55👿

2.1K 106 18
                                    

Jangan lupa sempetin vote dan komen ya sebagai bentuk apresiasi terhadap karya Pure Blood ini.

Terimakasih, atas perasaanmu padaku.
👿👿👿

" Kita kembali ke kastil sekarang," ucap Alena sambil menarik tangan Alaric. Melesat di tengah malam setelah lompat dari balkon, meninggalkan Vanesha dan Johan berdua.

" Tidak." Jawab Alaric.

Alena masih menatap ke arah depan, dengan tangan menggenggam erat Alaric, " Ini bukan pertanyaan. Ini rencanaku."

" Apa? Kenapa?" Tanya Alaric sambil menahan tangan Alena agar menghentikan laju langkah nya.

Hampir saja Alena terjatuh dan kehilangan keseimbangan akibat Alaric yang berhenti secara mendadak. Namun, untung saja Alaric dengan sigap menahan tubuh Alena.

" Tsk. Mau bikin aku jatuh ya," dengus Alena sambil menegakkan tubuhnya.

" Pada akhir nya nggak jatuh kan," jawab Alaric tak mau kalah.

" Sudah, jawab saja pertanyaan ku tadi. Kenapa kamu mau pergi ke kastil?" Imbuh Alaric penasaran sambil menatap Alena yang tepat berada di hadapannya.

" Sudah waktu nya aku pulang. Aku sudah bangkit sepenuh nya saat ini," jawab Alena sambil membenahkan anak rambutnyan dan menatap bulan berdarah.

" Lalu Fahmi?" Tanya Alaric dengan nada yang terdengar cemburu di telinga Alena.

Alena menautkan kedua alisnya, " Emang kenapa sama dia?"

" Bukannya kamu ada rasa sama dia?" Sindir Alaric.

" Kata siapa? Jangan sok tau deh," Alena tertawa kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

" Lalu kenapa kamu memberi pisau mu yang berharga itu?" Cercah Alaric.

" Emang kenapa? Itu bukan masalah yang besar kan," ucap Alena balik bertanya.

" Tapi, pisau itu bisa membunuh vampir," kesal Alaric.

" Dengar, hanya vampir campuran yang baru lahir yang bisa di bunuh. Kamu di tusuk dengan pisau tersebut seribu kali pun tak kan ada efek nya. Kamu akan baik-baik saja." Alena memutar bola mata malas.

" Bukan itu, masalah nya---" Alaric meraih kedua bahu Alena. Memegang nya erat.

" Hei, tidak usah di pikirkan. Itu hadiah yang kuberikan untuknya. Yah, lebih tepat nya hadiah perlindungan diri karena aku yakin dengan ada nya bulan berdarah ini, banyak Vampir yang tak dapat mengontrol dirinya dan kekuatannya. Mengakibatkan mereka ceroboh dan membuat Vampir Campuran akan banyak terlahir dalam waktu semalam dimana-mana." Jelas Alena sambil menatap mata Alaric serius. " Tolong, jangan tanya lebih detail atau membahas masalah pisau perak itu lagi untuk kedepannya."

Alaric mengepalkan tangannya, menarik nafas dalam. Berusaha menahan amarah nya. Ia hanya khawatir akan Alena dan kaum vampir ke depannya. Kenapa Alena tak dapat memahami hal tersebut sama sekali?

" Hei, kamu tampak jelek kalau banyak pikiran seperti sekarang." Ucap Alena sambil meraih tangan Alaric yang mengepal.

" Aku nggak mau ya mengikat hubungan sama Vampir jelek." Imbuh Alena membuat Alaric yang menoleh ke arah nya.

" Apa maksudmu?" Tanya Alaric meminta penjelasan lebih lanjut.

" Kamu adalah calon pengantin laki-laki ku. Kita akah menikah saat bulan purnama besok. Tapi, kalau kamu berubah jadi jelek karena banyak pikiran. Aku nggak mau sama kamu. Nanti kamu nggak akan bisa kupamerin ke yang lain soalnya," jawab Alena sambil tersenyum menggoda.

Pure Blood (COMPLETE)Where stories live. Discover now