Bab 83

622 53 13
                                    

Sesuai dengan permintaan sang Ibu hamil, kini Agatha begitu senangnya 'memakan buah mangga muda, yang telah dicari oleh Juliano. Melihatnya tengah menyesap mangga tersebut, Juli mengidik ngeri melihat Agatha begitu lihai memakannya dengan tumbukan gula merah dan juga cabai. Entah apa yang ia pikiran, sampai kali Agatha menggigit mangga tersebut, tubuh Juli langsung merespon menggigil karena ngilu melihat mangga muda yang tengah dikonsumsi oleh Ibu hamil tersebut.

"Nak, Mamah udah dapet mangga mudanya dong. Berkat Abang Juliano, Mamah bisa makan mangga muda sesuai apa yang kamu pengen." Ucapnya dengan perut buncit yang tengah Agatha usap

Juli melihat Agatha lekat - lekat, "Semua perempuan, kalo lagi hamil, emang kayak gini semua ya Kak?." Tanyanya sedikit penasaran

Agatha yang terus menyolek irisan mangga mudah dengan sambel rujakan, ia menoleh kepada Juli, "Nggak juga sih Bang. Malah ada lho, istri yang hamil, suaminya yang ngidam." Timpal Agatha menjawab pertanyaan Juli

Juli menautkan kedua alisnya, "Ah yang bener, masa iya 'istri yang hamil, suami yang ngidam..." Balasnya yang begitu tidak percaya dengan apa yang Agatha katakan

Agatha menyimpan irisan mangga muda ke atas piring, merubah posisi duduknya menjadi bersandar pada punggung sofa, "Beneran, ngapain juga Kakak bohong sama calon pengantin sih."

"Tapi Juli aneh aja, ko bisa 'istri yang hamil, suami yang ngidam. Nggak, gini gini, kenapa bisa gitu kan 'darimana asal-usulnya coba..." Kata Juli yang terus saja membahas secara rinci mengenai jawaban Agatha tadi

Agatha yang mendengarkan penuturan dari Juli, ia hanya menggeleng - gelengkan kepalanya. Terlihat sangat ambigu, ketika Juli terus saja membahas jawabannya 'padahal ia sendiri sangat tidak percaya, dengan apa yang Agatha katakan tadi. Sudah dibilang aneh, Juli terus saja penasaran dengan perkataan Agatha. Bukannya mengangguk saja biar tidak terlalu panjang, justru Juli semakin mencari jawaban mengenai 'istri yang hamil, tetapi suami yang malah ngidam.

"Hai Kak, lagi makan apa tuh, kayaknya seger banget." Seseorang datang dari arah pintu masuk, Agatha yang baru saja ingin mengambil irisan mangga muda, pandangannya langsung teralih kepada seseorang yang tengah menyapanya

"Eh sayang, ini 'makan mangga muda. Kamu abis dari mana, tumben baru pulang..."

Seseorang yang baru saja datang, kini ikut menyambar duduk di samping Agatha, "Abis dari rumah Kenzo, diajak makan siang sama Mamah-Papahnya."

Juni yang baru saja kembali ke rumah, ia melihat sosok tak asing di hadapannya. Sudah lama tidak berjumpa, sekalinya berjumpa, kontak mata intens terjadi begitu cepat. Sebuah memori lama, kini terputar lagi dipikiran baru. Sosok laki - laki yang sebentar lagi akan menikah, kini ia ditakdirkan untuk melihatnya dengan mata bebasnya.

Suka dan duka, dua kata yang pernah terjadi dalam hidupnya, saat ini 'memori - memori itu tengah memutar sebuah film lama untuk ia ingat dihari ini. Sebuah pasangan romantis dahulu, yang sekarang telah terganti menjadi sosok figuran 'dengan memakan waktu lama untuk bisa bertemu kembali.

"Tumben Kenzonya nggak diajak masuk, kenapa?." Tanya Agatha

Juni menoleh, "Hm, nggak papa. Lagi pula, tadi kan udah sempet berdua, kalo Kenzo disuruh masuk dulu 'nanti ada singa jantan, yang marah ngeliat musuhnya masuk 'hahaha." Balas Juni yang sedikit meledek sambil menatap Juli sekilas

Juli yang langsung peka terhadap perkataan Juni, ia menatap Juni lekat - lekat, "Duh sayangnya saya udah nggak bisa marah tuh, kalo kamu bawa bajingan masuk."

Dengan refleks, mata Juni berubah menjadi lebar dan menatap Juli sinis, "Apa kamu bilang, bajingan?. –Ohhh jadi kamu masih nggak bisa ya, terima kenyataan 'kalo saya sama Kenzo, iya?." Tegas Juni dengan bertolak pinggang

CERITA JUNI & JULI [END]Where stories live. Discover now