21

2.6K 139 0
                                    

"Perasaan dari tadi lo garuk-garuk bokong mulus deh? Kenapa lo? Kesemutan atau ada semut yang gigit, mau gue garukin?"

Tingkah aneh Elgo sukses memancing Raja, cowok itu lantas bertanya, matanya terus terarah pada tangan Elgo yang masih saja lincah menciptakan gerakan naik turun di pantatnya.

"Iya tuh, boleh banget, buruan nih garukin, yang enak, ya?"

Setelah berkata sedemikian rupa, Elgo segera menodongkan pantatnya pada Raja, kedua lututnya bertumpu pada kursi yang beberapa detik yang lalu ia duduki, secepat kilat setelah pantat Elgo ada di hadapannya, Raja langsung mengikuti anjuran dari Elgo, menggaruknya dengan sangat santai, sesekali ia bertanya letak area yang diadakan gatal oleh Elgo.

"Udah belum?"

Raja sudah menggaruk pantat Elgo sekitar dua menit, tingkah kedua cowok itu mendapati tatapan menyelidik dari teman sekelasnya, hampir semuanya tertawa dengan tingkah kedua cowok itu, namun Elgo dan Raja bersikap seperti biasa, tidak terlalu peduli memikirkan itu, malahan Elgo maupun Raja sesekali ikut tertawa.

"Dikit lagi, yang ini dong Ja," kata Elgo sambil menunjukkan area pantat yang gatal, setelah mengangguk satu kali, Raja segera menggerakkan tangannya.

Beberapa menit kemudian keduanya sudah duduk seperti sedia kala, Elgo tersenyum pada Raja sambil menepuk bahu cowok itu satu kali.

"Makasih Ja, lo emang the best deh," puji Elgo, mengedipkan satu alisnya dengan manja.

"Siapa dulu? Raja gitu lho. Gimana, enak nggak garukan tangan gue?" Raja menaikturunkan alisnya, dan dijawab dengan anggukan antusias dari Elgo.

"Iya, lo jadi pekerja garuk pantat cocok banget tau, itung-itung selingan lo sekolah, lumayan dapet duit buat bayar SPP, lo boleh nyoba itu Ja," saran Elgo, ia menggeser kursinya agar lebih dekat dan nyaman berbicara dengan teman bangkunya itu.

"Iya deh nanti gue coba, siapa tahu ada yang minat, kan?"

"Nah bener itu." Elgo menjentikkan jari tangannya.

Setelah itu, keduanya sama-sama berdiam diri, hening menyelimuti situasi kali ini. Raja yang tak suka dengan itu langsung memecah keheningan.

"Eh Go, ngomong-ngomong kenapa pantat lo bisa gatel gitu, masa semut bisa masuk ke sana sih?"

Elgo mencerna ucapan Raja dengan maksimal, walaupun sebelumnya agak bingung, lalu ia paham dan langsung menjawab dengan cepat.

"Nggak tau juga sih, mungkin gara-gara gue pakek punya nyokap gue kali. Gila nggak? Gue kehabisan sempak njir, gue nanti beli deh, kudu stok yang banyak nih, secara ini kan, lagi musim hujan."

***

Bergegas, Sia memasukkan semua bukunya ke dalam tas, bunyi bel tanda pulang sekolah sudah bernyanyi, memberi isyarat agar semua siswa dan siswi boleh pulang ke rumah masing-masing, setelah semuanya sudah lengkap, Sia langsung menggendong tas punggungnya.

"Gue udah siap, yuk pulang!" Elin menoleh pada Sia, lalu ia mengangguk satu kali, secara bersamaan kedua gadis itu mengangkat bokongnya dari kursi dan mulai melangkah maju dengan kompak, beriringan.

Saat berada di ambang pintu kelas, Sia mengangkat dagunya tinggi-tinggi untuk meminta jawab dari Elin karena sahabatnya itu menepuk pundaknya.

Elin diam tak bersuara, ia hanya menunjuk sesuatu dengan dagunya, dahi Sia sedikit berkerut, dengan ragu ia pun menoleh ke samping, begitu tatapannya sudah sampai dititik itu, betapa terkejutnya ia saat mendapati Elgo tengah menatapnya sambil tersenyum manis, punggung bidangnya ia sandarkan di pintu, tangan kanannya melambai ke arah Sia.

If I Don't Hurt You (END)Where stories live. Discover now