11

4.1K 190 1
                                    

Tatapan Pak Rozi setelah melihat itu langsung menghunus ke arah Raja, sementara Raja sudah meneguk salivanya dengan susah payah.

"Iya, pak saya buat deh," jawab Raja dengan malas, direbutnya ponsel miliknya dari genggaman Elgo, tak lupa ia menarik ponsel itu secara kasar.

Elgo tidak marah, ia hanya menggelengkan kepalanya, lalu selanjutnya ia melihat wajah cemberut Raja yang terlihat dengan jelas.

Dengan cekatan, Raja mengutak-atik ponselnya, menekan menu pengaturan dan mulai memasang sandi diponselnya. Bisa dilihat sendiri, tingkah guru satu ini sangatlah aneh. Sebenarnya guru matematika itu tidak ada berhak untuk mengatur ponsel milik Raja, memang dia tuan benda itu? Enggan, kan? Sudahlah, Raja pasrah dan menurut saja.

Tak lama, Raja sudah selesai, lalu dengan malasnya ia menyerahkan ponselnya kepada pak Rozi, "ini udah pak," katanya sembari melempar bola matanya dengan malas.

"Sandi-nya apa?" tanya Pak Rozi setelah melihat layar ponsel milik Raja.

"Itu, kan, udah nyala. Ngapain tanya sandi segala?"

"Bapak cuma tanya, di sini bapak adalah guru kalo kamu lupa."

Pak Rozi tidak mau kalah, menuding Raja habis-habisan. Memang apa hubungannya dengan guru dan sandi ponsel? Aneh sekali guru satu ini.

Tak mau kalah, Raja segera menjawab, "di sini saya yang punya hape kalo bapak lupa."

"Loh, bapak nggak pelupa lho, bapak juga ingat nama-nama anak bandel di kelas ini!"

Lihat itu, bagaimana tidak emosi coba? Guru satu ini sungguh membuat lava yang berada diubun-ubun kepala seketika saja langsung mendidih. Semua siswa dan siswi yang mendengar itu hanya membuang napasnya secara kasar. Sudahlah, memang ini sudah menjadi hukum alam. Guru selalu benar dan murid selalu salah. Dan oleh karena itu, semua siswa bertekad menerjang teori menyebalkan itu.

"Hei buruan, apa susahnya sih!" Gertak Pak Rozi lebih keras, tak sampai disitu, beliau juga menggebrak meja dihadapan Raja sampai cowok itu terlihat kaget.

"Lho, kok bapak ngegas sih, ya terserah saya lah pak mau kasih tau bapak atau enggak. Ini kan hape punya saya. Lagian nih, ya, ponsel saya itu udah nyala pak, jadi bapak nggak butuh kata sandi untuk membukanya, aneh banget nih bapak!"

Raja sudah muak, emosinya naik pitam, dadanya naik turun menahan amarahnya yang siap menyemprot keluar.

"Udah Ja, tinggal jawab aja. Biar kelar nih masalah," bisik Elgo disampingnya, Raja yang mendengar itu mengangguk mengiyakan. Pak Rozi benar-benar guru paling aneh.

"Sandi ponsel saya satu sampai sembilan," balas Raja cuek, tak mau berurusan dengan Pak Rozi lagi.

"Nah, gitu dari tadi, kan, enak sih."

Guru matematika itu seketika mematikan layar ponsel milik Raja, dan tak lama kemudian ia mulai menyalakannya lagi, benar saja, Raja sudah memberi sandi di ponselnya. Karena sudah tahu, Pak Rozi langsung mengetik sandi sesuai apa yang Raja katakan. Ish, kurang kerjaan banget guru itu.

"Lho, kok salah. Jangan coba bohongin saya kamu Raja!"

Raja langsung menatap Pak Rozi dengan sangar, nyebelin emang nih guru, mengomel mulu kerjaannya. Lagian, Raja berkata sesuai fakta, memang sandinya seperti itu, mungkin guru itu saja yang salah ketik. Main protes aja kerjaannya!

If I Don't Hurt You (END)Where stories live. Discover now