24

2.5K 117 0
                                    

"Jomblo happy memang pilihan hati, bukan karena tak mampu untuk cari kekasih, jom—

Elgo menyerngitkan dahi, ia tidak melanjutkan acara nyanyi dadakannya, ia berpikir sejenak, lalu berkata pada dirinya sendiri, "loh gue kan udah nggak jomblo lagi, nggak pantas ah gue nyanyi kayak gitu, kalo Raja yang nyanyi baru cocok, dia kan yang masih jomblo."

Elgo terbahak di tengah koridor, ini memang waktunya masih jam pelajaran, dan ia sudah ijin mau ke koperasi untuk membeli pulpen. Namun, tiba-tiba saja dari arah depan datanglah seorang cewek dan langsung menghambur ke dalam pelukannya. Elgo sedikit kaget, ia tidak siap mendapatkan pelukan seperti itu, matanya membola dan mengerjap berulang kali.

Menit pertama, Elgo membiarkan sang cewek menangis ke dalam pelukannya, tubuh Elgo terasa bergetar, ia juga merasa jika seragamnya basah oleh air mata cewek itu.

Lalu, Elgo memberanikan diri untuk menyentuh rambut cewek dipelukannya ini, dan rambut yang semula menutupi wajahnya seketika terlihat dengan jelas, Elgo terkejut bukan main. Rupanya cewek itu adalah Sashi, dan apa yang membuat cewek itu menangis seperti itu?

"Elgo, gue sayang sama lo. Lo jangan tinggalin gue, mau sampai kapan lo gantungin gue seperti ini? Please Go, lo mau ya jadi pacar gue? Gue jatuh cinta sama lo udah terlalu dalam, gue mau memiliki lo sepenuhnya. Gue sayang sama lo Go," ucap Sashi histeris, wajahnya masih tenggelam dalam pelukan Elgo.

"Gue nggak bisa Sas, udah ada cewek yang harus gue jaga perasaannya. Gue nggak mau ngecewain dia," sangkal Elgo cepat, ia memutuskan berusaha menyeret Sashi dari dada bidangnya. Namun rupanya cekalan Sashi semakin kuat, hal itu pula menyulitkan Elgo untuk menghempaskan cewek itu. Ia hanya bisa bernapas panjang.

"Sampai kapan Go? Gue kapan dilihat oleh mata lo? Lo nggak pernah bersikap seperti itu sama gue? Lo nggak mikirin perasaan gue kayak gimana? Mau gue cuma satu, lo jadi pacar gue Go. Itu udah lebih dari cukup."

"Maaf, gue udah ada yang punya Sas, dan lebih baik lo lupain gue, jangan berharap apa-apa lagi dari gue. Gue nggak mau bikin lo tambah sakit, lo harus bisa lupain gue, gue yakin lo bisa, maaf Sas," ujar Elgo, kali ini ia sedikit bisa mengontrol emosinya. Setelah ia berhasil melepas Sashi dari pelukannya, Elgo berjalan menjauh dari cewek itu.

***

"Pangeran berkuda besi udah sampai di sini dari tadi dan mau mengantar tuan putri pulang ke rumahnya, ayo!" Elgo tersenyum amat lebar saat Sia sudah berdiri di ambang pintu kelasnya.

Sia terkejut bukan main, tetapi ia juga bisa mengontrolnya. Sia membalas dengan senyuman paling indah, kemudian ia mengangguk setuju.

"Eits, kayaknya ada yang kurang deh," celetuk Elgo sambil mengetuk-ngetukkan jari didagunya, ia seolah sedang berpikir kritis.

"Apaan kak?" Sia bertanya lugu, ia juga penasaran.

"Belum cium, sini cium dulu gih. Biar romantis," ujar Elgo penuh semangat, Sia tidak bisa membalas ucapan cowok itu karena tangannya sudah ditarik secara paksa. Lalu Elgo mendaratkan bibirnya ke arah kening Sia.

Dan cup! Dalam hitungan detik saja pipi Sia sudah menyemburkan warna merah, ia merasakan sesak napas saat mendapati sebuah kecupan ringan dari Elgo. Pipinya terasa panas, wajahnya menunduk karena malu.

"Udah, yuk pulang! Aku gandeng tangan kamu, ya?"

Sia mengangguk.

Elgo kemudian tersenyum manis, ia menggandeng tangan Sia disebelah kirinya, lalu tak lama kemudian ia menoleh karena Sia menghentikan langkah kakinya secara mendadak.

"Ada apa?" tanya Elgo dengan dahi berkenyit heran.

Sia langsung berkata ketidaknyamanan yang terbentuk ini, "kak boleh kakak gandeng aku disebelah kanan, soalnya Elgi selalu gandeng aku ditangan kanan, bukan kiri."

If I Don't Hurt You (END)Where stories live. Discover now