Bab 84

606 49 18
                                    

Mendekati waktu untuk pasangan ini akan segera melangsungkan pernikahan, Juli dan Kyra tengah menatap lurus kepada keluarga besarnya. Awalnya Juli bingung dengan sikap Kyra yang tidak seperti biasanya, lebih banyak diam dan juga lebih memilih untuk menyendiri. Terlebih lagi, Juli juga bingung akan keluarganya yang dikumpulkan kembali di halaman belakang rumahnya. Terbayang - bayang sebuah jawaban dibenaknya, jari jemari Juli pun sampai ikut bergemetar 'ketika melihat pandangan mata Papahnya sendiri, yang terkesan menyeramkan.

Kumat - kamit dalam hati, ia benar - benar takut akan pandangan keluarganya yang menatapnya begitu tajam dan penuh arti itu, "Ada apa deh, kenapa kalian ngeliatin Juli kayak gitu. Papah juga, kenapa sinis banget sama anak sendiri?." Tanyanya yang begitu ambigu

Semua orang yang mendengarkan ucapan Juli, mereka langsung mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. Ketika matanya berhasil menangkap seseorang yang dari awal hanya diam dan terus merenung, Juli semakin bingung mengenai perubahan sikap dari hati dirinya secara tiba - tiba.

Memang sangat terlihat aneh, bahkan Juli pun terus bertanya dalam hatinya, mengenai apa yang sedang terjadi hari ini. Waktu semakin berputar cepat, tetapi diantara mereka semua, belum juga ada yang memulai pembicaraannya kepada Juli yang sedari tadi menatap penuh jawaban.

"Maaf semuanya, Juni baru dateng. Tadi dijalan mac–" Tiba - tiba saja Juni datang. Ucapannya terhenti, ketika pandangannya menangkap seluruh mata keluarganya, yang menatapnya seperti maling

"...Kita duduk disini aja yang, nggak papa." Sambung Juni kepada Kenzo

Kenzo yang merasa tidak enak, ia mulai menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal, "Sumpah, aku nggak enak banget yang. Aku pulang aja deh ya," Bisik Kenzo

Juni menggeleng, menahan kedua pundak Kenzo untuk segera pergi duduk, "Apaan sih kamu, mereka juga bakal jadi keluarga kamu. Kenapa kamu jadi canggungan gitu sih, jelek banget." Omel Juni yang melarang Kenzo untuk pergi dari tempat ini

"Tapi kan yang..." Katanya dengan nada memohon

Juni yang mendengarkannya, ia langsung memasang mata lebarnya menatap Kenzo. Kenzo pun yang mendapatkan tatapan seperti itu, pandangannya langsung kalap dan pergi duduk di sebuah kursi kayu ini.

Di sebrang sana, semua keluarga yang menatap kedua pasangan itu penuh pandangan aneh, mereka langsung kembali menatap Juli penuh arti.

"Ini sebenernya ada apa sih, kenapa nggak ada yang ngomong dari tadi. Kalo gini ceritanya, Juli mau pergi ke kantor nih. Disana masih ada perlu yang Juli pelajarin soalnya." Ketus Juli yang sedari tadi tidak sabaran

Kyra yang dari tadi hanya diam dan merenung saja, tiba - tiba ia bangun dari duduknya, lalu berjalan ke arah meja yang diatasnya terletak alat proyektor. Juli melihat tingkah Kyra begitu sangat aneh, bahkan ia juga bingung dengan alat proyektor itu dan juga layar putih di depannya, dengan jarak yang tidak begitu jauh dari alat tersebut.

"Sebenernya pada mau ngapain sih, kenapa pada tegang - tegang gitu ya yang?." Tanya Juni pada Kenzo, yang terus melihat keluarganya

Kenzo menggeleng, "Kenapa kamu nanya aku, aku aja yang bukan keluarganya nggak tahu menahu tempe yang."

Juni menoleh, "Kamu kalo aku aja ngomong serius, bercanda terus deh ah." Balas Juni yang sedikit menoyor kepala Kenzo

Kenzo terkekeh, "Aishhh, akoh mau diserius sama kamoh, rasa - rasa cinta bergetar hebat ini."

Juni yang mendengarkan celoteh Kenzo, ia membuang pandangannya asal. Entah mengapa, akhir - akhir ini Kenzo terkesan sangat lebay dibandingkan sikap dinginnya lalu.

CERITA JUNI & JULI [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora