Bab 75

698 44 8
                                    


Detingan jarum jam bergerak begitu cepat. Setelah selesai menemui dua orang yang ingin ia bicarakan, akhirnya ia bisa bernapas lega 'walaupun hati tidak bisa dijabarkan selain patah hati yang terlalu menyesakan. Gelisah sudah pasti terjadi pada dirinya, ia tak tau harus berbuat apa selain memikirkan ucapannya yang tadi ia katakan semuanya. Bahkan, kamar yang sudah terasa dingin dari efek air-conditioner di atas sana pun, 'keringatnya terus saja bercucuran. Terkesan seperti orang yang sudah membunuh nyawa orang lain, tubuhnya begitu gemetar di sisi pojok sudut kamarnya.

Apa yang kalian lakukan ketika seseorang yang kalian sayang dari dulu, tetapi ingin bertunangan dengan teman yang kalian tidak suka? Apa kalian bisa membayangkannya mengenai apa yang Juni rasakan kali ini, rasanya kalian semua juga bisa 'ketika kalian membaca kalimat yang terus terkuak dari mulut Juni sendiri. Sudah cukup baginya pun meneguk beberapa loki yang ia simpan diam - diam, ia tidak mau terbebani masalah yang bukan dari dirinya sendiri. Mungkin, ini memang terbilang cukup berat, tapi tak apa 'seberusaha mungkin –ia akan menerima dengan hati yang begitu terasa berat.

Ia menoleh, melihat ada sebuah kotak besar yang berada dari sudut kamarnya. Sebuah kotak yang mana terisi kosong, ia mengambilnya lalu membawanya ke tepi ranjang. Entah apa yang akan ia gunakan mengenai kotak besar ini, ia berjalan menuju meja belajarnya dan membereskan barang - barang yang menurutnya sudah tidak diperlukan lagi. Mulai dari novel best seller yang ia beli, ikat rambut yang ia selalu simpan ditempat kecil, buku gambar, dan yang terakhir, ia mengambil sebuah bingkai kecil yang ia menampilkan foto dirinya bersama calon tunangan perempuan lain.

"Maafin saya ya." Tiga kata, dua belas huruf. Ia bergumam pada sebuah bingkai berukuran kecil yang ia pegang

Berjalan kembali ke arah kotak besar, ia mulai menyimpannya didalam kotak tersebut. Entah apa alasan dirinya mengenai perihal ini, dengan rasa tiba - tiba saja 'semua barang yang bersangkutan dengan laki - laki itu, ia menyimpannya dikotak besar ini. Bahkan, ia sendiri begitu tidak yakin untuk menyimpan barang - barang tersebut.

Setelah semua barang - barang sudah ia masukan ke dalam kotak tersebut, ia menutupnya dengan nafas berat. Selanjutnya, ia pun membawa kotak besar itu ke tempat semula 'yang dimana, ia letakan disisi sudut ruang kamarnya ini. Terlepas itu, ia menghampiri ranjangnya dan membanting tubuhnya begitu saja. Lelah sudah pasti, bahkan ia sendiri bimbang dengan hatinya. Bagaimana bisa ia akan memejamkan mata, kalau hatinya terus merasakan sakit seperti ini 'itu semua bahkan ia tidak bisa melakukannya.

Ting

Tiba - tiba saja, ponsel yang berada diatas nakas berbunyi. Sebuah notifikasi yang baru saja masuk dan tertera di lockscreen, membuatnya langsung meraih benda pipih tersebut. Sebuah senyuman singkat, tertera pada kedua sudut bibirnya.

"Apaansih Kenzo, alay banget deh hahaha." Ternyata yang membuat Juni tertawa, tak lain dari perbuatan Kenzo. Sebuah pesan singkat mampu membuat Juni kembali tertawa seperti ini, dan ternyata 'Kenzo benar - benar masih ingat kepadanya

Mau tau apa yang Kenzo kirim kepadanya, Kenzo mengirim begini:

< Kenzodonat👽

Hai hai hai istriku, sayangku, teman hidupku, perempuan yang akoh sayang. Mau akoh bawakan sesuatu tidak, seperti martabak manis, telor, atau ketoprakuy kita nikah aja?. | 6:25 PM

Awalnya Juni hanya iseng mengganti nama Kenzo menjadi seperti itu, tapi lama - kelamaan, menurutnya itu sangat pas untuk nama Kenzo yang digabung bersama donat.

Kenzo Damar, laki - laki yang belum juga hilang harapannya kepada Juni, laki - laki yang terus membuat Juni untuk tidak patah semangat dan laki - laki yang mampu membalikan moodnya seperti sekarang ini. Setelah ia membacanya berulang - ulang, Juni langsung membalas pesan tersebut.

CERITA JUNI & JULI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang