12

2.2K 170 28
                                    

Kantung darah
📮📮📮

" Jangan pergi, disini aja," ucap Alena penuh harap.

" Nggak bisa. Aku masih ada kelas Al," balas Fahmi melepas tangan Alena.

" Ta---tapi," ucap Alena.

" Dah ya Al, aku balik ke kelas dulu," ucap Fahmi langsung keluar ruang UKS tanpa menoleh.

" Fahmi!"

" Apaan sih Al, udah deh. Jangan manja. Kamu istirahat aja, biar cepet sembuh trus bisa ngikutin pelajaran," ucap Fahmi lalu berpaling meninggalkan Alena.

Alena yang melihat hal itu, mencoba bangkit berdiri, namun kekuatannya masih lemah karena energinya cukup terkuras hari ini.

" Arrgh! Sial! Dasar sok jual mahal," kesal Alena berteriak sembari menatap pintu UKS yang tertutup.

" Uh, awas aja, nolak aku sama dengan cari mati dia," gumam Alena sesaat kemudian sembari menggigit kukunya.

Alena menggeram kesal. Tak pernah selama hidupnya ditolak oleh kaum lelaki seperti saat ini. Bahkan dari kalangan kaum vampire murni bangsawan sekalipun. Tapi saat ini, manusia biasa baru saja menolaknya.

" Dasar ternak sialan," umpat Alena kesal karena merasa harga dirinya terluka di tolak oleh Fahmi yang notabene nya adalah manusia---bank darah berjalan untuk kaum vampire seperti Alena.

Tok tok tok

Suara pintu yang terdengar di ketuk seketika membuyarkan lamunan Alena, segera gadis itu bangkit berdiri hendak membuka pintu---melihat siapa orang yang berani menambah kekesalannya di saat seperti sekarang ini.

" Hah, siapa sih?" Tanya Alena bingung, menatap ke arah kanan dan kiri namun tak menemukan siapa-siapa setelah pintu terbuka.

" Orang iseng mana sih yang pakek trik rendahan seperti itu," kesal Alena sesaat kemudian karena merasa dijahili oleh seseorang.

Bulu mata Alena bertaut bingung, namun tak urung senyum terpancar dari bibirnya kala indera penciumannya mengendus bau darah segar dari sebuah kantung plastik hitam kecil yang terdapat tepat di samping pintu luar UKS.

Tanpa menunggu waktu lagi, kantung plastik yang bagaikan harta karun tersebut kini sudah berada di genggaman tangan Alena. Tentu saja, vampire bodoh mana yang akan menolak darah segar percuma saat mereka sedang kehausan bukan?

" Tau aja si Alaric kalo aku lagi pengen ginian sekarang," ucap Alena senang sembari membolak-balikkan kantung darah ditangannya setelah mengunci pintu ruang UKS.

Memang, Alena punya kekuatan untuk mengendalikan pikiran manusia meski sesaat atau bahkan menghapus memori mereka seperti yang dilakukannya pada pagi hari tadi. Akan tetapi, dalam kondisi Alena saat ini hal tersebut tidak memungkinkan dilakukan dan cukup merepotkan.

Karena, untuk setiap kekuatan yang Ia gunakan akan menguras cukup tenaga Alena. Seperti yang terjadi saat ini, Alena bahkan tak cukup tenaga untuk terus-terusan mengontrol tubuh reinkarnasinya karena tenaganya telah terkuras bahkan sebelum memori Alena beserta kekuatan Alena benar-benar bangkit sepenuhnya pada tubuh reinkarnasinya saat ini.

" Enak juga," gumam Alena setelah meminum darah beberapa teguk yang terbungkus di dalam kantung persediaan darah.

Namun, belum sempat gadis tersebut melanjutkan acara pengisian tenaga dengan meminum habis semua darah yang tersedia di dalam kantung tersebut, tubuh Alena merasakan tenggorokannya kepanasan yang teramat sangat dan kakinya seolah lumpuh dan kehilangan keseimbangan.

" Arghhh!" Rintih Alena memegangi meja yang ada di sampingnya sebagai penyangga tubuhnya.

" Uhuk...uhuk..." Ia terbatuk-batuk keras karena tangan kirinya mencengkram kuat tenggorokannya yang terasa panas.

Alena terus terbatuk-batuk, hingga beberapa saat kemudian Ia merasakan pusing hingga membuat Ia terjatuh dan tak sadarkan diri.

Namun, beberapa detik sebelum Alena tak sadarkan diri, gadis itu sempat bergumam pelan sambil memegang bibirnya, " Aku ada di mana?"

.

.

See You Next Chapter

Add temen kalian tuk ikutan baca Pure Blood. Dan baca juga karya ku yang lain ya.

26 Mei 2018

Kalo gak sibuk, sempatkan vommentsnya ya 😗

#TeamAlFa




Pure Blood (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang