangan Kyra secara tiba - tiba, Juni batal berkencan seharian penuh bersama Juli. Ia masih merindukan Juli, sangat - sangat merindukan sang Aldebaran. Entah mengapa, dirinya merasa kesal dengan Kyra yang terus saja menempel bersama dengan Juli. Kejadian di pantai kemarin, membuat dirinya begitu malas untuk melakukan aktivitas apapun hari ini.

Biasanya, sehabis bangun tidur, Juni dengan seenaknya ia mengganggu Arkan. Entah itu Arkan baru saja pulang kuliah, pulang dari rumah temannya karena mengerjakan tugas, ataupun darimana, Juni selalu mengganggu Arkan ketika Arkan belum kunjung bangun. Masih mengenakan baju pemberian dari Juli, Juni pun tidak mandi sore sehabis pergi dari pantai kemarin. Entah mengapa, dirinya terlihat malas ketika sudah sakit hati seperti ini.

Tidak ada yang menyibakan selimut dikala ia masih memejamkan mata, tidak ada yang membuka paksa gordyn untuk memantulkan cahaya matahari agar ia terbangun, dan tidak ada yang mencium kening di pagi hari ketika dirinya malas untuk segera mandi. Biasanya laki - laki idamannya, selalu melakukan hal aneh di pagi hari agar dirinya bangun. Menyetel musik K-Pop, teriak - teriak, mengguncang - guncangkan bahu, memainkan rambut serta menciumi pipi gembul dirinya, sekarang tidak dilakukan lagi.

Juni bangun, menyibakan selimut besarnya lalu mengucek kedua bola matanya, "Jam berapa sih." Gumamnya, melihat jam weker di nakas, Juni nampak biasa - biasa saja

Ia pun menurunkan kedua kakinya, memakai sendal bulu kesayangannya lalu mengikat rambutnya asal. Setelah itu, ia membuka gordyn beserta jendela kamarnya. Ia melangkahkan kakinya menuju balkon. Dengan menghirup udara segar, Juni merentangkan kedua tangannya dan melakukan olahraga kecil. Ketika ia baru saja melakukan penarikan pada kedua lengannya, tiba - tiba saja ia disuguhkan dengan pemandangan yang kurang enak untuk dilihat.

"Gue benci keadaan sekarang." Gumam Juni. Diam - diam ia memiliki rasa jengkel kepada apa yang ia lihat barusan. Karena tak mau berlama - lama di balkon ini, ia pun kembali masuk ke dalam kamarnya

Berjalan menuju nakas, ia mengambil ponselnya. Sudah sangat lama ia tidak memegang benda pipih kesayangannya ini. Terkahir, ia berfoto ria bersama ketiga teman - temannya di sekolah. Setelah itu, ia hanya ingat bahwa ia melindungi Juli dari serangan perempuan ular yang sampai saat ini belum ia tahu kabarnya. Banyak sekali notifikasi yang masuk diponselnya. Mengecek whatsapp dengan ribuan chat dari grup, ia memicingkan sebuah chat yang sama sekali ia tidak tahu.

Ternyata sebelum ia menemui Zeline, Kenzo mengirimkan pesan untuknya. Dengan isi pesan menanyakan waktunya, ternyata Kenzo ingin mengajaknya ngumpul kembali bersama teman - temannya. Juni pun lansung mengetik sesuatu untuk mengirim Kenzo pesan disana.

< Kenzo

|HARI INI|

Hii Zo!. | 7:10 AM

Apa kabarnya, gue sampe kangen lho wkwk^_^. | 7:10 AM

Kapan main kerumah lagi, sombong ya sekarang huhu~. | 7:11 AM

Kuy ah, kita jalan-jalan lagi. Udah lulus, lo nggak ngajak gue jalan apa:(. Jahat ih, aku sebel biarin aja-_-. | 7:11 AM

Setelah mengirimkan beberapa pesan kepada Kenzo, Juni pun menyimpan kembali ponselnya di nakas lalu segera pergi mandi. Ia melihat jam wekernya lagi, "Masih pagi juga, gue jadi males mandi deh."

CERITA JUNI & JULI [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora