22

2.9K 136 0
                                    

Kata-kata Sia sama sekali tidak masuk ke dalam indera pendengaran Elgo, seolah telinga cowok itu tersumbat sesuatu sampai suara Sia tidak dapat didengar. Elgo lantas menarik tangan Sia secara paksa, alhasil cewek itu tersentak dan ikut terhuyung ke depan.

"Aku nggak mau ikut kak," rengek Sia, tangan Elgo yang membaluti lengan tangan Sia yang ramping masih berusaha Sia lepaskan. Namun nyatanya, usahanya tak membuahkan hasil, tangan Elgo terlalu kuat.

"Udah ikut aja, kenapa nggak mau? Lo nggak suka?" Elgo berhenti berjalan, begitupun dengan Sia, tatapan mereka saling terkunci.

"Enggak gitu kak, lagian kakak kenapa ngajak aku ke mal? Emang mau ngapain?"

"Mau buang air, bosen pipis di rumah terus, kali-kali di sini lah, ayo!"

"Tap—

Ucapan Sia langsung terpotong karena Elgo kembali menyeretnya, Sia akhirnya pasrah dan menurut, walaupun sangat malas. Tak lama kemudian Sia merotasikan kedua bola matanya. Apa yang Elgo katakan tadi? Cowok itu ke sini mau numpang buang air? Ish menyebalkan sekali. Sia baru menemukan manusia aneh seperti Elgo.

Beberapa menit kemudian mereka sudah memasuki mal, awalnya Sia ragu dan tidak percaya akan ucapan Elgo, namun begitu melihat toilet dihadapannya, kini ia sudah mempercayainya. Jadi Elgo benar mau buang air di toilet mal?

Sia masih tak habis pikir, sedetik setelahnya tatapannya beralih pada Elgo.

"Kakak beneran mau ke sana?" Sia bertanya dengan ragu, ekor matanya lurus, menunggu jawaban.

"Masa sih cowok ganteng kayak gue gini bohong sama lo, gue beneran mau buang air, lo tunggu sini sebentar, ya? Ingat, jangan pergi ke mana-mana, cukup di bumi aja, jangan nyasar di planet orang, apalagi sampai nyasar ke pluto, susah kalau nyari ke sana, soalnya dia udah enggak di anggep planet lagi."

"Iya iya, sana buruan, jangan lama-lama tapi." Dengan ketus, Sia melambaikan tangannya, seolah memberi isyarat pada Elgo agar segera menjauh dan masuk ke dalam bilik toilet. Setelahnya Sia menepi dan bersandar pada tembok yang jaraknya tidak jauh dari toilet.

"Gue nggak bakal lama, orang toiletnya aja di depan mulut gue, emang ada di Venus?"

Menggeram sebal, Sia menyahut malas, "bukan gitu kak, maksud aku buang air kecilnya jangan kelamaan."

"Nggak lama Sia, kan gue udah bilang kalau toiletnya deket, lo nggak lihat tulisan toilet segede gaban itu, atau jangan-jangan lo nggak tahu fungsi mata lo buat apa lagi?"

Elgo sudah mendelik, namun Sia seakan menulikan telinganya, perkataan Elgo seharusnya tidak Sia gubris dari tadi.

Melihat Sia membungkamkan mulutnya, Elgo semakin gelisah, ia mendekat ke arah Sia, lalu tangannya terangkat dan jatuh di pundak gadis itu, sedetik kemudian Elgo menggoncangkan bahu Sia berulang kali.

"Lo beneran nggak tau fungsi mata buat apa? Kok diem gitu, Sia jawab gue! Jangan diem mulu kayak gitu, jangan bikin gue pipis di sini."

Kesekian kakinya, putaran bola matanya sudah Sia lakukan, kali ini diiringi dengan menghempas tangan Elgo secara kasar.

"Apa-apaan sih kak, jangan aneh-aneh deh. Buruan masuk sana, aku nggak pa-pa."

If I Don't Hurt You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang