Bagian 4 : Bunga diiringi Hujan

Mulai dari awal
                                    

------

Sinar matahari pagi menyinari wajah mulus Yulan, gadis itu masih tertidur pulas di atas meja. Anqiu baru selesai mengangkut kayu bakar, dia meniup padam lampu minyak di atas meja kemudian membangunkan Yulan.

"nona, nona! sudah pagi" Anqiu menggoyangkan lengan Yulan.

Yulan bereaksi matanya terbuka pelan-pelan menatap wajah Anqiu yang bercucuran keringat. Dia segera duduk tegap merapikan bajunya.

"sekarang jam berapa?" tanya Yulan masih menatap pemandangan luar jendela

"matahari baru terbit" jawab Anqiu

"gawat! aku harus segera ke pasar!"

Yulan merapikan barang-barang diatas meja bergegas mengelap wajahnya menggunakan kain basah, Anqiu juga ikut mengambil bagian melayani nonanya, Yulan tak sempat berkumur dia mendengar suara sesuatu terjatuh, kejadian kemarin terulang lagi tapi berbeda tempat sumber suara itu muncul. Kali ini suara itu berasal dari dalam ruang istirahat.

"suara apa itu?" tanya Yulan meletakkan air berkumur

"suara itu . . . dari tirai pemisah ruang paman Qi"

Anqiu berjalan duluan ke dalam kain yang memisahkan kasur setiap penghuni, dia melewati kain bewarna orange. Terdengar suara rintihan kecil, paman Qi merintih kesakitan di lantai kelihatanya dia baru saja terjatuh. Anqiu menjerit dia meminta Yulan kemari mereka mengangkat tubuh paman Qi ke ranjang.

"paman tubuhmu panas, gawat!" Anqiu meraba kening paman Qi

"Anqiu ini tak boleh dibiarkan, segera panggil tabib"

"ba, baik!"

Anqiu segera pergi memanggil tabib, Yulan memanggil ama dan emenya kemari memastikan keadaan paman Qi, Dataguo meraba kening paman Qi.

"Qi, apa yang kau rasakan?"

"tuan, saya merasa dingin . . .tubuhku menggigil"

"tuanku, jangan-jangan Qi terjangkit penyakit nyamuk?" tanya nyonya Zhu'ergen

"mungkin begitu,  pokoknya pastikan dulu melalui pendapat tabib"

nyonya Zhu'ergen menyuruh Yulan membawakan selimut serta kain pembasuh, Yulanmenuruti perintah emenya menyelimuti tubuh paman Qi yang menggigil dan mengelap kening paman Qi. Tidak lama kemudian tabib yang merawat tulang Liguang kemarin pun datang, ia duduk di samping kasur paman Qi memeriksa nadinya. Tabib itu berpikir sejenak lalu menbereskan bantal kecil penyanggah tangan yang diperiksa menghampiri Yulan sekeluarga.

"tubuhnya lemah, ditambah lagi terjangkit penyakit nyamuk. Kalian sebaiknya berhati-hati merawatnya" sang tabib membawa kotak kayunya dan mengenakan topi "ikut denganku, aku akan memberi resep khusus untuknya"

"iya, Anqiu kau ikut bersamanya. tuan kira-kira berapa biaya obat-obatan ini?" Dataguo bertanya hati-hati

"dalam resep ini mengandung gingseng kemungkinan sekitar empat puluh liang"

Dataguo agak tertegun memdengar empat puluh liang disebutkan, keadaan ekonomi mereka mana bisa menanggu biaya seberat ini. Dataguo memutuskan membayar separuh dan sisanya diansur tapi dia keduluan oleh istrinya, istrinya melepaskan sepasang anting dan tusuk konde emas berbentuk peoni diberinya ke tabib itu.

"tuan, tolong selamatkan Qi, kalau perhiasan ini masih belum cukup, aku bisa memberi yamg lain" nyonya Zhu'ergen bersiap melepaskan gelang jade miliknya.

"tidak, tidak nyonya. Anting-anting ini sudah cukup" tabin itu mengembalikan tusuk konde nyonya Zhu'ergen "sampai disini saka, 4-5 hari lagi aku akan datang memeriksanya"

Cruel FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang