Putih, Tenang dan Dingin 1

131 17 0
                                    

"Azuki! Kaori! Itu Perusahaan Asakura! Mereka hendak membunuh kita semua!" Kata seorang pria berambut hitam yang membangunkan Kaori dan Azuki yang masing-masing berumur 11 dan 10 tahun.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Kaori sambil memeluk Azuki yang ketakutan begitu suara ledakan terdengar di luar rumah mereka.

"Kalian berdua harus segera pergi dari sini" Kata seorang wanita berambut putih yang tiba di kamar Kaori dan Azuki "Ibu dan ayah akan menghentikan mereka semampu kami" Kata wanita itu.

"Ingatlah" Wanita itu berbicara pada Kaori dan Azuki "Kalau Perusahaan Asakura berhasil membunuh kami semua, kalian berdualah yang akan menjadi penerus klan Murasaki" Kata wanita itu.

"Waaah! Apa ibu dan ayah akan dibunuh?" Tangis Azuki "Sekarang bukan waktunya menangis!" Kata Kaori menenangkan adiknya "Ayo, kita pergi ke jalan rahasia milikmu!".

Kedua gadis itu pun berjalan dengan hati-hati menelusuri lorong rumah tradisional Jepang yang menjadi tempat tinggal klan Murasaki.

"Hati-hati, kita jangan sampai terlihat" Kata Kaori sambil berjalan menunduk di dekat sebuah shoji yang transparan.

Sementara di halaman luar terlihat sihir, peluru, dan peledak berlalu lalang, Kaori beserta Azuki tiba di depan sebuah lubang di dinding yang tertutup sebuah batu besar yang tersembunyi di balik semak-semak. Lubang itu terlihat kecil dan hanya bisa dilewati dengan cara merangkak.

"Ini jalan rahasia yang kutunjukkan waktu itu, Onee-chan" Kata Azuki "Bagus, sekarang masuklah" Perintah Kaori.

"Hei! Aku lihat anak-anak klan Murasaki masuk ke balik semak itu!" Teriak seorang tentara Perusahaan Asakura.

"Cepat masuk! Akan kutahan mereka semampuku!" Kata Kaori yang memunculkan sebuah pedang claymore begitu mendengar suara tentara itu.

"Tapi, bagaimana dengan Onee-chan?" Tanya Azuki dengan mata berkaca-kaca "Jangan pedulikan aku! Yang penting kau harus tetap hidup!" Kata Kaori sambil menusuk dinding dan meruntuhkan batu sehingga lubang itu tertutup "Tunggu! Onee-chan!" Teriak Azuki.



"Walaupun dia anak kecil, namun dia berhasil membunuh 7 orang anggota kita" Kata seorang tentara Perusahaan Asakura pada Ryogi yang melihat Kaori terkapar di tanah.

"Apa kalian membunuhnya?" Tanya Ryogi pada tentara itu "Tidak, kami pikir dia cukup berharga jadi kami pukul dia hingga pingsan".

"Itu langkah yang bagus" Puji Ryogi "Bawa dia ke Hiro untuk dicuci otaknya" Perintah Ryogi "Bakar rumah ini dan semua mayat anggota klan Murasaki" Lanjutnya.



"Aaaaaaah!" Teriak Kaori yang terikat di sebuah kursi dengan sebuah helm beserta goggle terpasang di kepalanya.

"Untuk siapa kesetiaanmu?" Tanya Hiro pada Kaori dengan tatapan mata kosong "Untuk Perusahaan Asakura dan Ryogi-sama" Kata Kaori.

"Bagus! Cuci otaknya berhasil!" Kata Hiro bersemangat "Sekarang kau menggunakan kode nama Eksekutor dan ini perintah pertamamu" Kata Hiro sambil memberikan sebuah dokumen pada Kaori.



"Apa yang terjadi padaku?" Tanya Kaori di alam bawah sadarnya. Dia lalu melihat darah yang tercecer di jalanan dan juga terciprat di bajunya "Apa ini? Apa yang sedang terjadi?" Kaori mulai kebingungan sementara tubuhnya melihat seorang pria yang merangkak menjauhinya di samping mayat seorang pria lain.

A Phoenix's Story [TAMAT]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon