52👿

1K 93 13
                                    

Jangan lupa sempetin vote dan komen ya sebagai bentuk apresiasi terhadap karya Pure Blood ini.

Malam yang panjang
👿👿👿

Alaric mengusap darah segar yang tersisa di sudut bibirnya. Lalu melirik sebuah jam kecil yang melingkar manis di tangan seorang wanita cantik yang kini sudah tak bernyawa di hadapannya. Seorang wanita yang harus mengalami nasib yang malang karena terpikat oleh pesona Alaric. Pesona yang menyebabkan Ia terjebak di sebuah gang kecil dan menjadi santapan bagi dua orang vampir.

" Jam dua, masih lapar apa mau pulang sekarang?" Tanya Alaric sambil memerhatikan Alena yang mencabut taring nya dari leher sang korban.

" Masih lapar sih," jawab Alena sambil menyingkirkan gadis yang sudah tak bernyawa dalam dekapannya.

" Yaudah, ayo. Kebetulan, hari ini aku pengen menghabisi banyak manusia dalam skala besar." Ucap Alaric sambil bangkit berdiri.

" Haha, kali ini kamu tidak usah menjadi umpan lagi," tawa Alena saat melihat Alaric yang hendak melangkah pergi untuk mencari mangsa baru.

" Kenapa? Bukan kah kata kamu, kamu masih lapar?" Tanya Alaric sambil menghentikan langkah nya dan berbalik badan ke arah Alena.

" Iya, tapi, aku ingin mengunjungi mainan kesayangan ku dulu," jawab Alena sambil menyeringai.

" Oke, aku akan ikut." Ucap Alaric membuat Alena tersenyum cerah.

" Beneran? Tapi bukannya kamu pengen menghabisi seluruh manusia ya saat ini?" Tantang Alena.

Alaric mengalih kan pandangannya dari tatapan Alena, " Ya, itu bisa kapan-kapan saja. Tapi, melihat kamu bermain dengan mainan kesayanganmu mungkin jauh lebih menarik untuk di lakukan sekarang ini."

" Tahu rumah nya kan?" Tanya Alena.

" Nggak. Kamu dulu yang pergi," ucap Alaric membuat Alena mendengus kesal.

" Tsk. Dasar," gumam gadis itu, sembari melesat pergi menuju rumah yang selalu ingin Ia datangi.

Diikuti Alaric dibelakang nya, tak sampai tiga menit, Alena pun kini sudah berada di depan rumah megah milik Queen Wanna Be di sekolah, Vanesha.

Sungguh kecepatan yang membuat manusia yang tak punya kepekaan yang tinggi tidak akan sadar bahwa ada seorang vampir yang baru saja melesat lewat di jalanan pada dini hari. Dan seolah tak terjadi apa-apa atau tak ada satu pun yang lewat di antara lenggang nya jalanan malam.

" Kamu urus penjaga rumah dan keluarga nya dulu, baru samperin aku." Ucap Alena cepat lalu berlalu dari hadapan Alaric tanpa menunggu jawaban lelaki itu sama sekali.

" Tsk. Selalu saja," sungut Alaric namun tak elak menjalankan apa yang dikatakan Alena kepada dirinya.

Melihat Alaric yang bersungut-sungut kala mendapat perintah dari nya membuat Alena pun terkikik dari atas balkon kamar Vanesha.

" Hah. Kesenagan akan segera di mulai," ucap Alena sambil melirik kebelakangnya, menampakkan pintu balkon kamar Vanesha tertutup rapat.

Dengan langkah santai, Alena pun mendekati pintu tersebut. Mengetuknya pelan, berharap Vanesha mau membuka nya sebelum Alena menggunakan cara kasar yakni mendobrak nya hingga pintu tersebut rusak.

" Vanesha! Buka pintu nya dong," ucap Alena di sela ketukan dengan nada riang.

" He~lo. Vanesha, buruan bangun Putri Tidur!" Alena menggedor pintu Vanesha kini dengan sedikit lebih keras.

Membuat sang pemilik yang ada dari balik pintu pun perlahan-lahan membuka matanya. Mengernyitkan dahi nya ke arah pintu balkon yang menimbulkan suara yang mengusik dirinya dan sekaligus menimbulkan ketakutan.

Bagaimana tidak? Di jam segini, jam yang seharusnya semua orang terlelap tidur, ternyata ada orang yang menggedor-gedor pintu dengan keras. Terlebih lagi, gedoran itu berasal dari pintu balkon kamar Vanesha.

" S---siapa yang, bagaimana bisa ada suara gedoran pada pintu balkon kamarku pada jam segini? Terlebih lagi kamarku berada di lantai tiga," rentetan pertanyaan yang membuat bulu kuduk Vanesha diam-diam berdiri pun berkecamuk membuat gadis tersebut menggengam selimut dengan perasaan ketakutan sambil terus menatap ke arah pintu balkon.

Hingga, sebuah keheningan tiba-tiba tercipta tak berselang lama kemudian. Membuat Vanesha sedikit bernafas lega.

Namun, sayangnya, kejadian selanjut nya membuat Vanesha menjerit kaget kala pintu balkon tersebut terbang membentur tembok lalu hancur menjadi berkeping-keping. Degupan jantung Vanesha berpacu dengan cepat sambil melihat bongkahan kayu tersebut.

" Hei bitch, sorry pintu kamu aku rusakin. Abis nya kayaknya kamu lupa cara ngebukain pintu gimana," ucap Alena sambil melangkah masuk ke dalam kamar Vanesha.

Vanesha yang mendengar suara  yang familiar di telinganya itu seketika menoleh ke arah Alena.

" A---lena!" Ucap Vanesha kaget dan sekaligus tak percaya.

" Yes, its me. Do you miss me?" Balas Alena dengan seringaian yang terukir di wajah nya kala melihat reaksi Vanesha.

👿👿👿

02 September 2018

Sudah kah anda meninggalkan jejak di cerita ini dan tidak menjadi silent readers?

Follow ig ku ya allifaaa99

See You Next Chapter

Terimakasih

Pure Blood (COMPLETE)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora