🍁32👿

1.4K 118 16
                                    


🔐 Next chapter 33 akan di private.

Jangan lupa tinggalkan jejak sebagai bentuk apresiasi kepada penulis :)

Kemarahan Alaric


Alaric memandang ke gerbang sekolahan yang sudah ditutup, menatap dengan penuh perasaan kesal ingin bertemu dengan Jayden saat itu juga.

" Hei, kamu mau ngapain," ucap Pak Joseph menghentikan tindakan Alaric yang hendak membuka gerbang sekolah.

" Kenapa kamu tidak memakai seragam sekolah? Kamu bukan anak SMA Felix ya," ucap Pak Joseph lagi.

Alaric mendecak kesal mendengar pertanyaan yang beruntun itu, Ia tak punya waktu untuk berurusan dengan manusia seperti ini untuk sekarang.

" Hei, kenapa kamu diam saja?" Tanya Pak Joseph mendekat,

" Diam lah, aku tak ada waktu berurusan dengan mu," ucap Alaric sambil mengangkat tangannya, menggunakan kekuatannya untuk membuat Pak Joseph tak sadarkan diri.

Brukkkk

Tubuh Pak Joseph jatuh seketika membentur tanah. Dan Alaric tanpa buang-buang waktu lagi segera membuka pintu gerbang dan melesat masuk mencari Jayden dengan mengendus aroma dari lelaki itu.

" Jayden..." batinnya sambil mengepalkan tangan menahan kekesalan karena kemunculan Jayden dihadapan Alena.

Namun sayang, sudah setengah jam berlalu Alaric mengikuti jejak Jayden, namun Ia hanya berputar pada tempat yang sama. " Mana sih dia itu, apa dia muter-muter biar indera penciuman ku jadi bingung," kesal Alaric sambil memandang ke arah sekitar.

" Jangan gitu dong, kesannya kayak aku kurang kerjaan aja," ucap seseorang dari arah belakang Alaric dengan tersenyum mencemooh. " Mungkin karena kamu udah berumur mangkanya indera penciuman kamu sebagai vampir rusak,"

" Jayden----" geram Alaric kala melihat Jayden tepat berada di depan mata nya.

Tak menunggu waktu lama, Alaric langsung menarik kerah Jayden, membawa laki-laki itu ke tempat sepi dan mendorong nya dengan kencang ke tembok.

" Gila. Sakit tau," ucap Jayden menatap Alaric yang terlihat kesal.

Alaric menggeram. Ia tau jelas Jayden sedang mengejek nya, " Diam kau!" Ucap laki-laki itu sambil mencengkram kuat kerah Jayden.

" Kenapa kau ada di sini, hah! Apa yang kau ingin kan dari Alena," tanya Jayden dengan pandangan marah, matanya seketika berubah menjadi warna merah darah. Bahkan gigi taringnya mencuat sejak beberapa detik yang lalu.

" Lepasin," ucap Jayden meminta Alaric menjauh kan tangannya dari kerah baju nya.

" Nggak denger ya, aku bilang lepasin," ronta Jayden sambil mendorong Alaric kencang kala tak mendapati jawaban sama sekali.

" Sssshhh," desis Alaric menegakkan tubuh nya kembali sambil berdiri tegak seperti semula setelah hampir terhuyung kebelakang karena Jayden.

" Jauhin Alena, iya kan. Itu yang mau lo katakan, apa aku salah?" Ucap Jayden melipat tangannya.

" Nggak akan pernah." Lanjut Jayden.

" Hah. Nggak sadar diri ya kau. Nggak inget apa yang udah kau perbuat ke Alena hah semasa hidup nya!" Alaric memandang Jayden penuh kebencian.

" Kenapa? Emang ada yang salah,hmm? Toh dia udah bereinkarnasi," cibir Jayden membuat Alaric menggeleng tak percaya.

" Apa? Sadar nggak sih, ini bukan masalah reinkarnasi atau nggak nya bangsat! Ini masalah karena tindakan bodoh kau, Alena harus kehilangan nyawanya," ucap Alaric mengepalkan tangannya menahan amarah.

" Gini ya, kalau aku nggak bisa dapatin Alena. Siapapun nggak boleh dapatin dia. Atau seenggak nya...dia nggak boleh bersama orang lain," Jayden menatap Alaric marah, memandang lelaki itu penuh kebencian.

" Gila," Alaric menggeleng tak percaya mendengar ucapan Jayden.

Jayden tersenyum miring mendengar hinaan Alaric. " Ya... Terdengar gila memang. Tapi, nggak ada yang gila selama itu berkaitan dengan cinta tulus ku ke Alena..."

" Itu bukan cinta bodoh!" Ucap Alaric sambil menatap tatapan kebencian Jayden pada dirinya.

" Diam... Kau nggak akan pernah tau rasa nya jadi aku.. Saat orang yang kau cintai direbut oleh sahabat mu sendiri," sindir Jayden menatap Alaric dengan penuh luka dan kebencian.

Alaric terdiam sesaat, " Sedang menyindir,hmm? Aku nggak pernah ngerebut. Inget itu,"

" Iya, terserah apa ucapan mu. Tapi yang jelas aku nggak akan kalah kali ini. Alena hanya milikku. Milikku. Inget itu," ucap Jayden penuh keseriusan hingga mata nya berubah warna merah darah namun tak sepekat milik Alaric.

Alaric menghembuskan nafas berat, mengacak rambut nya asal, lalu, dibalik sela tangannya saat  sedang mengacak rambut, Ia menatap Jayden dingin ditambah hawa sekitar saat itu berubah menjadi mencekam dan terasa sesak untuk bernafas, " Dengar kawan... menggodanya... You dead! Menyentuhnya, You dead! Menyakitinya...Absolutely dead! Dan jika kau berani menyebutnya dari ku...Very Very Dead!"

" Camkan hal itu baik-baik," imbuh Alaric sebelum berlalu dari Jayden dan melesat pergi ke rumah ditempat Alena berada saat ini.

Tangan Jayden sedikit bergetar saat melihat perubahan sikap Alaric yang baru kali ini Ia lihat semasa hidup nya, " Sialan kau," umpat lelaki itu.

See You Next Chapter

19 Juli 2018

Follow ig ku ya allifaaa99

Sudah kah Anda meninggalkan jejak sebagai bentuk apresiasi?

Terimakasih :)

Pure Blood (COMPLETE)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon